TL - 4

4.2K 510 88
                                    

°✥✤✣  Triplet Lee  ✣✤✥°

Di Minggu pagi yang cerah ini, Renjun sudah sibuk berkutat di dapur. Hari ini ia ingin memasakkan menu favoritnya Jeno, mumpung Triplet masih tidur juga, jadi dia bisa santai masak.

Greb

Tanpa menolehkan kepalanya, Renjun tahu siapa yang memeluknya dari belakang.

"Morning, Jeno. Tidurnya nyenyak?"

"Hmmm iya..." Jawabnya dengan suara serak. Wajahnya ia sembunyikan di ceruk leher Renjun dan menghirup aroma tubuh sang suami yang menurutnya sangat memabukkan.

"Lepasin bentar dong, aku susah geraknya."

"Gak mau. Lagian kamu kenapa sih masaknya pagi-pagi kayak gini? Padahal 'kan aku mau cuddle dulu waktu bangun tidur tadi," protesnya sambil mengecup ringan leher Renjun.

Renjun menggelinjang geli, "Aish, Jeno. Jangan kayak gini, kamu 'kan tahu aku anaknya gampang geli. Lepasin dulu!"

"Gak mau, Sayang~"

"Aku tusuk kamu pakai pisau nih kalau gak nurut!" Ancam Renjun sambil mengangkat pisau yang dipegangnya.

"Daripada aku yang ditusuk, gimana kalau kamu aja yang aku tusuk pakai benda lain, hm?" Bisik Jeno.

Bugh

Renjun menyikut perut Jeno lalu mendorongnya, "Pergi cuci muka sana biar omongan kamu gak ngelantur!"

"Tsk, pagi-pagi gini udah kotor aja pikirannya," dumelnya sebal lalu kembali memasak dan membiarkan Jeno yang sedang mengaduh kesakitan.

🌻🌻🌻

"Anak-anak Daddy~ Coba sini Daddy cium kalian dulu," ucap Jeno sambil merentangkan tangannya.

Triplet yang senang melihat pria tampan itu ada di rumah segera menghambur ke pelukannya. Karena badan mereka yang masih kecil-kecil, jadi mereka bertiga muat dalam satu pelukannya Jeno.

"Chenle mmuach!"

"Jisung mmuach!"

"Juno mmuach!"

"Jeno mmuach!"

"Renjun? Shock banget loh aku," ucap Jeno sambil menolehkan kepala karena mendapat satu kecupan juga di pipinya.

Sang oknum yang memberi kecupan singkat di pipi Jeno hanya cengengesan doang. "Itu tanda permintaan maaf aku karena udah nyikut perut kamu tadi pagi. Maaf ya, Jeno~"

Jeno tersenyum, "Gapapa kok. Aku juga salah soalnya, hehe."

"Tapi Jen, kalau kamu mau... Nanti malem bisa kayaknya."

"Hah? Mau apa?"

"Itu..." Jawab Renjun tidak jelas sambil menyatukan kedua telunjuknya.

Butuh waktu beberapa menit sampai Jeno mengerti apa yang dimaksud oleh Renjun. "Oh, itu. Beneran?"

"Hu'um." Renjun mengangguk malu-malu.

"Oke, deh. Makasih, Sayang."

Plak!

"Duh, kenapa Daddy malah kamu tampar?" Tanya Jeno bingung pada si sulung, Lee Chenle.

"Kayaknya dia ngambek karena kamu malah nyuekin dia," sahut Renjun lalu duduk di sebelah Jeno.

Jeno terkekeh, "Kamu marah sama Daddy?" Tanyanya lagi pada Chenle dan mendapat anggukan kepala sebagai jawaban.

Chup

Triplet Lee || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang