2# He's Back

2.4K 376 40
                                    

Disaat kami semua tengah berdansa pada diri sendiri karena mendengar musik yang dimainkan keras entah darimana. Tiba-tiba saja seperti badai biru dan angin yang berhembus riuh berada di halaman belakang.

Aku yang sedang menyiram pot bunga yang ada di kamar ku, hampir memekik karena sekop tanaman yang ada di atas meja hampir mengenai wajahku.

Aku langsung keluar dari kamar menuju halaman belakang, bersama dengan yang lain.

Sesuatu seperti gelombong berwarna biru berada diatas langit.

"Jangan mendekat!" Allison menarikku kebelakang, seolah takut aku akan terhisap masuk kedalam sana.

"Seperti penyimpangan sementara. Entah itu atau miniatur lubang dunia satu dari dua." Kami hanya terus menatap gelombang biru itu. "Itu perbedaan cukup besar Paul Bunyan," Kata Diego.

Tiba-tiba Klaus berlari dari dalam rumah, "Minggir!" Dan melempar APAR kearah lubang gelombang biru itu, terhisap kedalam sana dan tak kembali.

"Apa yang kau lakukan?!" Kataku.

Klaus mengedikkan kedua bahunya, "Entahlah, kau punya ide yang lebih baik?" Jelas Klaus masih mabuk.

Lubang itu semakin melebar, menampakkan pria tua dengan jas hitam. "Semuanya di belakangku!" Kata Luther sambil membentengi kami.

"Aku memilih lari! Ayo!" Kata Klaus.

Pria tua itu tak lama berubah menjadi seorang lelaki remaja yang tak dapat kulihat dengan jelas wajahnya, ayolah, tubuhku paling kecil disini.

Lelaki itu terjatuh dari lubang, bersamaan dengan lubang gelombang biru itu menghilang.

Kami mendekati perlahan lelaki itu. Ia terbangun dan menatap kami semua.

"Five?" Gumamku.

"Apa yang lain melihat number Five kecil, atau hanya aku?" Kata Klaus setelah ia mendengar gumamanku.

Five melihat dirinya sendiri, lalu mengumpat "Sial!"

***

Five menaruh talenan dan pisau diatas meja makan, "Tanggal berapa? Tanggal sebenarnya," ia membuka lemari makanan, mengambil roti.

"Tanggal 24." Kataku.

"Bulan apa?"

"Maret." Jawab Vanya.

Kami semua menatap Five heran, aku ingin sekali memeluknya setelah belasan tahun, tapi agak ragu karna melihatnya tiba-tiba muncul.

"Bagus," ia mulai membuat roti isi favoritnya.

"Apa kita akan membicarakan yang terjadi?" Luther bertanya tak sabar.

Five tak menjawab, masih sibuk dengan rotinya.

Luther berdiri dan menghadap Five, "Sudah 17 tahun."

Five kini juga menghadap pada Luther, "Sudah lebih lama dari itu." Five meloncat lalu muncul kembali didepan laci makanan, mengambil marshmallow.

"Aku tak melewatkannya," Luther tak terima.

Diego tersenyum mengejek, "Mau ke mana?"

"Masa depan. Ini sial," Five meloncat dan kembali muncul dihadapan talenan yang ia ambil tadi. "Harusnya aku mendengarkan pria tua itu. Melompati jarak adalah suatu hal," Ia membuka kulkas, melihat-lihat dan mengambil jar selai yang ada.

Edelweiss [Five x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang