05# なかお願いします

557 159 28
                                    

Yuta membenci marga Nakamoto yang tersemat pada namanya, ia ingin sekali melepaskannya namun sadar bila kedua orangtuanyaㅡterutama ayahnyaㅡmasih sangat menyayanginya terlepas dari sejarah kelam yang mereka miliki.

Tetapi, Jiskia menyukai nama marganya. Ia juga tidak keberatan dengan hal-hal menyedihkan yang dirinya terima atas pembalasan dosa masa lalu kedua orangtuanya, gadis itu selalu menutup mata dan telinga dikala orang-orang mengatakan ia bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dari dirinya.

Dan apa yang lebih menyesakkan dari perasaan bersalah yang kini menghinggapi Yuta?

"Naka!!"

Panggilan itu membuat Yuta menoleh, menatap gadis yang tengah memegangi pelipisnya sambil mengatur nafas.

Jarak dari tenda ke tempat pelarian Yuta itu cukup jauh, wajar saja jika Jiskia kini terlihat lemasㅡ terlebih gadis itu sempat terserang demam ringan kala mencapai puncak sore tadi.

Yuta yang semulanya duduk sambil menatap kunang-kunang yang menari dengan indahnya itu kini menghampiri Jiskia dan disambut oleh jitakan kasar di kepalanya.

"Jangan pergi gitu aja! Nyebelin dasar!"

"Gomen, kia.." lirih Yuta, yang dihadiahi cubitan di perutnya.

"Aduh! Kdrt nih!"

"LAGIAN!"

"Ssst..udah jangan marah-marah"

Jiskia mendengus pelan, dan lagi-lagi melakukan kekerasanㅡyaitu menendang tulang kering Yuta, "kamu yang duluan marah!"

"Astaga sakit kiaa, lagian gimana aku gak marah? Kun nantangin banget."

"Matanya jangan begitu! Serem tau!" Protes Jiskia sembari menutup mata Yuta yang bersorot tajam, ia tidak pernah bisa 'menyukai' tatapan Yuta yang satu itu.

Yuta tersenyum lalu meraih tangan Jiskia, "itu jidat kamu berdarah."

"Bodoamat gak penting, lagian kamu kerjaannya kalau marah tuh langsung pergi gitu aja, kalo tiba-tiba jatuh terus ngegelinding ke jurang kan gak lucu??"

"Ya aku kan enggak kaya kamu yang ceroboh??" Balas Yuta sembari mengusap luka di pelipis Jiskia dengan sapu tangan yang selalu ia bawa di saku jins-nya.

"Ishhh, bodo mau ikut marah!"

"Haha, cubit nih?"

"Naka jangan gini lagi dong kalau ada orang yang suka aku, aku tau kamu enggak cuma marah karena takut aku sama yang lain tapi kamu tuh nyalahin diri sendiri jugaa"

"Buat lepas dari perasaan itu tuh susah, kamu jelas terlalu baik buat aku kiaa"

"Terus? Aku mending sama Kun aja gitu? Emangnya dia bisa kasih aku perhatian sama afeksi sebaik kamu? Kan enggak??"

Yuta menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "y-ya gimana..."

"Dih?!"

"Eit kenapa kamu yang marah?"

"Ngeselin tau gak?? Kan aku udah bilang ribuan kaliㅡ

"Jangan hiperbasket.."

"Hiperbola!!"

"Basket juga bola??"

Jiskia menatap Yuta jengah, ia kira setelah menghampiri lelaki itu bakal terjadi drama bawang yang menguras perasaan. Tapi kenyataannya mereka malah berdebat.

"Aku udah bilang sepuluh kali," ucap Jiskia, saat Yuta hendak kembali menyela ia berkata, "mau aku ingetin satu-satunya kapan aja??!"

"Enggak kia enggaak, sok atuh lanjut."

"Kamu tuh nyebelin naka, kita pacaran udah lama tapi kamu masih aja suka uring-uringan ngerasa gak pantes buat aku. Emangnya aku apaan sih nyampe kamu segitunya??. Kita tuh sama-sama punya kekurangan yang saling ngelengkapin, kamu jangan begitu teruss!" Omel Jiskia dengan emosi yang memuncak, kesal karena Yuta yang tidak juga berubah.

"Iyaiyaa, terus apa lagi??"

Jiskia menepis tangan Yuta lalu bersidekap dada, "kamu itu misterius.."

Yuta hampir saja tertawa kalau Jiskia tidak memelototinya, "aku yang begajulan gini misterius?? kalau winza denger dia pasti muntah"

"Ini serius! Kamu tuh susah buat dingertiin, mood kamu ... tatapan kamu ... ucapan kamu juga!"

"Masa sih? Enggak perasaan, aku kalau bete ya keliatan bete, kalau marah ya marah, kalau seneng ya seneng. Mata aku juga selalu jujur, ucapan aku juga sama..."

"Terus cuma aku yang ngerasa gitu??"

"Ya iya kali??"

Jiskia merotasikan matanya kesal, "tau ah pusingg."

Kali ini Yuta tertawa, "lucu banget, pacar siapa sih??"

"Pacar Kun!"

"Heh!"

"Bercanda ih, matanya jangan gitu!!"

Yuta merasa lucu pada gadis di hadapannya kini, ia selalu saja protes tentang cara Yuta menatap. Bahkan saat masa-masa pdkt, ia tidak mau sekalipun menatap matanyaㅡselalu menunduk atau menatap ke arah lain sampai pernah suatu ketika mereka kencan, Jiskia menghilang karena sibuk menunduk dan salah mengambil jalan.

"Iya nih enggak"

"Mau pelukk, kamu gemes bangettt" seru Jiskia yang kini merentangkan tangannya dan langsung disambut kedalam pelukan oleh Yuta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau pelukk, kamu gemes bangettt" seru Jiskia yang kini merentangkan tangannya dan langsung disambut kedalam pelukan oleh Yuta.

"Maaf ya cantik, aku gak bisa janji enggak bakal gini lagi ... perasaan itu susah banget buat dihilangin"

"Hmm, yang penting kamu jangan nyerah gitu aja dan lepasin aku. Aku bakal marah banget sumpah kalo gitu, beneran." Ancam Jiskia dengan nada yang masih saja terdengar lucu di telinga Yuta.

"Iyaiyaaa, love you kiaa"

***
29 Desember 2020
14:58

Dear Naka • yusoo✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang