Rumah kokoh itu tidak lagi berpenghuni, dan tidak ada tanda-tanda akan dihuni kembali oleh pemiliknya, ini sudah tahun kedua untuk gadis itu kembali dengan tangan kosong.
"Kenapa kamu ninggalin aku?" lirih nya memecah keheningan malam.
Tatapan kosong itu memandang nanar rumah bak istana ini, di usap nya bulir kerapuhan yang entah sejak kapan keluarnya, lagi-lagi harus seperti ini.
Ia bangkit sambil tersenyum hambar, dilihat nya arloji yang tersemat dengan liontin kupu-kupu itu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya untuk kembali.
Nafas gadis itu tercekat melihat sosok yang tersenyum tipis disebrang sana. Jealina menutup mulut nya tidak percaya, perlahan tapi pasti ia setengah berlari menujuk sosok yang sudah merentankan tangan nya.
Brak!
Hantaman keras yang memekak kan telinga membuat Jealina tersadar, yang dilihat nya barusan hanyalah sebuah ilusi, sampai kapan pun semuanya tidak akan kembali, hingga semuanya memburam dan lenyap di pandangan nya.
"Je!"
"Jealina!"
***
"Heh! Lo ngapain planga-plongo kek gitu?"
"Gue heran tau Can, pertanyaan gue yang terpendam selama ini itu, kenapa waktu Je amnesia dia gak lupa sama bahasanya?"
Cantika menempeleng kepala Roy kasar, "Bego!"
"Anjim!" Roy mengelus kepala nya, melirik Cantika dengan tajam, "lo kalau gak tau jawabannya gak usah gitu juga!"
"Lo ngeremehin juara kelas kek gue?"
Roy mengangguk mantab.
"Gini nih, kalo masuk mipa cuma numpang nama! Lo dengar baik-baik, jadi waktu amnesia itu kerusakan terjadi pada bagian otak Sistem Lembik, nah sistem ini itu mendukung fungsi emosi, prilaku, memori dan-"
Cantika menjeda ucapannya saat Rio menyodorkan air minum.
"Minum dulu bos!"
Cantika meneguk cepat, kembali ke topik kecerdasan nya.
"Dan banyak lagi, terus kenapa dia gak lupa bahasanya? Karena, bahasa itu terletak di Area Broca dan Wernicke, so karena amnesia itu kerusakan di otak yang berbeda ya gitu, gak mempengaruhi. Paham gak lo?!"
Roy mengeluarkan cengiran khas nya sambil geleng-geleng kepala, sedangkan Cantika sudah memutar bola matanya malas.
"Maaf bikin kalian nunggu lama."
Suara itu membuat mereka serentak memutar badan ke balakang.
"It's okay, ayok keburu bel ntar telat!"
Cantika melemparkan ransel nya kepada Roy, "Bawa!"
"Buset! Berat amat tas lo, bawa beras sekarung lo ye?"
"Beras sekarung bapak kau jedak jeduk!"
Jealina tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya, beruntung sekali saat amnesia mereka berdua selalu setia menemani, dan mengatakan dengan sungguh-sungguh bawah mereka sudah berteman dari kelas sembilan SMP.
Mahaprana High School
Jealina menghembuskan nafas pelan, sebalum dia benar-benar melewati gerbang kebanggaan sekolah ini.
Sekarang, waktu nya memulai lembaran baru!
.
.
.
Kau suka membaca bukan? Aku membuat cerita ini khusus untuk mu, aku merangkai nya sambil mengingat masa lalu, yang kemudian aku taburi dengan harapan yang semu. Semoga, suatu saat nanti, kau dapat membaca nya. Ya, membaca--kisah lama kita.Selamat menikmati^^
Tinggalkan jejak ges!

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset or Sunrise?
Dla nastolatków"Sampaikan salam ku kepada Tuhan mu, Katakan, aku menyukai dirimu yang dulu dan sekarang." Disaat semua orang memandang Adeneo dengan memuja, hanya gadis itu yang menundukkan pandangan nya. Disaat semua orang berlomba-lomba untuk mengenal nya, lagi...