Hari ini hari pernikahan Risa dan Reno akan berlangsung. Sesuai dengan janji Fayyaz, bahwa ia akan menghadiri pernikahan Risa. Saat ini Fayyaz dan Zayna sudah berada di bangku para tamu. Tidak bisa di pungkiri, jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam, Fayyaz masih mencintai Risa, dan ia juga merasa sakit melihat Risa dan Reno yang saat ini duduk di pelaminan. Namun, Fayyaz juga tak bisa berbuat apa-apa, selain ia harus merelakan dan melupakan semua rasa cintanya.
Acara pernikahan Risa dan Reno pun akhirnya selesai. para tamu bersalaman dan memberi selamat kepada kedua mempelai. Tak terkecuali dengan Fayyaz dan Zayna.
"Selamat Risa. Semoga langgeng." Ucap Zayna sembari memeluk Risa.
"Terima kasih Zayna."
"Selamat Risa. Semoga kau selalu bahagia." Sekarang giliran Fayyaz yang memberi selamat.
"Terima kasih Fayyaz. Semoga kau juga akan segera menemukan kebahagiaanmu." Ucap Risa dengan berlinang air mata.
Zayna dan Fayyaz pun meninggalkan acara tersebut. Mereka kembali ke mobil dan akan pulang. Saat perjalanan Zayna memperhatikan raut wajah Fayyaz yang terlihat begitu menyedihkan.
"Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia."Tiba-tiba Zayna menyanyi dengan suara yang sangat pas-pasan, dan nada yang tak tahu entah kemana alurnya, sangat-sangat fales dan sumbang.
"Haissssshh, ku mohon berhentilah menyanyi, atau kau akan membuat gendang telingaku rusak."
"Apa kau bilang? Bukankah suaraku sudah seperti Whitney Houston? Mungkin memang gendang telingamu saja yang sudah rusak."
"Iya, suara mu memang sangat bagus. Tapi lebih bagus lagi diam. Hahahaha." Akhirnya Fayyaz pun tertawa lepas.
"Tak apa kau mengejekku, yang penting kau bisa tertawa dan tak murung lagi." Ucap Zayna senang karena ia bisa membuat Fayyaz tertawa kembali.
"Terima kasih Zayna. Kau selalu bisa membuat moodku kembali."
"Apa kau baik-baik saja?"
"Sedikit tidak. Aku masih merasakan sakit di hatiku. Tapi aku yakin ini akan segera membaik dan berlalu. Kau jangan khawatir."
"Baiklah. Kalau begitu, bagaimana kalau hari ini kita pergi bersenang-senang?"
"Setujuuuuu."
"Pertama ayo kita ke wahana bermain dulu."
"Siap. Tancaaaappppp."
Merekapun segera meluncur ke wahana bermain. Fayyaz dan Zayna sama-sama tampak bersemangat dan antusias. Karena sudah lama mereka tak bermain dan bersenan-senang berdua seperti ini.
Tak lama kemudian mereka sampai di lokasi. Suasana sangat ramai, karena hari ini adalah weekend. Namun itu tak menyurutkan semangat mereka. Mereka langsung masuk dan membeli karcis untuk menaiki beberapa permainan. Pertama mereka menaiki wahana bermain yang menguji adrenalin, mereka menaiki wahana ekstrem, seperti tornado, kora-kora, halilintar, dan lainnya. Mereka berteriak sekencang-kencangnya, seakan melepas semua beban yang ada di hati mereka. Setelah menaiki wahana ekstrem, mereka melanjutkan dengan bermain di wahana yang santai, seperti komidi putar. Dan tak terasa waktu sudah sangat larut. Mereka memutuskan untuk menyudahinya dan pergi untuk makan malam. Tampak kebahagian di wajah mereka.
Zayna dan Fayyaz kini tengah menuju perjalanan ke rumah Zayna setelah makan malam.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Zayna.
"Aku sangat sangat senang hari ini."
"Aku juga, sudah lama kita tak bermain seperti ini."
"Kau benar. Seolah-olah beban di hidupku telah hilang."
"Syukurlah."
"Oh ya bagaimana dengan kekasihmu itu? akhir-akhir ini aku jarang melihatnya." Tanya Fayyaz.
"Iya, akhir-akhir ini dia sangat sibuk. Dia bahkan beberapa hari di luar kota."
"Ahh, begitukah. Tapi hubungan kalian baik-baik saja kan?"
"Tentu saja baik. Bahkan dia habis melamarku." Ucap Zayna bahagia dan menunjukkan cincin pemberian Deniz yang melingkar di jarinya.
"Benarkah? Kapan itu?"
"Waktu anniversary kita yang ke 2. Waktu kau mabuk dan mengganggu semua acaraku."
"Benarkah? Maafkan aku." Raut wajah Fayyaz seketika berubah karena merasa bersalah.
Zayna pun menyadari itu.
"Hey, tak apa. Semua sudah terjadi. Lagipula aku juga tak akan diam saja melihat kau kacau seperti itu."
"Terima kasih Zay. Lalu, kapan kalian akan menikah?"
"Belum tahu. Deniz belum menemui orang tuaku."
Mereka pun sampai di depan rumah Zayna.
"Kau tak mampir dulu?" Tanya Zayna.
"Tak usah, ini sudah terlalu malam. Aku tak enak jika mengganggu mama dan papa. Sampaikan salamku saja pada mereka."
"Baiklah. Kau hati-hati ya."
"Siap."
"Aku masuk dulu ya."
Zayna pun keluar dari mobil Fayyaz dan masuk ke rumahnya. Dan Fayyaz segera melajukan mobilnya untuk pulang ke apartemennya.
Sampai di apartemen, Fayyaz langsung mandi. Setelah selesai ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Fayyaz merebahkan tubuhnya di ranjang dang mengecek ponselnya. Betapa terkejutnya ia mendapat pesan dari Risa. Meskipun kontaknya sudah di hapus oleh Fayyaz, namun Fayyaz telah hafal nomer Risa.
'Fayyaz, terima kasih telah hadir dipernikahanku. Terima kasih telah hadir di hidupku. Terima kasih telah mengisi banyak kenangan di hidupku. Terima kasih telah membuatku berarti di hidupmu. Terima kasih karena sudah mencintaiku. Maaf, karena aku telah menyakitimu, melukaimu, mengkhianatimu. Semua bukan kehendakku, dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku harap kau akan menemukan cinta sejatimu dan akan bahagia. Sekali lagi maafkan aku. Aku hanya bisa bahagia bersamamu, I love you.'
"Hah? Apa maksud Risa. Mengapa ia mengirim pesan seperti ini? Apakah ada masalah dengannya?" Gumam Fayyaz setelah mencerna isi pesan dari Risa.
'Risa, apa semua baik-baik saja?' Balas Fayyaz.
Namun ternyata balasan dari Fayyaz sudah tak bisa terkirim lagi ke Risa. Sepertinya nomer ponsel Risa sudah tidak aktif lagi.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Batin Fayyaz yang masih memikirkan tentang pesan Risa.
Tak lama kemudian Fayyaz tiba-tiba tertidur, karena ia memang sangat kelelahan hari ini.
TBC
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Healing
Romance21+ (mengandung adegan dewasa) Fayyaz dan Zayna adalaha sahabat yang sama-sama mengalami patah hati dan terluka akibat percintaan. Hingga suatu hari mereka melakukan hubungan intim karena didorong oleh rasa kesepian dan luka di hati mereka, bukan at...