4# Delores

2.1K 327 78
                                    

Kami berdua, aku dan Five, memasuki mini market. "Ambil saja apapun yang kau mau, Five." Kataku sebelum pergi dan tenggelam menuju rak-rak makanan. Aku berjalan menuju lemari pendingin, mengambil kaleng minuman dan membawanya ke kasir. Five mengambil segelas kopi instan yang telah diseduh, ia meminumnya dan menungguku disebelah kasir.

Aku mengambil dompetku dan memberikan sejumlah uang.

"Kau masih menyimpan foto itu?"

Author POV

Selagi (Name) mengeluarkan lembar uang kertas, Five melirik kearah dompet berwarna (F/C) milikmu, memerhatikan foto yang terpajang disana sebenarnya.

"Kau masih menyimpan foto itu?" (Name) menaikkan alisnya, lalu melihat kearah mana Five melihat.

"Oh, tentu saja. Ini favoritku," kata (Name) tersenyum lalu menerima kembalian.

Mereka keluar dari minimarket, duduk diatas anak tangga disana. (Name) menempelkan kaleng dingin yang ia beli pada pipinya, setidaknya ini lebih baik.

(Name) mengeluarkan foto yang ia selipkan pada salah satu kantung dompetnya yang memiliki warna transparan.

"Yeah, masa kecil, indah bukan?" Kata (Name) tak hentinya memandang sebuah polaroid ditangannya.

Five meminum kopinya, juga tak henti melirik foto itu. Dimana dirinya dan gadis itu berdiri berdampingan, memakai mahkota bunga yang (Name) buat. Wajahnya terlihat datar, tapi tidak dengan  yang berwajah sumringah.

Dengan latar belakang Klaus yang berdiri dibelakang mereka, mencuri tempat agar bisa ikut berfoto, ia membuat bentuk hati dengan kedua lengannya diatas kepala. Juga ada Diego yang berpose dengan pisau kesayangannya. Luther dan Allison yang duduk bersebelahan tak sadar bahwa mereka berdua juga terkena jiprat. Terimakasih untuk Ben yang menjadi fotografer mendadak. Sayang tak ada Vanya karena gadis itu sedang bermain Violin di dalam rumah.

"Aku selalu menaruhnya di dompetku, berharap kamu segera kembali. Tim terasa kurang tanpamu, begitu juga dengan Ben."

Five menatap gadis disebelahnya yang tengah mengusap air mata dengan punggung tangannya. Tanpa sadar, ia menjulurkan lengannya, membantu menyeka air mata (Name) dengan jari telunjuknya. "Dan sekarang aku disini," kata Five sedikit menyunggingkan senyum.

"Baiklah," Five berdiri dan membuang gelas kopinya ke sembarang tempat. "Aku akan pergi ke suatu tempat, jika kau mau ikut."

"Five! Kamu tak boleh buang sampah sembarangan, itu mengotori--"

"Siapa peduli, kiamat datang dalam 7 hari." Five menggandeng tangan gadis itu dan menariknya pergi.

***

(Name) POV

Rintik hujan membasahi, aku dan Five melewati sebuah parkiran, ia berjalan memimpin di depanku sementara aku menutupi kepalaku dengan jas almameter akademi yang kupakai, sementara lelaki itu hanya berjalan santai seolah tak terjadi apapun.

GIMBEL BROTHERS

Five mengambil tanganku dan ia melompat, kami langsung muncul di dalam toko. Gelap, hanya ada beberapa lampu yang di nyalakan, itupun tak begitu terang.

"Untuk apa kita kesini? Petunjuk lainnya?" Kataku penasaran.

Banyak baju-baju yang diganteng dihadapan kami. Banner bertuliskan 'Wanita' di gantung di atas. "Ayo," ajaknya.

Aku dan Five mengambil senter yang terjual disana, menyalakan senter dan mengarahkan cahayanya ke segela arah. Five tampak mencari sesuatu, tentu aku tak tau apa itu, aku hanya memerhatikan sekitar, menahan hasratku untuk tidak mengambil dan melihat-lihat baju lucu dan bagus yang dijual.

Edelweiss [Five x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang