Perkenalan Singkat

54 5 2
                                    

Tara's playlist to herself

“Who says”
(Selena Gomez)

•••

“I'm no beauty queen, i'm just beautiful me.”—

"Perempuan itu harus bisa anggun, nanti gak ada yang mau sama kamu kalau kamu sendiri gak bisa jaga sikap dan penampilan"

Perkataan itu sepertinya sudah kebal di telinga seorang Tara Agetta Marenra, dan hari ini ia mendengarkan ocehan itu sekali lagi dari Oma nya yang baru saja datang dari Jogjakarta. Tara hanya bisa tersenyum kecut kalau Oma nya sudah mulai menasehati dia bagaimana caranya berpenampilan anggun didepan kaum Pria.

"Umur kamu berapa toh, Tara?" tanya Oma memandang Tara yang sedang menyantap sarapannya dengan malas-malasan.

"Tanggal sembilan nanti tujuh belas, Oma.." jawabnya berusaha sesopan mungkin. Beberapa kali adik Tara yang bernama Juan pun menahan tawanya tak sanggup melihat ekspresi kecut kakaknya yang sangat terlihat jelas.

"Tuh, tujuh belas tahun kamu hidup, masa belum pernah pacaran itu gimana?" tanya Oma tak percaya.

Tara hanya bisa berharap percakapan masalah ini bisa selesai lebih cepat karena pantatnya sudah kepanasan duduk mendengar ocehan Oma nya yang tak kunjung selesai jika sudah membahas topik ini.

"Cowok pada takut Oma" sahut Juan membuat Tara menatap tajam kearah Juan.

"Nah itu. Coba liat mau ke sekolah tuh dandan gitu loh biar Ayu, ini apa.. Ikat rambut pun asal, kamu masih demen cowok toh?" tanya Oma dengan nada serius

"Astagfirullah, iya kok Oma" jawab Tara dengan cepat. Membuat Bunda, Ayah, dan Juan yang juga sedang sarapan dibuat tertawa oleh pertanyaan Oma.

Sepertinya Tara harus mempersiapkan telinganya selama sebulan ini kurang lebih untuk mendengar ocehan Oma nya tentang bagaimana caranya berpenampilan.

"Apa salahnya kalo gue make kaos biasa trs pake celana jeans terus iket rambut kaya gini?!" curhatnya kepada salah satu teman nya bernama Lana.

"Well, gue gak salahin Oma lo yang berharap lo bisa lebih cewek sih seenggaknya. Liat rambut lo tuh, diiket terus.. Coba sekali-sekali gerai gitu, biarin rambut lu nafas" jawab Lana yang malah berada di Tim Oma.

"Curhat sama lo gak ngebantu sama sekali, malah ngebelain oma gue" tukas Tara sembari jalan memasuki kelas dan tidak sengaja terkena lemparan gumpalan kertas.

"Eh maaf maaf" sahut seorang lelaki bernama Noel yang duduk santai menggambar sesuatu, Ia berniat melemparkan gumpalan kertas itu ke tempat sampah yang berada di dekat kelas Tara, tetapi salah sasaran.

Tara menghela nafasnya dalam-dalam menahan emosi di pagi hari, Ia memilih diam saja walaupun Tara memberikan tatapan tajam kepada Noel. Ia segera berjalan lagi ke kelas menuju tempat duduknya yang berdekatan dengan Lana.

"Masih pagi gitu loh, astaga.." ucap Tara kepada Lana yang sedari tadi mengamati Noel.

"Ganteng, Tar. Lu mau gebet gak?" tanya Lana membuat Tara melotot dan melirik kemana mata Andra mengarah.

"Gak" singkat Tara ketika melihat lelaki tadi yang dimaksud Lana.

"Bener nih? Gue ambil kalo gitu" Tara tidak menjawab apapun, Ia hanya menggelengkan kepala pelan tak peduli dengan ucapan Lana. Lana tertawa kecil melihat reaksi Tara. Tara juga dengan cepat memakai earphone nya yang ia simpan di saku rok sekolah. Ia mengerjakan sisa tugas untuk kelas pertama nya di hari ini.

"Tara" panggil seseorang cukup jauh dari arah tempat duduk Tara beberapa kali hingga Lana menoleh, melihat seorang lelaki memanggil Tara sedari tadi, lelaki tersebut berjalan mendekati Tara. Sebagai sahabat Tara, Lana tahu betul alasan mengapa Tara tidak pernah mempunyai pacar. Itu semua karena lelaki bernama Raino, dan itu adalah lelaki yang sedang berjalan kearah Tara.

"Tara" panggilnya sekali lagi dengan berkacak pinggang di hadapan Tara. Volume lagu yang Tara dengarkan lebih kencang daripada suara Raino yang bahkan sudah berdiri tepat di hadapan nya. Raino menoleh kearah Lana menaikkan satu alisnya. Lana menyikut Tara dengan pelan. Sebagai balasannya Lana kembali disikut dengan lebih kencang oleh Tara sembari mendecih sebal tidak ingin diganggu.

"Aw! Kok sekuat tenaga sih balesnya" sewot Lana mengusap lengan nya yang disikut oleh Tara. Sementara Tara masih mengerjakan sisa tugas nya tanpa mendengar keluhan Lana.

"Tar-" panggil Raino sekali lagi merunduk untuk menyamakan kepalanya dengan kepala Tara.

"Apa?!" kesalnya yang tidak ingin diganggu lalu mengadahkan kepalanya. Mata mereka bertemu dengan dekat, Tara diam membatu ketika mengetahui yang sedari tadi memanggilnya adalah Raino. Raino juga diam tetapi langsung tersenyum dan menyentil kening Tara

"Aduh!" ucapnya cukup kencang lalu melepas earphone nya.

"Kurang ajar ya lo, dipanggilin dari tadi gak nyaut. Sekalinya nyaut muka gue diteriakin" kesal Raino membuat Lana menahan tawanya. Belum sempat Tara menjawab, Raino sudah memotong ucapannya dengan memberi tahu maksud dirinya memanggil Tara.

"Dah dah, gue mau ngajak lo ikut kegiatan ke Bandung. Kira-kira tertarik gak?" tanya Raino dengan semangat. Tanpa pikir panjang, tentu saja Tara mengangguk. Padahal biasanya ia paling malas untuk ikut acara-acara seperti itu.

"Yes! Noel sini, El!" teriaknya memanggil seseorang dari luar. Noel yang masih duduk berusaha menggambar sesuatu seketika berdiri dan menghampiri Raino dengan tampilan berantakan nya yang pusing memikirkan ide.

"Ha?" singkatnya masuk menghampiri Raino.

"Ini Noel, Tar. Lo bakal masuk satu kelompok sama kita ya" kata Raino memperkenalkan Noel kepada Tara. Noel menoleh dan teringat kalau Tara adalah sosok yang tak sengaja terkena lemparan gumpalan kertasnya tadi. Ia tersenyum kikuk dan mengangguk saja. Sementara Tara hanya membalas mengangguk.

"Dibagi kelompok?" tanya Tara yang diangguki Raino

"Nanti kita ke salah satu SMA di daerah sana, dibagi beberapa kelompok supaya lebih mudah aja, sekolahnya luas tahu, seru kan?" tanya Raino yang diangguki Tara. Tara mengangguk hanya karena Raino menganggap hal tersebut menyenangkan. Menurut Tara sebenarnya biasa saja.

"Oke, nanti lo jangan pulang ya. Kumpul di aula dulu buat pembahasan lebih lanjut nya" lanjut Raino, Tara mengangguk sekali lagi tersenyum.

"Rai, gue balik ke kelas duluan ya. Kayaknya Pak Danang udah masuk ke kelas" Raino mengangguk dan membiarkan Noel pergi dengan buku sketsa di tangan nya. Dengan gaya berpakaian dan buku sketsa yang ada di tangannya. Ia masuk ke kelas 12 IPS 2 dengan terburu-buru.

"Masih ada satu anak lagi dari Jurusan IPS, namanya Kaisha. Tau gak?" tanya Raino dengan bersemangat, nama nya terdengar asing dan sulit di telinga Tara. Ia menggeleng dengan pelan membuat Lana mengernyit bingung, bagaimana bisa teman nya tidak mengetahui Kaisha?

"Ya udah, nanti gue kenalin ya" jawab Raino dengan santai

"Oke" balas Tara tersenyum.

Setelah mendengar jawaban pasti dari Tara, Raino pergi kembali menuju tempat duduknya. Lana menepuk pelan lengan Tara.

"Lo serius gak tau Kaisha?" tanya Lana memastikan

"Iya, kenapa?" tanya Tara dengan bingung

"Kaisha, siswi teladan yang sering ada di majalah dinding! Oh iya lo jarang baca majalah dinding.." jawab Lana menyadari bahwa teman nya ini selalu malas membaca majalah dinding sekolah. Mendengar penjelasan Lana membuat Tara terkekeh sendiri dan mengacak-acak rambut panjang Lana dengan poni yang sangat rapih.

"Tara! Poni gue!" teriak Lana memukul-mukul punggung tangan Tara.

[HIATUS] Selfish.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang