❤ PART : 8 || PINDAH KAMPUS ❤

15 2 0
                                    

Sehari hubungan mereka telah berjalan. Kini tiada seorang pun yang menentang hubungan tersebut.

Hubungan mereka pun telah tersebar luas ditelinga para sahabat Valdi dan juga Alena.

Pagi itu, Valdi tengah sibuk menghabiskan sarapannya.

"Kau sudah bangun?" suara itu dari Ibunya yang baru akan memasak.

Valdi masih menikmati sarapannya.

"Ibu duduk saja, aku sudah menghangatkan semuanya. Kecuali, masak nasi. Biar tangan Ibu saja." kata Valdi selagi menghabiskan sarapannya.

Crsitie pun tersenyum.

"Apa kau menyukai perjodohan ini?" tanya Cristie mendekati anaknya.

"Ini bukan perjodohan bagiku." balas Valdi santai.

"Hm. Baiklah, Ibu akan mencari Ayahmu dulu. Pasti diruangan kerja." sahut Cristie berlalu.

"Alena adalah kekasihku." gumamnya sembari tersenyum.

Sepertinya, Valdi telah menemukan hatinya yang telah lama kosong. Setelah putus hubungan bersama Rere.

Sejak saat itu pun, Rere tidak pernah muncul kembali.

"Ibu, aku berangkat." kata Valdi dan langsung keluar.

Kini langkah kakinya terasa ringan untuk melangkah. Ia seperti menemukan hari baru dalam hidupnya.

Alena baru saja keluar dari gerbang rumahnya dan Valdi tengah menunggu sambil berdiri dan tersenyum lebar.

Itu adalah pemandangan yang amat langka sekali dalam sejarah hidup Alena, ketika melihat lelaki yang ia cintai tersenyum manis padanya.

"Untuk apa, kau tersenyum lebar seperti itu?" tanya Alena tersipu malu.

"Eh. Sudahlah naik." Valdi pun segera berubah.

Kendaraan pun siap melaju.

"Val." panggil Alena.

"Hm?" jawab Valdi yang tengah fokus berkendara.

"Apa kau nyaman denganku?" tanya Alena memberanikan diri.

"Untuk apa kau bertanya hal seperti itu? Semua telah terjadi." sahut Valdi.

"Jadi maksudmu, kau hanya terpaksa?" Alena pun menaruh rasa kecewa.

"Bukan seperti itu. Dengar. Aku tidak suka mengulang kalimatku." jawab Valdi tegas.

Alena masih ingin terus memahi lelaki yang menjadi kekasihnya ini. Ia sangat penasaran.

Mereka pun sampai ke tujuan.

"Val, jangan lupa menjemputku." ujar Alena mengingatkan.

Valdi tersenyum seadanya. Rupanya, ia masih terlihat sedikit kaku. Walaupun hatinya penuh dengan tanda tanya. Apakah ia bahagia dengan keputusannya? Ataukah tidak? Hanya perasaan yang dapat menentukan tujuannya.

Di tempat biasa, yang lain sudah menunggu Valdi. Valdi mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Ekhem! Aku tersentuh." goda Reyno menggenggam tangan Can.

"Jangan sentuh tangan Can." keluh si kriting.

Can pun merasa jijik dengan hal tersebut.

"Aku masih mengejar Lely." tangkas Can, pindah posisi duduknya.

Melihat itu, Valdi telah mengerti sahabatnya itu. Ia hanya ingin menggodanya saja.

Bella datang dengan kedua temannya. Ikut bergabung dengan yang lainnya.

MY FEELING || 🗯 ON GOING 💨 Hiatus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang