I 2 I

250 38 1
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

.

.

" Boleh aku bertanya selagi kau memilih bunga yang bagus untukku?" Tanya Sasuke sembari memposisikan dirinya senyaman mungkin pada kursi mini diantara jajaran bunga-bunga.

Gadis berkursi roda itu tersenyum sembari memilah puluhan aneka bunga di pangkuannya.

" Tentu"

Pemuda itu menarik nafas sebentar dan mulai berbicara.

" Apa kau tahu mengapa semua orang di desa ini seperti melihat hantu saat melihatku?"

Gadis itu langsung terkikik.

" Mereka hanya terkejut karena kedatanganmu ke desa ini." Jawab gadis itu sambil terus menekuni aktivitasnya.

Sasuke mengusap wajahnya keras, lalu merebahkan punggungnya pada sandaran kursi. Tiba-tiba lelah menderanya.

" Apa aku pernah sakit? Mengapa setiap orang yang kulewati mengatakan jika aku sudah sembuh. Aku tak pernah merasa sakit sebelumnya." Akunya pemuda itu.

Kini gadis itu menghentikan aktivitasnya lalu menatap pemuda itu penuh.

" Jika kau tak pernah merasa sakit sebelumnya, mengapa harus bingung. Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak."

Gadis berhelaian merah muda itu tersenyum hangat, membuat sejenak jantung pemuda itu berdetak tak karuan.

" Bunga apa yang ingin kau beli?" Tanya gadis itu mengalihkan topik pembicaraan.

" Asal kau tahu, setiap bunga memiliki arti masing-masing." Lanjut gadis itu.

" Benarkah? Menurutku sama saja."

Sejenak gadis itu terdiam, wajah ayunya reflek menunduk menyembunyikan ekspresinya pada pemuda itu.

Sasuke mengerutkan dahi, " Hei, kau baik-baik saja?"

Gadis itu segera mengangkat kepalanya, lalu menggeleng cepat.

" Ya, aku baik-baik saja."

Gadis itu mulai menggulirkan kursi rodanya mendekati tatanan bunga-bunga yang terpajang di etalase.

" Bunga mawar putih artinya cinta sejati...."

Gadis itu mulai menjelaskan, pemuda berambut kelam itu terlihat mendengarkan dengan penuh perhatian.

" Bunga aster artinya harapan. Matahari artinya kehangatan. Tulip artinya pertemanan. Kamboja artinya penantian. Dan masih banyak lagi."

Kemudian dirinya memandang pemuda di sampingnya sekilas, mengecek apakah pemuda itu masih memperhatikan penjelasannya barusan atau tidak, pemuda itu menganggukan kepalanya berkali-kali lalu tersenyum hangat.

" Penjelasan yang menyenangkan."

Atensi gadis itu melebar tapi kemudian berubah sayu, tentu tanpa sepengetahuan pemuda itu.

" Bunga yang kau beli untuk acara apa?"

" Pernikahan."

Ada jeda beberapa detik yang hanya diisi keheningan, seolah angin pun enggan lewat dan hanya sepi serta kosong lah yang mendampingi mereka. Pegangan gadis itu reflek menguat pada kursi rodanya, wajahnya kembali menunduk dalam, ia terlihat sangat berusaha mengatur nafasnya yang tiba-tiba merasa sesak.

" Untuk pernikahanmu?"

" Hm"

Pemuda itu berdehem sembari tersenyum manis. Entah alasan apa yang bisa membuat pemuda itu tersenyum semanis itu. Dan entah untuk alasan apa juga saat dada gadis itu tiba-tiba tercubit dan rasa nelangsa sekejap mendominasi hatinya.

" Menurutmu apa yang cocok untuk acara pernikahan?" Tanya Sasuke penuh rasa ingin tahu.

Sasuke beralih memandang gadis di sampingnya, yang kini tengah memandang jauh kearah depan, matanya memang memandang ke depan tapi sepertinya pikiran gadis itu sedang tidak bersamanya.

" Mawar Putih" Sahut gadis itu lirih.

.

.

A/N : 

Mungkin cerita ini cuma sampe 5-6 chapter. Pendek sih tapi semoga ngga menghilangkan alur dan makna ceritanya.

So, terima kasih yang sudah membaca.

See you next time.


Warm Regards, Retno Putri K

Bunga Kamboja [SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang