Bagian 4

19 9 2
                                    

Selamat membaca:)

" Dia enggak bisa datang ma. Neneknya dari Kanada baru aja nyampe di Indonesia" Ucap Rafa.

Senyum ku seketika luntur. Ternyata itu itu Rina, bukan aku.

"  Terus ini siapa? Penampilannya kok kayak gini? Heh kamu,nggak punya baju yang lebih bagusan dikit?"  Mama Rafa berucap seperti itu padaku. Aku spontan memandang Rafa.

" Mama jangan asal ngomong. Dia temen ku mah. Mama jaga perasaan orang dong" Ucap Rafa setengah membentak. Aku langsung berlari entah ke mana. Tujuan ku hanya satu yaitu pintu keluar.

Aku berhenti di sebuah taman. Aku menangis sejadi jadinya. Dada ku terasa sesak. Mama Rafa saja tidak menyukaiku. Bagaimana dengan perasaan Rafa padaku. Tiba tiba ada yang datang dan mendekapku dengan pelukan hangat.

" Hei.Sssuut. Maafin kata-kata nyokap gue ya. Enggak usah di masukin ke hati"  ucap Rafa menenangkan. Aku terisak di pelukan Rafa. Dagu Rafa di letakan diatas kepalaku. Setelah aku tenang Rafa mengantarku pulang.

Tak disangka sebentar lagi kami akan melaksanakan ujian akhir semester. Itu tandanya aku akan lulus dalam hitungan hari. Pandangan ku tak henti- henti nya kearah Rafa. Dia begitu serius mengerjakan soal yang berserakan di meja perpustakaan ini.

"Enggak nyangka ya kita bakalan lulus bentar lagi" ucap Rina memulai pembicaraan. Aku hanya mangut-mangut saja. Aku pikir suatu saat aku akan mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya dengan Rafa.

Seminggu telah berlalu. Kami telah menyelesaikan ujian akhir kami. Alhamdulillah aku tidak kesusahan dalam menjawab soal. Aku belajar giat agar aku bisa lulus dengan nilai yang terbaik dan Hari ini hari pengumuman kelulusan.

" yeyy. Kita lulus Dil. Gue lulus" Ucap Rina sangat bahagia"

" Iya Na. Aku enggak nyangka udah 3 tahun kita sama2 akhirnya berpisah ya" ucapku yang hampir saja menangis. Rina melepaskan pelukannya dengan senyum yang tak luput begitu juga aku.

Hilang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang