1# The Umbrella Academy

3.3K 427 23
                                    

Mengambil makanan cepat saji yang ia bekukan di lemari atas kulkas. Memanaskannya hingga meleleh, menghasilkan semangkuk hangat sup ayam.

(Name) menyendok sesendok sup ke dalam mulutnya sambil menyalakan TV.

"Sir Reginald, telah ditemukan wafat..."

Mendengar nama sang ayah, tangannya reflek untuk membesarkan volume suara TV.

Kegiatan makannya terhenti dan lebih tertarik dengan mendengarkan berita yang ada.

"Dad.." Gumamnya.

***

(Name) buru-buru keluar dari tokonya, "Kapan kau akan kembali?" Kata salah satu karyawannya yang memang sudah berteman lama. "Entahlah, tapi aku harus pergi sekarang. Tolong jaga tokonya ya!" (Name) melambai pergi kearah karyawannya dan bergegas pergi.

Sebuah rumah besar dengan pintu besi yang kokoh, (Name) menarik napas dan menghembuskannya, sedikit ragu memasuki bangunan yang dulu menjadi rumahnya dan saudara saudarinya.

Gadis itu melangkah masuk, berjalan perlahan, kepalanya menoleh kesana kemari mencari penghuni rumah.

"Ibu?" Katanya saat melihat seorang wanita yang duduk di depan perapian. Bingkai foto sang saudara nomor 5 dipajang diatas perapian.

"(Name)?" Panggil seseorang.

Sang empunya nama menoleh, "Allison?"

Saudari, si nomor 3, Allison, memeluk gadis di depannya. Allison melepaskan pelukannya, dan menatap saudarinya dari atas hingga bawah, "kau..."

(Name) terkekeh, "yeah, tak bisa menua atau bertumbuh sejak saat itu."

(Name) menaruh bunga yang ia bawa kedalam vas bunga yang ada. "Selamat pulang kembali nona (Name)." Sapa Pogo yang datang dengan tongkat berjalannya.

(Name) menoleh dan tersenyum, "Pogo." (Name) berjalan mendekati simpanse yang sudah terlihat tua itu, memeluknya, Pogo membalas pelukan (Name). "Senang bertemu denganmu."

Tak lama kemudian Vanya datang, (name)dan Pogo menyambutnya. "Hai Vanya," sapanya. Vanya tersenyum kearah saudarinya,"kau tak berubah."

"Well, tak bisa bertumbuh maupun menua lagi. Aku juga tidak tau." Jelas (Name).

(Name) mendekati dan memandang lukisan diatas api unggun. Tanpa sadar, Vanya maupun Pogo ikut bergabung memandangi lukisan itu.

"Sudah berapa lama setelah Five hilang?" Tanya Vanya, tetap menatap lukisan di hadapannya.

"Sudah 16 tahun, 4 bulan dan 14 hari."

(Name) maupun Vanya beralih menatap Pogo. "Ayahmu bersikeras agar aku memantaunya," jelas pogo.

"Kalian ingin dengar hal bodoh? Aku selalu meninggalkan lampu menyala untuknya. Aku takut ia sudah kembali. Pasti sudah malam dan rumah sudah gelap, dan ia tak bisa menemukkan kita jadi dia pergi lagi." Kata Vanya sambil sesekali melihat lukisan Five.

"Jadi, setiap malam aku akan membuat kudapan dan memastikan semua lampu menyala." Pogo mengangguk.

"Oh, aku ingat kudapan mu, aku yakin mengganti selai kacang dengan marshmallow." Seketika kening (Name) mengkerut, "tunggu, roti isi dengan selai kacang dan marshmallow?" Vanya mengangguk.

Edelweiss [Five x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang