6# Feeling

1.5K 263 92
                                    

WARNING 15+: Chapter ini terdapat kiss scene, untuk kalian yang merasa tidak nyaman dan dibawah umur untuk hal tersebut, mohon untuk dilewati. Dan akan ada tanda-tanda kapan itu akan terjadi dan aku yakin kalian akan menyadarinya.

______________________________________

Malam hari dengan suasana ramai, suara kendaraan berlalu lalang.

Luther dan Diego menemukan Five serta saudari mereka, (Name), di perpustakaan dengan keadaan mabuk berat.

"Kita tak bisa kembali ke rumah. Tak aman. Psikopat itu bisa kembali kapan saja," ucap Luther yang tengah menggendong Five serta manekin berpakaian putih polkadot hitam. Mereka melewati gang kecil lembap nan gelap.

"Tempatku lebih dekat. Dia takkan dicari di sana," timpal Diego yang menggendong saudari tak sedarah seperti pengantin.

Five menelan ludahnya hingga menimbulkan suara decitan.

"Jika kau memuntahi aku..." ancam Luther menatap Five tajam.

"Kau tahu yang lucu? Aku melalui pubertas. Dua kali," ucap Five melantur.

"Kau mimpi basah? Menjijikan." Kini gadis bersurai (Hair Color) itu bersuara.

"Aku menghabiskan sebotol, 'kan?" Tanya Five entah ditujukan untuk siapa.

"Aku rasa aku juga minum 1 botol," timpal (Name).

"Kau mengajak (Name) mabuk?" Tanya Diego tak percaya.

Five tak menjawab apapaun, melainkan meneruskan kalimatnya yang melantur.

"Itu yang kau lakukan, saat dunia yang kau cintai akan berakhir. Wus! hilang," ucap Five mengibaskan tangannya namun tetap memeluk Delores.

"Kalian membicarakan apa?" Five menatap Luther dan Diego bergantian.

Luther menghela napas. " Dua pengacau bertopeng menyerang Academy tadi malam."

"Mereka mencarimu. Jadi, kau harus fokus. Mereka maunya apa?" lanjut Diego.

"Hazel dan Cha-cha," gumam Five.

"Siapa?" Tanya Diego cepat dan melirik kearah Five yang berada di belakangnya.

"Aku benci kode nama," gerutu Luther.

"Jadi bajingan itu yang menembak kakiku?" Tanya (Name) kesal.

"Paling terbaik. Kecuali untukku, tentunya."

"Terbaik apa?" Tanya Luther tak sabar.

Five lagi-lagi tak menjawab, "Delores bilang ia benci saat aku minum. Seharusnya menamaiku Shirley."

"Hei! Kau harus fokus." Diego berbalik menghadap Five yang mabuk berat.

"Apa yang Hazel dan Cha-Cha inginkan?" Tanya Diego dengan penekanan diseluruh kata.

Five menyeringai, tersenyum lebar dan terkekeh meremehkan.

"Kami hanya ingin melindungimu," jelas Diego.

"Melindungiku. Aku tak butuh perlindunganmu. Bahkan aku rasa (Name) tak butuh. Kau tahu berapa orang yang telah kubunuh?"

Diego melirik Luther, keduanya tengah mendengar ocehan Five. "Aku empat penunggang kuda. Wahyu akan datang." Lalu tak lama Five muntah di samping Luther.

"Aku Dora," kata (Name) tiba-tiba.

"Apa?" Tanya Diego yang tak mengerti.

"Aku Dora, kamu Diego, dan Luther akan jadi kera bersepatu merah," akhir (Name) dengan cekikikan.

Edelweiss [Five x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang