02

31 9 3
                                    

"huh capek ih.. " keluh Shafira padahal baru putaran ketiga.

"halah baru segini aja udah capek"sindir Mahesa yang berlari disamping Shafira.

"heh asal lo tau aja ya, gue tuh lagi kurang enak badan, udah mah gue lagi dateng bulan lagi. " ucap Shafira tanpa menyadari apa yang barusan dia ucapkan.

"hah??.. Lo kenapa?  Dateng bulan? Hahahaahahh...... "
"pantes aja tambah judes lo.. Hahaha... "

"apa lo bilang? gue? Judes? Enak aja lo ya kalau ngomong" amuk Shafira yang tanpa sadar menyikut perut Mahesa kuat kuat sampai membuat Mahesa meringis.
Tak menyianyiakan kesempatan Mahesa pun mengaduh kesakitan sambil memegangi perut nya pura pura sakit.
"aaa.. dduuhhhh.... Sakit banget tolongin gue, sapi.."

"eh eh aduh.. lo kenapa Sa? ehh aduh... Gimana nih yaudah ke UKS aja yuk, sini sini gue bantuin. " ucap Shafira panik. Sedangkan Mahesa hanya terkikik geli melihat Shafira yang panik karena ulahnya itu.

🐾🐾🐾

Shafira menuntun Mahesa yang masih kesakitan untuk tiduran dikasur yang sudah disediakan di UKS sekolah.

"tunggu bentar sini gue mau pergi bentar. Jangan kemana mana lo ya. " titah Shafira yang terdengar seperti mengancam,lantas meninggalkan Mahesa masih yang berpura pura sakit. Setelah melihat punggung Shafira yang menghilang dibalik tembok UKS barulah Mahesa tertawa keras karena berhasil mengelabuhi Shafira.

Tak lama Shafira kembali dengan sebuah nampan ditangannya yang berisi dua gelas minuman hangat dan sebuah mangkuk yang berisi air hangat yang biasa digunakan untuk mengompres.

Shafira meletakkan nampan itu diatas nakas disamping kasur yang ditempati Mahesa.

"nih minum dulu teh nya" ujar Shafira sambil menyodorkan segelas teh hangat ditangannya.

"tumben baik lo sama gue" ucap Mahesa sambil menyeruput teh ditangannya.

Shafira tak menanggapi, hanya melirik Mahesa sekilas lalu membuka kancing baju seragam bagian bawah Mahesa yang memang tak dimasukkan kedalam celana.

"eh woy, mau ngapain lo mau perkosa gue ya? "
"tolong tolong gue mau diperkosa sama sapi nih, gue ga mau gue masih perjaka.. Tolongg" teriak Mahesa yang langsung mendapat cubitan maut dari Safira.

"apaan sih lo yang aneh aneh aja kalo mikir. Gue tuh mau ngompres perut lo, bukan mau perkosa lo. Lagian kepedean banget lo siapa juga yang mau perkosa lo. Jijik malah gue" ucap Shafira sinis, tapi tetap melanjutkan aksinya.

Mahesa membiarkan Shafira berbuat semaunya, setelah membuka kancing baju Mahesa tampaklah perut Mahesa yang terpahat sempurna. Shafira sempat terkesima melihat perut kotak kotak Mahesa, tapi dengan cepat ia kembali sadar dan memasang muka datarnya.

Shafira mencelupkan handuk kedalam mangkuk berisi air hangat, dan memerasnya. Lalu ia letakkan diatas perut Mahesa yang terlihat sedikit membiru. Shafira agak heran kenapa bisa begitu, padahal ia merasa pelan saja memukul Mahesa.

Setelah sekian detik, Shafira mengambil handuknya kembali lalu mencelupkannya, dia tempelkan lagi di perut Mahesa, begitu seterusnya hingga beberapa kali dan dirasa cukup menurut Shafira.

Shafira mengambil salep yang sengaja ia bawa dari kotak obat tadi, lalu mengoleskannya pada bagian perut Mahesa yang memar.

Setelah selesai Shafira kembali mengancingkan baju Mahesa. "udah selesai. "

"lah kok udah sih, padahal gue suka pas lo kompres perut gue. Berasa lo tuh istri gue tau ga. " goda Mahesa yang memang selalu jahil kepada Shafira.

Mahesa memang jahil dan menyebalkan tapi Shafira tidak tega melihat Mahesa sakit karenanya, Shafira hanya mencoba membantu saja, ya meskipun Mahesa tak tahu terimakasih, malah membuat dirinya semakin naik pitam.

"makasih ya, Sapi" eh tunggu, barusan Mahesa bilang apa, makasih? Ini pendengaran Shafira yang salah atau bagaimana. Tapi indra pendengaran Shafira sangat bagus, ia tidak budek. Baru kali ini Shafira mendengar Mahesa mengucapkan terimakasih kepada orang lain, apalagi kepadanya.

Shafira hanya berdehem sebagai jawaban. Lalu menyematkan anak rambutnya kebelakang telinga sambil menunduk.

"eh sapi kok gelasnya ada dua sih,masa ini buat gue semua? Kembung dong gue, "

Shafira sebenarnya kesal karena Mahesa selalu menyebutnya dengan panggilan sapi, padahal ia sendiri selalu mengingatkan kalau namanya itu 'Shafira' bukan 'sapi'. Tapi Mahesa tetaplah Mahesa, orang paling ngeyel dan menyebalkan.

"ngga ini punya gue" jawab Shafira singkat

"kok ga diminum? "

"kata siapa? Orang ini gue mau minum. "
"lagian kan gue belum sempet minum, dari tadi gue ngurusin bayi gede mulu" ujar Shafira sambil mengambil teh manis kesukaannya yang sudah sedikit mendingin, lalu meminumnya sedikit demi sedikit sampai habis. Tidak ada obrolan lagi setelahnya.

Shafira membereskan mangkuk dan gelasnya lalu pergi, sebelumnya berpesan "lo istirahat aja. Gue mau naro ini, "

"lo balik lagi kan? " tanya Mahesa penuh harap.

Shafira mengernyitkan dahinya "ngapain?" bukannya menjawab Shafira malah balik tanya.

"ya temenin gue lah"

"temen lo kan banyak, ngapain harus gue"

"gue maunya lo"

Shafira bingung tapi tetap mengangguk mengiyakan. Shafira sekarang sedang tidak mood untuk bertengkar dengan Mahesa.

Shafira menepati janjinya kembali lagi untuk menemani Mahesa. Shafira tidak mengerti kenapa tiba tiba Mahesa memintanya untuk menungguinya, padahal banyak temannya atau para fans nya yang siap dan rela untuk menunggu Mahesa di UKS.

Kalau begini sih jadi rugi di Shafira karna tertinggal materi pelajaran dari gurunya. Tapi untunglah dia bisa meminjam buku pada teman sekelas nya.

di UKS Shafira hanya duduk sambil bermain ponsel, tak perduli dengan Mahesa yang terus mengoceh tak jelas, sambil mengejek Shafira. Sesekali Shafira hanya memutar matanya malas, sama sekali tak berniat meladeni atau pun membalas ucapan Mahesa.

🐾🐾🐾

Hai,hai,hai...
Gue balik lagi nih..
Hopefully kalian semua ga bosen yak baca cerita gue hehe..
Gue bakal selalu usahain biar selalu up cerita, ya seengganya sekali seminggu gtu kan..
Maaf yak kalau ga jelas ceritanya ini tuh cerita author yang pertama jadi maklumin aja.
Jan lupa di vote biar semangat gtu.. Hehe..
Sampe jumpa lagi konco..
Papayy...

MAHESHAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang