TL - 2

5.9K 593 65
                                    

°✥✤✣  Triplet Lee  ✣✤✥°


"Mark~ Gue juga pengen gendong Juno~" rengek Lucas sambil menarik-narik ujung baju sahabatnya.

"Napa sih lu?! Ganggu banget!" Jawab Mark sewot dan menendang-nendang Lucas supaya menjauh darinya.

"Gue pengen gendong Juno!"

"Gendong yang lain dulu 'kan bisa! Napa harus Juno, sih?! Masih ada Chenle sama Jisung tuh yang nganggur!"

Lucas menggelengkan kepala, "Gak mau! Gue hanya want Juno only! Lu aja sono yang gendong Jisung or Chenle!"

Jeno yang melihat tingkah rekan kerja sekaligus sahabat yang aneh itu seketika memijat pelipisnya. "Duh, kalian jangan adu bacot dulu. Anak gue bisa bangun tuh kalau kalian ribut. Kalau sampai Renjun tahu, habis kalian diomelin sama dia karena ngeganggu jam tidur siangnya."

Jadi memang ketiga seme itu sedang berada di rumah Tuan Lee Jeno Yang Terhormat. Mereka kebagian tugas untuk menjaga Triplet sementara para uke berbelanja.

Renjun sendiri yang notabene merasa memiliki kewajiban untuk mengurus ketiga anaknya agak tidak tega jika harus pergi berbelanja dan meninggalkan Jeno sendirian di rumah.

Namun Jeno terus saja meyakinkannya jika ia dan Triplet akan baik-baik saja. Akhirnya dengan berat hati dan sedikit rayuan dari Haechan, Renjun pun mau pergi bersenang-senang walau hanya sebentar.

"Jen, anak lu kenapa bisa imut semua kayak gini?" Tanya Mark dengan menatap pipi Juno yang terlihat sangat menggemaskan.

Bahkan sebenarnya ia sudah menahan diri dari tadi untuk tidak menghadiahinya dengan puluhan ciuman.

"Jelaslah. Liat dulu dong siapa Daddynya," jawab Jeno percaya diri.

"Halah, lu mana ada sisi imutnya. Yang jelas-jelas imut itu ya Renjun bukannya lu!" Cela Lucas.

"Tapi 'kan gue yang menanam benihnya, jadi gue juga turut berpatisipasi dong dalam gen keimutan yang dimiliki Triplet."

Lucas menatap Jeno dengan mata memicing, "Ngomong tuh sono sama pampers-nya Jisung!" Sewotnya lalu melenggang pergi ke arah box bayinya Chenle.

🌻🌻🌻

"Njun, tenang aja dong. Lu gak usah risau kayak gitu," ujar Haechan karena melihat raut wajah si papi muda yang cemas memikirkan keadaan anak-anaknya di rumah.

"Duh, gue udah berusaha, Chan. Tapi tetep gak bisa. Lu tahu sendiri 'kan gimana bobroknya mereka bertiga kalau lagi ngumpul bareng?"

"Iya sih... Cuma ya coba percaya aja dulu sama si Jeno. Kalau ada apa-apa, gue yakin naluri kebapakannya bakal keluar sendiri."

Jaemin menganggukkan kepala, "Bener tuh. Rileks, Njun."

"Huft... Iya, deh." Renjun menghela napas dan berusaha menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya.

"Nah gitu dong. Sekarang, kita mau kemana dulu?" Haechan bertanya sambil memperhatikan toko-toko di sebelah kanan dan kirinya.

"Kita ke toko perlengkapan bayi dulu yuk. Gue kekurangan baju buat Juno."

"Hah?! Gue gak salah denger?!" Jaemin memekik histeris.

"Kenapa, Na?" Tanya Renjun bingung.

"Lu bilang apa tadi? Kekurangan baju buat Juno?!"

Renjun menggangguk ragu, "Iya, terus kenapa?"

"Lu masih tanya kenapa?! Emangnya lemari besar yang ada di kamar Juno itu isinya apa kalau bukan baju, hah?!"

"Oh itu sih lemari baju Juno khusus brand Gucci."

"Lah sekarang lu mau beli baju brand apa?"

"Burberry. Soalnya kemarin Jeno baru beliin lemari lagi buat Triplet. Dan yang masih kosong itu punya si bontot makanya gue pengen beliin buat dia," jawabnya santai tanpa melihat ekspresi keterkejutan dua sahabatnya.

"Njun, pokoknya gue gak mau tahu. Baju anak-anak lu nanti musti dikasih ke gue!"

"Heh! Seenaknya aja lu! Gue juga mau lah! Njun, lu juga kudu sumbangin baju Triplet ke gue!"

Jaemin menatap Haechan sinis, "Lu ngapain ikut-ikutan, hah?! Nikah aja belum, sok-sokan pengen minta baju Triplet! Gue nih udah jelas-jelas lagi hamil!"

Renjun yang mendengar keributan dari belakangnya hanya menarik napas jengah. Dia segera mengeluarkan earpods-nya dan menyetel musik dengan volume yang lumayan kencang.

Dan tanpa merasa bersalah, dia pun meninggalkan dua makhluk manis yang sedang sibuk meributkan hak milik lemari beserta isinya kepunyaan Triplet yang bahkan belum disetujui oleh Renjun untuk diberikan ( ◡‿◡ *)

🌻🌻🌻

"Jadi Kak Mark sama Kak Lucas juga tadi ribut?" Tanya Renjun disela kegiatan menyusui Jisung.

"Iya. Duh, aku pusing banget dengernya. Untung aja Triplet anaknya ngebo semua, jadi mereka gak kebangun waktu Lucas sama Mark sibuk ngebacot. Padahal itu lumayan berisik loh."

"Kok bisa sama gitu, ya? Jaemin sama Haechan juga adu bacot waktu di mall."

"Oh, ya? Mereka ngebacotin masalah apa?" Tanya Jeno sambil menggoyang-goyangkan tubuh Chenle yang digendongnya.

"Mereka ngeributin lemari baju Triplet."

"Hah? Apa yang salah dari lemari baju mereka?"

"Bukan lemarinya tapi isinya, Jen. Mereka sibuk ngerecokin supaya aku nanti nyumbangin bajunya Triplet ke mereka."

Jeno menganggukkan kepalanya mengerti, "Hmm gitu... Ada-ada aja hahaha. Kelakuan Aunty dan Uncle kamu emang gak ada yang bener ya, Le?" Tanya Jeno pada si sulung yang jelas-jelas sedang tertidur.

"Jen, kamu bahagia gak punya Triplet?"

"Njun? Kamu serius harus nanyain ini ke aku? Ya jelas aku bahagia, Sayang. Siapa sih yang gak bahagia punya anak sehat dan imut kayak mereka? Apalagi sekali keluar dapetnya tiga. Aku tentu bahagia banget, Lee Renjun."

Renjun tersenyum mendengar hal itu, "Hehehe makasih ya, Jeno. Aku takutnya kamu terbebani jadi ayah dari tiga anak sekaligus."

"Enggalah, mana mungkin aku terbebani. Yang ada aku itu bangga sama diri sendiri karena berhasil bikin tiga anak dalam sekali gol."

Bugh!

Renjun melempar bantal ke kaki Jeno, "Gak usah pede kayak gitu! Kemungkinan kamu punya anak kembar itu agak susah kalau bukan sama aku! Karena yang punya turunan gen anak kembar itu akunya."

Jeno mencebikkan bibirnya, "Ih, Injun~ Biarin aku seneng dulu napa~ Aku juga tahu kok kamu ada turunan punya anak kembar, tapi biarkan aku berpikir jika benih aku yang unggul disini."

"Gak tahu, ah. Pokoknya aku yang berperan penting disini."

"Gak bisa. Kalau bukan sama aku, belum tentu juga kamu punya anak kembar kayak gini. Jadi itu artinya kehadiran aku juga berpengaruh penting," jawab Jeno tak mau kalah.

"Bodo amat! Pokoknya aku si orang pentingnya!"

Dan, sesi debat mengenai siapa yang berperan penting dalam kehadiran Triplet terus berlanjut sampai satu jam setelahnya.

Sepertinya Chenle, Jisung dan juga Juno sudah lelah mendengarkan adu argumen para orang dewasa yang sebenarnya tidak penting untuk diperdebatkan.

Jika mereka sudah bisa berbicara, mungkin saja mereka yang akan mengakhiri perdebatan tidak mutu tersebut.

Kalau begitu, kita tunggu saja mereka yang sudah mulai bisa berbicara dan kita lihat, apakah setelah Triplet sudah lancar berbicara akan mendamaikan suasana atau malah membuatnya semakin runyam.

°✥✤✣  Triplet Lee  ✣✤✥°

Hmm kayaknya kalau aku sedikit percepat perkembangan Triplet gapapa 'kan ya? Biar mereka bisa ikut merecoki kehidupan 'para orang dewasa' :)

Makasih antusiasme-nya guys~ Wuff u💚

-Auva

Triplet Lee || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang