"Kini.. duniaku sudah sungguh-sungguh menghilang"
—arka.
Aria membuka pintu rumahnya, berdiri di ambang pintu. Melihat di setiap sudut rumah yang memiliki kenangan bersama adiknya.
"Adhikari..." Runtuhnya berharap sang adik menjawab.
Flashback.
Adhikari membuka kan pintu untuk abangnya.
"LU TAU GAK? LU TUH MALU2IN" bentak abangnya
"M-maaf"
"Tadi kenapa lu pergi ke tempat tongkrongan gw sih.. lu tuh lemah beda sama gw, tolong jangan malu-maluin gw, gw udh cukup sengsara harus ngejaga lu bahkan gw g tau alasan untuk ngejaga lu"
"B-bang, maafin aku" Adhikari menangis.
"Lu tuh cowo bukan si dikit-dikit nangis" arka mendorong tubuh Adhikari.
"Akhh.. sakit bang"
"Gitu aja sakit, sini berdiri" arka menarik tangan Adhikari sampai dia berdiri.
Bughhh
Arka memukul perut adiknya. "Ayok sini lawan, kamu harus jadi cowo sejati adhikarii!!!"
Untuk berdiri aja sulit bagaimana bisa Adhikari membalas pukulan abangnya.
"Malu-maluin, cowo lembek, lemah" abangnya menendang perut adiknya yg sedang meringkuk di lantai.
Flashback end.
"Adhikari.."
"Sumpah, kamu bukanlah adik yang malu-maluin, kamu bukanlah lelaki lemah"
Arka memasuki rumahnya. Melihat salah satu foto yang terpajang di dinding. Terlihat bahwa adiknya sangat kuat. Tidak ada rasa sakit di dalamnya. Di foto itu mereka berdua terlihat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]adhikari || Doren
Teen Fiction"...aku terlalu sibuk mencari dunia ku, sampai-sampai aku lupa bahwa dunia ku berada di adikku..." -by nctrawrr