Minggu ke senin itu waktu yang sangat cepat berlalu, tak seperti Senin ke Minggu, waktu terasa sangat lama. Hari Senin, hari dimana semua orang kembali menjalani aktifitas seperti biasa. Yang bekerja harus bekerja, yang bersekolah juga harus sekolah, dan aktifitas lainnya. Fayyaz sudah berada di kantornya, dan Zayna juga sudah berada di butiknya.
Zayna sedang duduk melamun di ruangannya. Zayna sedang memikirkan kekasihnya. Rasanya sudah lama ia tak bertemu dengan Deniz. Zayna memutuskan untuk menghubungi Deniz.
"Hallo sayang." Ucap Deniz saat mengangkat telpon dari Zayna.
"Hai sayang, kau sedang apa?"
"Aku sedang bekerja sayang. Ada apa?"
"Apa aku mengganggumu?"
"Tidak sayang, ada apa?"
"Aku merindukanmu."
"Astaga, aku kira ada apa. Aku juga merindukanmu."
"Apa kau sangat sibuk?"
"Sekarang aku memang sedang sibuk sayang. Baiklah, nanti pulang kerja aku akan menjemputmu ke butik. Kita akan makan malam bersama."
"Janji?"
"Iya sayang."
"Baiklah, aku tunggu ya."
"Iya sayang. Aku lanjutkan pekerjaanku dulu ya."
"Iya. Maaf sudah mengganggumu."
"Tak apa sayang. I love you."
"I love you too."
Zayna pun mematikan ponselnya.
Zayna kembali melanjutkan pekerjaannya. Zayna bekerja tanpa terkekang oleh apapun dan siapapun. Ia bekerja jika ia mau dan sedang mood saja. Karena kalau dia sedang nggak mood, dia tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja dan tidak bisa menciptakan ide-ide untuk membuat design pakaian. Sebenarnya semua ini adalah hobby Zayna. Namun, karena dapat dukungan oleh kedua orang tuanya, akhirnya hobby Zayna menjadi berkembang dan berhasil memiliki butik sendiri. Tetapi, meskipun ia bekerja sesuka hati Zayna, namun Zayna tetap bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.
Malam hari pun tiba, Zayna saat ini sedang menunggu kedatangan Deniz di butiknya sendirian. Semua karyawannya sudah pulang. Namun tak lama kemudian Denizpun datang. Zayna langsung memeluk Deniz.
"Sayang, aku sangat merindukanmu." Ucap Zayna.
"Sama, aku juga sangat merindukanmu. Maafkan aku karena akhir-akhir ini aku sangat sibuk."
"Tidak papa sayang."
"Baiklah, kau mau makan apa?"
"Apapun, aku ikut saja."
"Oke, kalau begitu mari kita berangkat. Kau pasti sudah sangat lapar?"
"Huum." Jawab Zayna dengan nada manja.
Mereka pun segera menuju mobil dan melaju menuju sebuah restaurant.
Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah restaurant.
"Sayang, aku sudah bicara kepada kedua orang tuaku. Mereka bertanya kapan kau akan datang." Ucap Zayna di tengah makan malam mereka.
"Eeemmmmm, kapan ya? Aku bingung membagi waktuku. Kau tahu aku sangat sibuk akhir-akhir ini."
"Iya aku tahu."
"Nanti saat semua pekerjaanku sudah selesai, aku berjanji akan segera menemui kedua orang tuamu."
"Iya, aku akan menunggumu."
Mereka melanjutkan makan mereka dan di selingi obrolan-obrolan kecil. Zayna menceritakan semua kejadian-kejadian dan hari-hari saat tak bertemu dengan Deniz. Sedangkan Deniz dengan setia mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Zayna. Sampai malam pun semakin larut. Mereka memutuskan untuk pulang. Deniz mengantar Zayna pulang sampai di depan rumah Zayna.
"Apa kau tak mampir?" Tanya Zayna.
"Nggak sayang. Lain kali saja."
"Sebenarnya aku masih merindukanmu."
"Iya sayang. Jika aku ada waktu luang, aku akan menemuimu."
"Hem, baiklah."
"Kalau begitu aku pulang dulu ya sayang."
"Iya. hati-hati ya."
"Iya sayang. Kau segera masuklah. Dan segera istirahat."
"Iya."
Zayna masuk ke dalam rumahnya, dan Deniz pergi meninggalkan rumah Zayna.
"Mama, Zayna pulang." Teriak Zayna saat memasuki rumah.
"Hai sayang."
"Kau pulang dengan siapa? Dimana mobilmu?"
"Aku pulang dengan Deniz ma, tadi kita habis makan malam bersama."
"Terus sekarang dimana dia? Kenapa nggak masuk dulu."
"Dia udah pulang ma. Katanya udah malam, nggak enak mau mampir."
"Ahh, terus kapan dia akan kesini?"
"Belum tahu ma, akhir-akhir ini dia sedang sibuk."
"Ahh begitukah?"
"Iya ma. Zayna ke kamar dulu ya ma."
"Iya sayang."
Zayna pun pergi ke kamarnya. Ia membersihkan diri dan setelah selesai ia segera tidur.
****
Hari demi hari pun cepat berlalu. Zayna sangat sibuk dengan pekerjaannya, akhir-akhir ini banyak pesanan yang harus ia buat. Sedangkan Fayyaz juga masih sibuk dengan pekerjaan dan kasus yang sedang ia hadapi sekarang. Kesibukan mereka membuat mereka jarang bertemu. Sedangkan Zayna dan kekasihnya, mereka juga hanya bertemu sesekali, dan itu hanya sekedar makan malam. Sebenarnya Deniz sudah tidak terlalu sibuk lagi, namun kali ini Zaynalah yang sangat sibuk. Waktu memang belum berpihak kepada mereka.
Saat Zayna sedang beristirahat, Zayna mendapat telpon dari Deniz.
"Hai sayang."
"Iya sayang."
"Kau sedang apa?"
"Aku sedang beristirahat sayang."
"Jangan lupa makan ya? Jangan terlalu kecapekan."
"Iya sayang."
"Zayna?"
"Iya?"
"Malam minggu besuk, aku akan kerumahmu bersama orang tuaku?"
"Hah? Kenapa mendadak sekali."
"Kan masih ada waktu 2 hari."
"Ahh, baiklah. Kalau begitu nanti akan aku bilang sama orang tuaku."
"Iya sayang. Ya sudah, kau lanjutkan istirahatmu."
"Iya sayang."
"Jangan sampai kecapean."
"Siap Bossque."
"Hehehe, I love you."
"I love you too."
Deniz mematikan telponnya.
Zayna melanjutkan pekerjaannya hingga malam pun tiba. Ia merasa sangat lelah dan capek. Zayna segera pulang ke rumahnya dan beristirahat.
TBC
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Healing
Romance21+ (mengandung adegan dewasa) Fayyaz dan Zayna adalaha sahabat yang sama-sama mengalami patah hati dan terluka akibat percintaan. Hingga suatu hari mereka melakukan hubungan intim karena didorong oleh rasa kesepian dan luka di hati mereka, bukan at...