Panik

11 3 0
                                    

Renjun langsung meletakkan lengannya di tengkuk Jeno. Dia benar-benar terlihat panik terutama ketika melihat banyaknya cairan merah kental keluar dari dada kanan Jeno yang tertancap panah.

Dia melihat sekeliling untuk mencari asal panah itu dan mendapati seseorang sedang berdiri di sebuah atap toko sedang memegang sebuah busur dari kayu dengan beberapa anak panah di pinggang kanannya. Orang itu hendak pergi dan dia pun langsung berseru, "HAECHAN! KEJAR ORANG YANG DI ATAP ITU!" Sambil menunjuk ke arah orang itu.

Haechan yang langsung melihat ke arah yang ditunjuk Renjun langsung mendapati orang yang lihat Renjun. Dia pun berlari bersamaan dengan perginya orang itu.

Sementara itu, Mark mencari ponsel di sakunya. Setelah mendapatkannya, dia terlihat kebingungan dan tangannya gemetar. "Apa yang harus kuhubungi?!"

Jaemin yang berdiri di sebelah kiri Mark langsung merebut ponsel dari tangan Mark dan mulai mengetik. Setelah selesai mengetik, dia menempelkan ponsel tersebut ke telinga kanannya.

"Ada yang terkena anak panah di dadanya. Kami ada di sebuah gang dengan pertokoan sepi di daerah Gion. Harap segera datang." Ujarnya lalu segera mematikan ponsel tersebut dan mengembalikannya pada Mark.

Mark menerima ponsel tersebut dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana bisa kau bicara bahasa Korea pada rumah sakit di Jepang?! Memangnya mereka mengerti apa yang kau katakan?!"

"JAEMIN-AH! KAU GILA?! KITA BUTUH AMBULAN SEGERA! KENAPA KAU BICARA DENGAN BAHASA KOREA?!" Renjun benar-benar panik sampai-sampai tidak bisa mengontrol emosinya.

"Tenang saja, mereka pasti akan datang. Tunggu saja beberapa saat lagi." Ujar Jaemin sambil berusaha untuk tetap tenang karena dia pun baru sadar bahwa berbicara dengan bahasa Korea tadi.

Sementara Haechan masih terus mengejar orang tadi. Orang itu melompat-lompat di atap pertokoan dan Haechan pun kagum melihatnya. "Bagaimana bisa dia selincah itu?!" Ujarnya di tengah pengejaran.

Orang itu akhirnya turun dan berdiri beberapa meter di depan Haechan yang mulai kelelahan. Tingginya ternyata lebih pendek dari Haechan. Terlihat seperti seorang remaja yang masih duduk di bangku SMA.

Anak itu mengambil sesuatu dari saku bajunya dan melemparkannya ke arah Haechan kemudian pergi meninggalkan Haechan. "TUNGGU!" Haechan hendak berlari lagi tetapi kakinya tidak bisa bergerak.

Dia mengambil barang yang dilempar anak itu. Rupanya itu adalah sebuah amplop berwarna putih. Dia pun langsung membukanya. Terdapat kertas yang dilipat di dalam amplop tersebut. Ada tulisan Korea di atas kertas tersebut. Isinya seperti ini :

Halo, awalnya aku ingin menargetkan ke jantungnya, tapi aku mengubahnya ke arah sebaliknya karena aku masih ingin melihatnya. Dia tidak mungkin mati asalkan kalian cepat menghubungi rumah sakit.

Jangan berpikir ini sudah berakhir. Ini baru permulaannya. Sampaikan pada yang lainnya, ya. Kau hebat bisa mengejarku.

Love You NCT Dream

Haechan tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa saking lelahnya. Dia ingin segera kembali ke teman-temannya. Akan tetapi kakinya tidak ingin menuruti keinginannya itu.

Dengan terpaksa dia mengangkat tubuhnya yang tadi terduduk sambil bersandar di tembok salah satu toko. Dia berjalan perlahan sambil memegang tembok menuju tempat member lain.

Di sisi lain, sirine mulai terdengar dan beberapa orang dengan baju medis mendekati para member yang mengelilingi Jeno sambil membawa tempat tidur dorong.

HOLIDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang