Penjelasan

8 5 0
                                    

Para member NCT Dream menutup mata ketika mendengar ledakan tersebut. Renjun bahkan berjongkok saking terkejutnya.

Setelah ledakan tersebut, berjatuhan confetti dari langit. Perempuan tadi akhirnya melepas tawa yang sudah ia tahan sedari tadi.

Para member kebingungan melihat perempuan itu tertawa. Tiba-tiba, muncullah Jaemin dan Jeno yang terlihat baik-baik saja. Mereka juga tertawa kemudian berdiri di sebelah kiri perempuan itu.

Sebulan sebelum keberangkatan mereka, Jeno dan Jaemin dipanggil oleh staff. Mereka dipanggil karena para staff ingin mereka untuk berakting agar liburan mereka bisa semakin bermakna.

Jaemin dan Jeno ragu-ragu menerima tawaran tersebut karena mereka akan ketahuan oleh member lain. Setelah mendiskusikannya beberapa menit, mereka setuju atas saran Jaemin yang mengatakan bahwa akan seru jika mereka berhasil.

2 hari setelah menerima tawaran tersebut. Mereka mulai mensimulasikan adegan yang akan mereka lakukan.

Asaki Minami, kakak dari seorang anak perempuan yang meninggal setelah konser NCT Dream di Osaka karena penyakit yang dideritanya. Dia datang ke Korea Selatan untuk menyukseskan rencana ini. Dia membawa busur dan anak panah ketika menemui Jeno dan Jaemin.

"Aku benar-benar akan dipanah nanti?!" Jeno terkejut melihat Minami dengan perlengkapan yang ia bawa.

"Tenang saja, kau akan menggunakan baju anti peluru yang akan diletakkan sekantong darah palsu di bagian dada sebelah kanan agar terlihat kau benar-benar terpanah. Ujung anak panahnya tidak terlalu tajam, jangan khawatir." Ujar staff.

Jeno memakai baju anti peluru yang dikatakan staff. Minami pun menyiapkan busur dan anak panahnya untuk menembak Jeno. Jeno tetap merasa ketakutan.

"Tenang saja, Jeno-oppa. Aku sudah mencobanya beberapa kali dengan staff dan selalu tepat sasaran. Percayakan padaku." Minami berusaha menenangkan Jeno sambil bersiap di posisinya.

Jeno menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Minami berdiri di depannya sejauh 10 meter sudah siap untuk memanah.

Setelah diberi aba-aba, Minami langsung melesatkan anak panah ke dada kanan Jeno dan langsung mengenai dengan tepat ke target. Jeno langsung terjatuh dalam kondisi duduk.

Jaemin tertawa melihat ekspresi terkejut Jeno yang baru saja terkena panah. "Bukankah harusnya kau terbaring. Kenapa kau duduk?"

Beberapa detik kemudian, Jeno sadar dan ikut tertawa. "Wah~ kau benar-benar hebat. Langsung tepat sasaran. Aku benar-benar terkejut." Ujarnya kepada Minami sambil mengusap dadanya. Minami membungkuk dan mengucapkan terima kasih.

"Apa Minami akan memanah dari depan? Bukankah sedikit sulit? Nanti kita berkerumun dan siapa tahu ada member lain di depan Jeno jadi akan menghalangi." Celetuk Jaemin.

"Bagaimana kalau dari tempat tinggi. Atap rumah misalkan." Balas Minami yang kini sudah berdiri di dekat Jaemin, Jeno, dan staff.

"Apa kau bisa memanah dari atap rumah?  Jika kau terjatuh dari atap rumah bagaimana?" Jeno ikut bersuara.

"Aku sudah biasa parkour. Berlompatan dari atap rumah ke atap rumah lain sudah menjadi kebiasaan untukku." Minami berkata dengan rasa penuh percaya diri.

Jaemin dan Jeno terkejut mendengarnya. Jeno tiba-tiba bertepuk tangan kecil karena rasa percaya diri Minami.

"Oke, ayo kita coba dari atas sana." Staff menunjuk sebuah balkon yang ada di dalam gedung olahraga tempat mereka berada. Balkon itu biasanya digunakan untuk menonton permainan olahraga dari atas.

Minami langsung naik dan bersiap untuk memanah lagi. Jeno bersiap berdiri sesantai mungkin agar di liburan nanti dia tidak terlihat tegang. Panah langsung melesat menuju dada kanan Jeno yang sudah berlumuran darah palsu dari anak panah sebelumnya. Panah tersebut mendarat di tempat yang sama dan Jaemin langsung bertepuk tangan ketika melihat anak panah itu mendarat di tempat yang benar-benar sama.

Minami langsung melompat turun dari balkon tersebut yang kira-kira tingginya 4 meter dari lantai. Jeno, Jaemin, dan staff tiba-tiba menjadi panik. Minami mendarat dengan aman tanpa terlihat kesakitan sedikit pun. Dia membuktikan bahwa dia memang sudah biasa melakukan parkour.

Jaemin langsung mendekatinya dan memegang kedua pundaknya. "Kau benar-benar tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja. Sudah kubilang, aku sudah biasa melakukannya." Ujar Minami.

Setelah Jeno, kini giliran Jaemin untuk berakting keracunan. Setiap mencobanya, Jeno selalu tertawa sehingga dia pun ikut tertawa. Dia sempat memarahi Jeno karena tertawa dan Jeno sudah berkata dia akan berhenti tertawa.

Akan tetapi, dia tidak bisa menahan tawanya melihat Jaemin berakting dengan berlebihan. Bahkan, Minami pun berusaha menahan tawanya juga.

"Sudah cukup. Usahakan saja agar tidak tertawa nanti." Ujar staff yang mulai lelah karena melihat Jaemin berakting lebih dari 20 kali.

Di hari liburan, Jeno tidak bisa berhenti tertawa setelah diangkut ambulan. Dia sedikit melihat ekspresi member lain yang panik. Selain itu, dia tertawa karena Jaemin menelepon dengan bahasa Korea di depan para member. Padahal seharusnya dia menelepon diam-diam dan mengatakan pada yang lainnya bahwa dia sudah menghubungi ambulan padahal dia menghubungi staff.

Jaemin berusaha menahan tawa ketika para member memarahinya karena menghubungi ambulan dengan bahasa Korea.

Ketika dia berpura-pura keracunan. Jaemin berusaha dengan keras untuk tidak tertawa ataupun tersenyum ketika dia terbaring di lantai.

Ketika para member pergi, barulah dia tertawa dengan lega hingga perutnya sakit.  Dia sangat senang karena rencananya berjalan lancar.

Para member tercengang mendengar penjelasan Jeno dan Jaemin tentang rencana mereka untuk menipu member lain.

"Jadi, kalian sudah merencanakan ini dari awal?" Jisung yang masih tidak percaya berusaha untuk bertanya.

"Keren, tidak ada satupun dari kita yang sadar." Celetuk Mark sambil menutupi mulutnya dengan kepalan tangan kanannya.

"Jadi, Jeno-hyung memfoto rencana kita waktu itu untuk diberitahukan ke staff?" Tanya Chenle. Jeno membalas dengan anggukan.

Renjun seketika mengamuk. "KALIAN TAHU SEBERAPA KHAWATIRNYA AKU KETIKA MENGIRA KALIAN AKAN TEWAS!" Dia memukul Jeno sekali kemudian Jeno dan Jaemin langsung berlari menghindari Renjun.

Member lain hanya tertawa melihat mereka. "HAECHAN! BANTU AKU!" Seru Renjun di tengah pengejaran.

Haechan yang tidak biasanya menurut, kini ikut mengejar Jaemin dan Jeno. Member lainnya ikut mengejar Jeno dan Jaemin hingga akhirnya mereka tertawa bersama sambil berbaring di atas hamparan rumput hijau yang ada di taman tersebut.

Minami mendekati mereka dan membungkuk dalam-dalam. "Terima kasih karena sudah membuat adikku bahagia di saat-saat terakhirnya. Dan juga aku benar-benar berterima kasih karena melibatkanku dalam rencana ini. Semoga kalian selalu bahagia dan semakin sukses."

"Justru kami yang berterima kasih karena sudah mendukung kami dan juga menyiapkan kejutan seperti ini." Balas Mark yang kini sudah duduk sambil menghadap Minami yang berdiri tegak.
.
.
.
Selesai!!! Akhirnya. Author gak percaya ini beneran jadi. Ya~ walaupun sebenernya akhirnya agak mengecewakan Author sendiri. Tapi, Author tetep bangga bisa bikin FF ini.

Terima kasih kepada para pembaca sekalian yang sudah membaca FF Author ini. Semoga kalian merasa terhibur.

Bye bye💚

HOLIDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang