Prolog
"Kita putus!"
Deg!
Dua kata itu sontak membuat Arshilla bungkam. Cairan bening menetes begitu saja dari pelupuk mata hazelnya. Jantungnya seakan berhenti berdetak selama beberapa saat. Orang-orang yang berada di sekelilingnya saat ini terasa seperti kerikil tajam yang terus menghujam hatinya.
Coba bayangkan, bagaimana rasanya ketika mendengar seseorang yang sudah sangat kita sayang mengucapkan kata putus begitu saja. Sakit bukan? Apalagi ketika itu dikatakan di hadapan orang banyak. Antara sakit dan malu bercampur menjadi satu.
"Tapi Al, aku bisa jelasin."
"Jelasin apalagi? Ini semua sudah jelas Shilla! Lo itu salah!" Cowok yang berjarak satu meter dari tempat Arshilla berpijak kini naik pitam, cowok itu berusaha menahan emosinya.
"Kenapa selama ini lo gak pernah cerita sama gue? Kenapa lo malah cerita sama cowok yang jelas-jelas gue benci?" ucap cowok itu sembari menekan setiap kata yang ia ucapkan. "Kenapa Shilla? Kenapa?" lanjutnya dengan nada bicara yang terdengar tenang dan lembut.
"Tapi Al, aku bisa jelasin semuanya." Arshilla hendak melangkahkan kakinya mendekati cowok itu, namun niatnya terhenti kala mendengar suara nyaring, bergema, dan terdengar membentak di koridor itu.
"Stop! Gue muak!"
"Al, aku sayang sama kamu." Lagi-lagi ucapan Arshilla terpotong.
"Sayang?" Kening cowok itu bertaut. "Dengan cara lo yang kayak gini?" Cowok itu menjeda ucapannya sebentar. "Lo itu gak jauh dari sekedar sampah!"
"BUSUK!"
Cowok itu berbalik badan, melangkah meninggalkan kawasan koridor yang sudah dipenuhi kerumunan para siswa dan siswi. Disusul dengan salah seorang gadis yang sangat Arshilla kenal.
"Bentar Al," ucap gadis itu dengan mencekal lengan mantan pacar Arshilla. Cowok itu pun menurut dan berdiri membelakangi mereka.
Gadis itu melangkah mendekati Arshilla yang sudah luruh terjatuh ke lantai dalam posisi lutut yang menempel ke lantai koridor.
Gadis itu memberikan sebuah kertas bersampul seperti sebuah kertas undangan pernikahan, lalu membisikkan sesuatu ke dekat telinga Arshilla. "Seminggu lagi hari pernikahan kita, lo harus dateng, gak dateng gue anggap lo lemah."
"Gue menang," lanjutnya sebelum akhirnya mendorong bahu Arshilla sampai membuatnya terhuyung ke belakang.
Arshilla menatap nanar mantan pacarnya yang saat ini sudah bergandengan dengan perempuan lain selain dirinya.
***
"Al, hari ini aku bawain sandwich kesukaan kamu." Dengan wajah ceria, Arshilla menyodorkan kantong kresek berisikan kotak makan berwarna hijau tosca ke hadapan mantan pacarnya
Brak!
Cowok itu menepis kasar kantong kresek hingga memuntahkan semua isinya.
"Ternyata lo lama-lama makin gak tahu diri ya. Gue udah nikah Arshilla! Jangan jadi cewek bodoh yang masih berharap sama orang yang jelas-jelas udah nikah!" Tatapan cowok itu turun, menatap sandwich yang sudah berantakan di lantai. Kemudian menginjaknya sampai hancur tak berbentuk. Tentunya perbuatan tersebut membuat hati Arshilla sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME TO MY HEART||NEW VERSION||
Teen Fiction{FOLLOW SEBELUM MEMBACA} "Mau sekeras apapun aku berjuang untuk melupakanmu itu takkan mempan, karena hanya kamu satu-satunya alasan aku untuk tetap hidup sampai detik ini." "Bisa." "Caranya?" "Hilang ingatan." Kisah perempuan penyuka sastra dan huj...