Aku baru saja menyelesaikan sebuah syuting sinetron striping di sebuah desa yang asri. Meski lingkungan di sekitarku begitu sejuk, namun hawa dingin di daerah sini tidak bisa memadamkan kekalutan di dalam hatiku yang baru mengetahui perihal perselingkuhan pacarku dengan aktor baru yang sedang naik daun di stasiun televisi sebelah.
"Mang, pinjem kunci mobil dong! Aku lagi suntuk banget nih, pengen cari hiburan," ucapku kepada Asisten pribadiku yang saat ini sedang nongkrong dengan anak-anak kru lain di dekat lokasi syuting sinetron ini.
"Ini, Mas," ucap Mang Gani seraya menyerahkan kunci mobil yang selalu dia pegang ke arahku.
"Makasih, Mang," cakapku yang langsung meraih kunci mobil itu dan segera berjalan pergi meninggalkan kerumunan anak-anak kru yang sedang nongkrong.
"Mas Jagad!" kudengar suara Mang Gani memanggilku kembali, kutolehkan kepalaku ke arah belakang.
"Pulangnya jangan kepagian ya, Mas! Besok subuh Mas Jagad harus sudah siap untuk syuting kembali," tutur Mang Gani memberitahu.
"Siap, Mang," timpalku yang kini mulai melanjutkan langkahku kembali ke arah mobil yang terparkir di ujung sana.
Biip! Biip!
Terdengar bunyi biip dengan lampu mobil yang menyala sekilas saat aku menekan kunci di tanganku ini untuk membuka kunci pengaman pintu mobilku.
Kutarik handel pintu mobil merah ini dan aku segera masuk ke dalamnya.
Blam!
Pintu mobil kini telah aku tutup kembali dan aku segera menghidupkan mesin mobil yang sepertinya sudah dingin tidak dipakai beberapa hari karena aku jarang meminta hal yang aneh-aneh kepada Asisten pribadiku.
Sekalinya ada barang yang kuperlukan, paling aku minta Mang Gani untuk membelinya di warung terdekat, namun jika barang yang aku mau tidak ada, barulah dia akan menggunakan mobil untuk pergi ke kota terdekat guna untuk membeli barang yang aku inginkan.
Sudah satu bulan lamanya aku tinggal di desa Kincir karena proses syuting sinetronku diadakan di desa kecil ini.
Aku pulang hanya satu bulan sekali, itu pun tidak sampai berminggu-minggu, paling hanya beberapa hari saja karena aku harus segera kembali ke desa ini untuk melakukan proses syuting agar sinetronku bisa ditayangkan setiap hari.
Mobil merahku kini mulai memecah jalanan desa yang sedang sepi, di mana penerangan lampu di sepanjang jalan sangatlah minim.
Langit begitu gelap karena masih tertutup awan hitam yang beberapa jam yang lalu menurunkan air hujan yang mengguyur wilayah ini.
Ditambah lagi, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, maka wajar saja jika sekelilingku diselimuti oleh kegelapan.
Kukendarai mobil merah ini dengan kecepatan yang tinggi dan setiap di tikungan pasti memakan bahu jalan lain, untunglah kondisi jalanan sedang sepi, jadi tidak terlalu masalah jika mobilku berjalan di tengah-tengah jalanan desa ini.
Kini mobilku mulai memasuki area hutan dengan kelokan yang cukup tajam, dan tiba-tiba, brakkk!
Mobil merahku telah menabrak pengendara sepeda motor yang melaju dari arah berlawanan saat kendaraan kami sedang mencoba menikung.
Ckiiit!
Aku langsung mengerem mobilku beberapa puluh meter dari lokasi kejadian.
Napasku mulai memburu dengan kepala yang bertumpu pada stir mobil merah ini.
Jantungku berdetak tidak karuan karena aku baru saja menabrak seseorang.
Apa yang harus aku lakukan saat ini?
Apakah aku harus menolong mereka? Atau kabur saja?
Toh tidak ada satu pun saksi mata yang melihat kejadian ini.
Kini aku mulai menginjak kembali pedal gas mobilku dan meninggalkan tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Istriku Bukan Adikku
Fiksi UmumJadad sengaja merahasiakan identitas aslinya yang merupakan suami dari Aruna karena suatu alasan. Aruna yang tidak punya sanak saudara lagi akhirnya ikut tinggal bersama dengan Jadag di rumah lelaki itu. Aruna tidak curiga sedikit pun akan identitas...