DAREL HARTONO

537 50 11
                                    

"POKOKNYA AKU NGGAK MAU AYAHHH" gerutu seorang pemuda yang masih menggunakan seragam sma nya sambil duduk melantai dengan kaki nya yang di gesek gesek sana sini.

"ayah nggak mau tau, pokok nya kamu harus ngekos mulai sekarang, kamu harus bisa hidup mandiri, ayah aja saat masih smp udah di tinggal sama nenek kamu di jakarta sendirian" telak sang ayah yang nggak bisa di ganggu gugat.

"aku bukan seperti ayah, aduhhh ayah pasti tau sendirikan mengapa aku nggak mau ngekos"ucap pemuda itu yang beberapa detik lagi akan mengalir air asin dari kedua matanya.

Sang ayah pun berjongkok di hadapan anak nya dan langsung mengantup wajah anak nya yang sudah di aliri air mata dan menghapus jejak air itu.

"ayah ngerti kok sama yang kamu maksud darel, tapi kamu harus bisa melawan trauma itu, ayah nggak bisa selalu berada di sisi kamu terus"ucap sang ayah yang langsung membuat darel terdiam.

"maksud ayah apa, ayah nggak akan ninggalin darel kan, kenapa ayah bilang seperti itu tadi, darel nggak suka"

"ayah nggak akan ninggalin kamu, ayah akan selalu berada di sisi kamu, tapi untuk beberapa bulan kedepan ayah harus pergi ke jepang untuk mengurusi perusahaan ayah yang lagi bermasalah, dan itu masalah nya sangat besar, sangat berpengaruh nanti sama perusahaan di sini, kamu ngerti kan" ucap sang ayah yang meminta pengertian dari darel.

Darel pun terdiam sambil memikirkan perkataan ayah nya, sebenarnya dia mau aja ngekos, dia juga nggak mau membuat ayah nya stress karena pekerjaannya dan dirinya yang selalu ngerepotin sang ayah, tapi setiap dia sendirian, dia selalu teringat pada waktu kejadian sepuluh tahun yang lalu yang membuat nya trauma sampai sekarang.

"lagian di sana pasti banyak orang yang ngekos juga, kamu nggak bakalan sendirian di sana darel"

"aku masih takut ayah" jerit darel yang keliatan benget dari raut wajah nya yang ketakutan itu.

"papa ngerti dan papa yakin kamu bisa melawan masa lalu kamu itu"

Mereka berdua pun terdiam dan darel langsung menegak kan kepala nya karena menemukan ide yang mungkin bisa mengeluarkan masalah dari pembicaraan ini.

"kalau aku ajak juna ngekos bareng gimana ayah???" tanya darel yang membuat sang ayah tersenyum tipis.

"ajak aja, malahan bagus dong kalau kalian berdua ngekos bareng, jadi kamu nggak sendirian kan di sana" jawab sang ayah sambil mengusap surai tebal anak nya.

"aku tanya dulu deh sama juna, kalau dia nggak mau, bakalan aku paksa sampai dia mau, pokok nya dia harus ikut" serkas darel dengan lantang.

"jadi kamu mau ngekos kan???"

"mau aja sih kalau juna ikut, aku bakalan ngelakuin segala cara agar dia mau nurutin aku"sarkas darel lagi.

"nanti kalau juna nggak mau papa bantuin deh bujuk dia, papa bakalan bicara sama daddy nya, pasti si hendri juga setuju dengan ide papa, kan kami sohib" kata pak tono dengan senyuman bangga nya.

Pak tono dan pak hendri memang sudah bersahabat sejak smp dan sampai sekarang masih terjalin erat sampai ke anak anak mereka sekarang, mereka pun melanjutkan tali silaturahim yang sudah di buat oleh orang tua nya dulu. Darel dan juna sudah saling mengenal dari mereka zigot dan sampai segede gaban sekarang dan banyak orang yang menyangka kalau mereka kembar karena dimana ada darel, di situ ada juna dan sebalik nya.

"idih, dari mana ayah tau kata sohib, sok milenial banget dah" tanya darel dengan wajah nya yang tidak enak banget.

"meskipun ayah udah tua gini, tapi ayah tetap mengikuti jaman tau, emang kamu aja yang boleh pakai kata itu untuk juna" terang pak tono sambil berkicak pinggang dan tiba tiba kancing baju bagian bawah nya lepas dan memperlihatkan perut donat yang sangat besar.

KOS KOSAN ANAK SMA ( bangtan lokal ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang