I 3 I

239 38 1
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

.

.

" Ini pesananmu." 

Kata gadis itu seraya menyerahkan rangkaian mawar putih pada pemuda di hadapannya.

Pemuda itu menerimanya, namun dari ekspresinya sepertinya Sasuke belum puas dan sedang berpikir hal lain.

" Tunggu, sepertinya ada yang kurang, aku ingin membeli setangkai bunga tulip juga."

Gadis itu menautkan alisnya bingung, namun kemudian akhirnya mengangguk menyanggupi. Butuh beberapa menit yang dihabiskan Sasuke untuk menunggu pesanan bunga tambahannya jadi.

" Ini..." Gadis berambut pink sepundak dihadapannya datang sembari menyerahkan buket bunga ke arah Sasuke.

" Untukmu." 

Pemuda itu menyela cepat, lalu menyerahkan kembali bunga tulip pesanannya pada gadis itu, menimbulkan kernyitan kebingungan pada gadis merah di hadapannya.

" Bunga tulip artinya pertemanan bukan? Aku ingin kau menjadi temanku. " Ungkap Sasuke menjawab pertanyaan yang terlihat berkelebat di benak gadis itu.

Perlahan, gadis itu tersenyum, senyum lemah namun masih terlihat hangat dan menyenangkan. Tangan mungilnya menggengam kembali tulip berwarna kuning tadi.

" Terima kasih. Aku harap pernikahanmu lancar." Ucap gadis itu sembari berusaha tersenyum dengan embun di sepasang mata hijaunya.

" Siapa namamu?"

" Sakura. Haruno Sakura." Sahut gadis itu lembut.

Pemuda itu memandang lekat gadis bernama Sakura, lalu senyumnya segera mengembang.

" Sakura Haruno, nama yang cantik seperti dirimu."

Sakura menutup mata sejenak, lalu menghembuskan nafas panjang, hingga akhirnya terbitlah senyum tulus yang terpatri pada wajah pucatnya. Membalas pujian pemuda itu lewat senyum yang ia buat sebaik mungkin.

" Ini undangan pernikahanku, jangan lupa datang ya."

Sasuke merogoh tas kecilnya, kemudian menyerahkan sebuah kertas tebal berwarna biru pastel berlapis emas yang cantik.

Sakura mengulurkan tangan menerima undangan itu, lalu menatap pemuda itu dalam sembari tersenyum sendu dan mengangguk pelan.

" Pasti. Akan kuusahakan untuk datang. " Ungkap Sakura sungguh-sungguh. 

Ada nada getar yang hampir pecah disana, namun ia tahan sekuat mungkin.

Hingga akhirnya Sasuke melangkah menjauh setelah sebelumnya menghadirkan senyuman hangat terakhirnya untuk gadis manis berambut merah jambu itu. Langkah pemuda itu terus bergulir hingga atensi gadis itu mengabur saat penglihatannya tak bisa menangkap keberadaan pemuda itu lagi. 

Dada gadis itu tiba-tiba serasa sesak, hatinya bergemuruh hebat, lalu detik berikutnya gadis itu sudah tak sadarkan diri di kursi rodanya.

***

Semilir angin serasa menyentuh kalbuku

Saat senyummu mengembang

Menggambarkan kebahagiaanmu

Diikatan yang diimpikan semua orang

Tali pernikahan


Haruno Sakura, Desember 2020 diujung tahun.


Haruno Sakura, si gadis pemilik toko bunga, kini terlihat tenang duduk di kursi roda miliknya seperti hari-hari sebelumnya. Hanya saja ada yang berbeda dengan hari-hari biasanya, disamping gadis itu berdiri tiang infus yang menyalurkan cairan ke tangan mungil gadis itu. Mata emeraldnya memandang dunia luar lewat kaca jendela rumah sakit berlantai 5 itu, matanya memang menerawang namun masih bersinar dan tak kosong. 

Tubuhnya yang mungil bertambah ringkih akibat penyakit yang di deritanya. Sejenak semilir angin menerpa rambut halusnya, menimbulkan efek indah dan sepi sekaligus. Kini semakin terlihat bahwa gadis itu seperti jelmaan peri bunga seperti namanya.

" Kenapa Sakura tak mengatakan yang sebenarnya , sayang?" 

Perempuan paruh baya mendekati gadis itu dan berdiri tak jauh dari sana. Wajah dan raut mukanya hampir serupa dengan Sakura.

Gadis itu terdengar menghela nafas, kedua tangannya kini beralih membuka buku tebal bertuliskan Photos Album dibagian covernya. Lembar demi lembar terbuka, menampilkan bekuan kenangan yang sengaja dikenang oleh pemiliknya. Tanpa sadar, senyum gadis itu mengembang lemah. 

Setelah sampai bagian akhir, gadis itu perlahan menutup album di tangannya dan segera meletakkannya pada nakas bersama dengan bunga tulip kuning dan buku mini bertuliskan Haruno's notes di bagian depan buku itu.

" Semua kenangan datang dari sini Ma...." Tangan ringkih gadis itu terangkat menyentuh bagian dadanya. 

" ...bukan dari sini." Lalu beralih menyentuh dahinya sendiri.

" ...jadi sia-sia jika aku mengatakan semuanya pada Sasuke." Sakura menyempatkan tersenyum tipis diakhir kalimatnya.

Perempuan paru baya itu memejamkan matanya lama, setelah mata itu terbuka sepasang matanya telah memerah.

" Mama hanya ingin kamu bahagia." Kata wanita itu lirih bernada nelangsa.

Sejenak Sakura mengalihkan pandangannya untuk menatap dalam mamanya. Senyum tulus ia tampakkan untuk wanita itu.

" Sakura sudah bahagia, Ma."

.

.

A/N :

Untuk yang ngga suka cerita mellow dan sedih, kalian bisa baca sampai sini aja hehe

Daripada memaksa baca sampai akhir terus malah kecewa, Hehe.

Oh ya mau promo sekalian deh, haha. Jangan lupa baca cerita sasusaku-ku yang lain yaps, judulnya BUKAN KAMU. 

Tunggu juga karya-karya fanfiksiku yang lain ke depannya.

Terima kasih yang sudah membaca.

Apresiasi kalian dalam bentuk votes dan comment sangat aku hargai.


Semangat hari senin!

So, see you next time


Warm Regards, Retno Putri K.

Bunga Kamboja [SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang