Selamat membaca:)
Namaku Adila Jasmine .Aku ingin berbagi cerita tentang dia. Aku dan dia berbeda. Dia dari kalangan berada sedangkan aku dari kalangan sederhana, dia pintar dan aku biasa saja. Ini kisah cintaku.Dimana cinta tak selalu diungkapkan dengan kata. Namun diam menjadi solusinya. Terkadang kenyataan memang menyakitkan tetapi dibaliknya sudah ada rencana yang lebih menyenangkan.
Bell sekolah telah berbunyi, semua murid di koridor berhamburan masuk ke kelas. Aku menyusuri koridor dengan berlari, takutnya guru telah memulai pelajaran. Aku sampai dikelas dengan nafas tidak teratur."Huh Untung aku enggak telat" batin ku sambil berjalan ke tempat duduk"
"Hampir lo telat lo Dil. Habis di gorok lu sama bu nopi" sahut Rina. Dia Rinanurse. Bukan artis di tv2 tapi ini sahabat sebangku ku dari kelas 10 hingga 12 sekarang. Dia bisa dibilang seperti keluarga yang selalu ada ketika aku butuh.
Selesai pelajaran pertama aku dan
Rina menuju kantin. Cacing diperutku sudah bergoyang pertanda minta diisi secepatnya."Yahh.. Kita duduk dimana dong. Udah enggak ada ini sisa bangkunya" aku cemberut sambil menajamkan mata mencari bangku kosong.
"Nah disana ada, tapi lo harus deketan sama masa depan lo," ucap Rina dengan nada menyebalkan. tetapi aku terus tersenyum ketika Rina mendapati bangku yang bagus. Makan dapat bonus melihat pemandangan indah.
"Dimimpi . Yahahaha" Rina langsung menyentil keningku ketika melihatku tersenyum sendiri.
Aku langsung saja menarik tangan Rina tanpa menjawab ocehannya yang sedang memarahiku karna hampir saja dia terjatuh akibat kecerobohanku.
Aku duduk berhadapan dengan cowok yang selalu aku kejar dari kelas 10 hingga sekarang. Namanya Rafardan Pratama. Cowok dengan sejuta prestasi dan mempunyai bentuk wajah yang terukir sempurna. Sayangnya dia tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang [COMPLETED]
Short Story[Belum Revisi] Tidak semua cinta berkahir bahagia - Jasmine