HENDRIAN JUNAIDI

542 57 19
                                    


"juna, kamu lagi ngapain?" tanya seseorang yang lagi berdiri di dekat pintu kamar yang bertuliskan juna's room.

Seseorang yang berada di dalam kamar pun menoleh dan melihat seorang paruh baya yang menggunakan kacamata petak nya dengan setelan jas di dampingi oleh tas jinjing yang tidak begitu besar.

"ohh daddy, masuk dulu dad" seru juna menyuruh sang daddy masuk ke dalam ruangannya dan menuntunnya ke sofa yang berada di dekat meja belajar.

"What are you doing juna?" tanya pak hendri lagi sambil mengusap pipi berdimple anak nya yang entah kenapa semakin berisi.

"juna lagi mempersiapkan rangkaian acara untuk MOS siswa baru minggu depan dad, oh ya tumben daddy cepat pulang nya, jam seginikan biasanya daddy mengurus pasien?" tanya juna penasaran.

Pak hendrian, seorang dokter ahli penyakit dalam sekaligus pemilik rumah sakit yang cukup terkenal di indonesia biasanya selalu sibuk dengan pasien kesayangannya sampai selalu pulang larut malam. Selain pekerjaan nya sebagai dokter, dia juga  CEO di rumah sakit dan harus selalu berhadapan dengan berkas berkas dari cabang rumah sakit nya yang lain dari berbagai daerah di indonesia.

Meskipun sang daddy jarang di rumah dan pulang pun selalu larut malam, juna mengerti karena pekerjaan bapak nya itu menolong orang dari maut nya dan juna bangga mempunyai orang tua seperti daddy nya yang selalu menolong nyawa banyak orang dan sang daddy lah panutan juna agar juna bisa seperti daddy nya di masa depan nanti.

"kebetulah pekerjaan daddy di rumah sakit sudah selesai semuanya dan daddy rasa sudah lama banget nggak makan malam bareng sama kesayangan kesayangan daddy" kata daddy sambil mengusap rambut hitam nan lebat nya juna.

"syukurlah kalau pekerjaan daddy sudah selesai semuanya, sebenarnya juna juga sudah kangen banget makan bersama dengan daddy" kata juna sambil tersenyum manis memperlihatkan dua dimple di masing masing pipinya.

"hahaha apa lagi daddy, sudah kangen banget banget banget nih, oh ya, ada yang mau daddy tanya nih sama kamu" ujar pak hendri yang membuat kerutan di dahinya juna seakan bertanya apa yang mau di tanya oleh daddy nya itu.

"kamu pernah kepikiran untuk ngekos nggak" tanya sang daddy yang membuat juna tambah heran.

"ngekos??, dulu pernah sih saat pertengahan semester kelas sepuluh, karena teman juna kan banyak yang dari luar kota dan katanya ngekos itu seru jadi juna penasaran gimana tinggal di kos kosan, juna juga mau ngerasain hidup mandiri seperti tinggal sendiri, emang kenapa daddy nanya gitu" tanya juna penasaran, karena juna heran kenapa sang daddy nanya tentang itu ke dia.

"tadi ayah nya darel nelfon daddy, katanya dia mau nyuruh darel untuk ngekos untuk beberapa bulan kedepan karena dia harus pergi keluar negri, tapi darel nya nggak mau karena kamu tau sendirikan gimana darel nya" ujar sang daddy.

"ngapain ayah suruh darel untuk ngekos, darel kan bisa tinggal disini selama ayah di luar negri"

"darel emang bisa aja tinggal disini selama ayah nya pergi, tapi ayah nya menyuruh darel itu juga sengaja agar darel bisa ngebiasain tinggal sendiri dan keluar dari ketakutan nya, dia nggak mau melihat darel selalu terbayang bayang akan masa lalu nya terus,  dan kata darel dia mau aja ngekos asal kamu juga ikut bersama nya" jelas sang daddy.

Setelah mendengar penjelasan daddy nya tadi, juna pun merasa kalau ide ayah nya untuk darel itu bagus juga, kadang juna kasihan sama darel ketika melihat darel yang tiba tiba ketakutan saat trauma nya itu datang, lagian seharusnya juna senang dong karena akhirnya dia bisa ngekos, apalagi bareng darel.

"jadi gimana kamu mau nggak tinggal di kos kosan bareng darel??" tanya daddy meminta jawaban dari anak sulung nya.

"aku mau aja ngekos dad, sebenarnya dari dulu juna mau ngajak darel ngekos bareng tapi juna ragu darel mau atau tidak, tapi karena sekarang darel yang ngajak, aku siap siap aja" seru juna sambil tersenyum manis.

KOS KOSAN ANAK SMA ( bangtan lokal ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang