🌻Twenty Two🌻

2K 105 0
                                    

Happy reading

—————


"Huuhhh.. leganyaa," Luna menyiram toilet kemudian ia merapikan roknya.

Tak lama kemudian derap langkah terdengar memasuki toilet "Kau tahu Luna kekasih Mr. Peterson?" Seorang wanita terdengar seperti menggunjingkan dirinya Luna pun mengurungkan niatnya keluar dari dalam bilik toiletnya. "Aku ingin tahu bagaimana caranya ia bisa centil kepada bos dan membuatnya luluh seperti itu," lanjut wanita itu sembari membetulkan makeupnya.

"Kurasa dia wanita murahan yang mengincar harta Mr. Peterson saja, yang kudengar dia itu sebenarnya orang miskin tapi memang kuakui dia berwajah cantik," sahut wanita yang lainnya.

"Tentu saja dia cantik pasti dia menggunakan kekayaan bos hot kita untuk perawatan kecantikannya.. lagipula menurutku mereka tidak pantas karna tidak sekelas... Hahaha.."

"Kau benar Hahaha... gadis tidak jelas asal usulnya memang tidak pantas untuk pria semenawan Mr. Peterson.."

"Ayo kita pergi banyak pekerjaan hari ini.." suara derap langkah pun semakin menjauh, Luna keluar dari persembunyiannya.

Luna tahu bahwa tidak sedikit juga yang tidak menyukai hubungannya dengan Nicholas namun baru kali ini Luna mendengar hinaan secara langsung kepadanya. Ia menatap cermin yang ada diwastafel dengan sendu, perkataan wanita tadi benar - benar menyayat hatinya dan membuatnya tertampar akan kenyataan bahwa seorang gadis miskin sepertinya memang tidak pantas bersanding dengan orang terpandang seperti Nicholas.

Luna mencintai Nicholas tapi kenyataan memang tidak adil tidak seharusnya gadis sepertinya menjadi kekasih Nicholas, ia pasti akan menjadi aib dihidup Nicholas.

Dengan lesu Luna beranjak kembali ke meja kerjanya. Luna hanya melamun dan tatapannya menerawang kosong. Jack yang berada diseberang meja Luna menyadari ada yang tidak beres dengan keadaan Luna. Ia mendekati meja Luna.

"Hei kau kenapa terlihat murung? Mau kupanggilkan kekasihmu agar lebih baik?" Tawar Jack.

"Ah tidak perlu... lagipula Nicholas kan juga sedang ada rapat penting diruangannya." Kekasihnya itu memang sedang sibuk saat ini. Entahlah sekarang ia menjadi ragu menyebut pria itu kekasihnya rasanya ia tidak pantas.

"Apa kau sedang senggang? ayo minum teh bersamaku dipantry kurasa itu dapat membuatmu lebih baik," tentu saja Luna sedang senggang Nicholas tidak pernah memberinya pekerjaan berat. Melihat tawaran baik Jack tidak ada salahnya kan jika mengiyakan tawarannya.

"Baiklah tentu," balas Luna.

🌻🌻🌻

Jack menyesap tehnya, kini mereka berdua sedang duduk dibangku pantry. "Jadi apa yang menganggumu Luna? Kau terlihat murung dan tidak baik sedari tadi," disaat Jack bertanya bertepatan dengan Harry yang masuk ke pantry. "Oh hai lagi Luna.. halo Mr. Harold," sapa Harry sembari mengambil segelas air dari dispenser.

Luna yang disapa hanya tersenyum kecut Harry yang melihat wajah murung Luna "apa kau tidak apa Luna? Sepertinya aku mengganggu kalian mengobrol ya? Kalau begitu aku pergi dulu,"

"Tidak apa Harry kau tetap disini saja bersama kami," sahut Luna.

"Jadi saat ini aku sedang ragu dan sedih mengenai hubunganku..." kemudian mengalirlah cerita penyebab gadis cantik itu sedih saat ini.

Mendengar keluh kesah Luna Jack memberikan saran "Kau tidak perlu khawatir Luna aku yakin Nicholas memang mencintaimu apa adanya.."

"Iya kurasa itu benar karna selama ini Mr. Peterson tidak pernah bersikap baik seperti itu sebelumnya." Sahut Harry.

Pretty Sunflower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang