I 1 I

333 38 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

.

.

Alangkah rindu tega padaku

Membiarkan rasaku kian terbengkalai

Tak peduli mendung atau mentari

Ia tetap jauh tak terjangkau

Esok ragamu kembali

Ataukah bersama rasamu?

Atau selamanya hanya aku yang menyimpan rasa ini?

Haruno Sakura, Desember 2020

____________________________________________________________________

Langkah pemuda dewasa tanggung terlihat santai melewati setiap pematang sawah, matanya yang kelam tak pernah lepas mengamati hal disekelilingnya. Sesekali senyumnya mengembang kala bertemu dengan penduduk lokal di sana, senyumnya yang hangat membuat wajahnya terlihat semakin tampan. 

Pakaiannya memang masih terlihat mencolok diantara penduduk yang ada disana, ia mengenakan hem abu-abu yang sengaja ia tekuk sampai sebatas sikunya, sedangkan untuk bagian bawahnya ia mengenakan celana bahan berwarna coklat dan sandal kulit berwarna senada dengan celananya. Dilihat sekilaspun semua akan tahu, bahwa pemuda itu bukan penduduk asli desa itu dan mungkin pendatang baru dari kota.

" Nak Sasuke? Sudah lama tidak pulang kampung ya. Sudah sembuh mas?"

Dahi pemuda itu mengernyit, namun kemudian tersenyum hangat.

" Iya pak. Sudah rindu dengan kampung halaman." Jawabnya seraya nyengir.

Kakinya kembali berjalan untuk meneruskan ke tempat yang ingin dituju, namun lagi-lagi sapaan penduduk lokal membuatnya terpaksa berhenti.

" Sudah sembuh total, Nak? Sudah bisa balik kesini?" Sapaan ibu bertopi yang sedang sibuk dengan sawahnya hanya ditanggapi senyuman oleh Sasuke.

Di sepanjang perjalanan, pikiran pemuda itu terus menerka-nerka, apa gerangan yang membuat hampir semua penduduk disini mengatakan jika ia sudah sembuh? 

Sakit apa yang menderanya tempo dahulu?

Baru saja ia ingin berpikir lebih jauh lagi, bangunan sederhana di sudut jalan membuat dirinya bernafas lega. Bangunan yang penuh dengan kumpulan beraneka jenis bunga dan tanaman lainnya, terlihat tulisan Flowers Shop tertempel besar di atas bagian depan bangunan itu.

Perlahan pemuda itu memasuki toko bunga itu, suasana bisa dibilang sepi, hanya ada segelintir orang yang sepertinya pelanggan tetap yang sering datang dan sosok lainnya yang mengenakkan seragam yang sama, mungkin adalah pekerja disana. Suara bunyi lonceng segera terdengar saat pemuda itu masuk ke dalam toko.

" Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" 

Salah satu pekerja langsung mendekati pemuda itu. Belum sampai pemuda itu membalas pertanyaan wanita di depannya, wanita itu terlihat kaget, dua tangannya reflek melepas semprotan hama tanaman yang dipegangnya dan menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya yang bebas. Pemuda itu mengernyitkan dahinya bingung.

" Non,  Tuan Sasuke datang!" Teriakan wanita itu langsung menjadi pusat perhatian semua orang disana. 

Belum sampai kebingungannya terjawab, muncul gadis seumuran dengannya datang menggunakan kursi roda dengan terburu-buru.

Segera gadis berkursi roda itu menatap pemuda itu dengan wajah terkejut yang luar biasa, dirinya langsung tak berkutik dan suasana sekejap hening. 

Pemuda itu menghembuskan nafas panjang, ada apa dengan semua orang didesa ini? Mengapa semua bertingkah aneh?

Pemuda itu sekilas melirik gadis berkursi roda di depannya, wajahnya terlihat pucat, bibirnya terkatup rapat, namun mata hijau besarnya terlihat berembun.

.

.

A/N : 

Terima kasih yang sudah membaca.

See you next time.


Warm Regards, Retno Putri K

Bunga Kamboja [SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang