It ain't me - Selena Gomez
♡♡
~~~~~~~~~~Ini adalah hari Minggu ketiga bulan ini semenjak kepergian Bima. Karena sudah 4 hari ini Bima sama sekali tidak mengirim pesan. Kirana sangat bersemangat untuk datang ke tempat kerja Bunda. Untuk yang sedang jatuh cinta 4 hari mungkin terasa berabad-abad untuk menahan rindu yang semakin membuncah. Karena hal itulah setiap minggu pagi Kirana selalu datang ke tempat dimana Bunda bekerja. Bunda Syifa selalu menyambutnya dengan ramah. Tak jarang Bunda menggantikan posisi Bima untuk dirinya. Kirana bahkan lebih senang jika berada di apotek menemani Bunda dan membantunya.
Kirana dengan penuh semangat berjalan menuju apotek, sesekali ia bersenandung tralalala trililili ahh random sekali yaa, tapi memang begitulah seorang Kirana Arunika tak peduli ada banyak orang yang menatapnya. Ia tetap melangkah dan berjalan, karena jarak yang tak terlalu jauh dari rumahnya, ia lebih memilih untuk berjalan sembari menghemat uangnya.
Karena sudah seminggu ini ayahnya tidak pulang ke rumah. Entahlah semakin Kirana mencoba mencari jawaban ia semakin putus asa dan kembali menyalahkan dirinya.
Ibunya sudah terbiasa melihat dimana ketika suaminya itu pulang ia akan mabuk berat, jika ibu salah bicara maka ayahnya akan langsung emosi. Kirana sesekali memergoki Kuncoro menampar pipi Rini sehingga membuat ibunya itu menangis lalu menghampiri dan memeluknya.
Entahlah diantara keduanya tak ada yang bisa dipilih oleh Kirana. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia sangat mencintai dan menyayangi kedua orangtuanya. Ia sangat membenci kalimat perpisahan yang acap kali di lontarkan ayahnya ketika bertengkar.
Apakah diantara mereka tak ada yang mau saling mengalah dan memperbaiki segalanya? Apakah pertengkaran jauh lebih penting dibandingkan mental anaknya? Semua pertanyaan itu selalu terlintas ketika Kirana menyaksikan pertengkaran kedua orangtuanya. Karena hal itulah Kirana jauh lebih banyak diam ketika berada di rumah. Ia tak mau bahwa ketika ia mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini, akan semakin memperkeruh keadaan
Ia tak bisa berkata apa-apa dan melakukan sesuatu supaya ayah dan ibunya bisa menciptakan keluarga yang benar-benar harmonis. Ia seringkali iri terhadap keluarga Bima maupun Tika.
Namun nyatanya se iri apapun semuak apapun ini, sudah bagian dari rencana takdir. Tidak ada manusia yang ingin di lahirkan dari keluarga yang berantakan, termasuk Kirana.
" Assalamualaikum bunda "
" Waalaikumsalam "
Kirana yang sudah memasuki apotek, melihat bunda tengah menyapu dengan segera ia menawarkan bantuan
" Bunda sini biar Kirana aja "
" Nggak usah kamu duduk aja, itu ada cemilan kesukaan kamu "
" yahh Bunda padahal aku pengen banget bantu "
" Udah ini tinggal dikit lagi kok "
Ini untuk pertama kalinya bunda menolak bantuan Kirana. Entah mengapa ada perasaan menegangkan yang menyelimutinya, seolah-olah akan terjadi suatu hal yang tidak ia harapkan
" Loh kok nggak di makan? "
Bunda yang telah selesai pekerjaannya itu melihat Kirana yang tengah melamun. Ada perasaan iba dan sayang ketika ia melihat gadis perempuan yang sangat di cintai oleh putranya itu
" Makasih Bunda, tapi Kirana udah makan tadi "
Keheningan mulai melanda. Perasaan Kirana mulai tak menentu, hingga bunda mulai duduk di sampingnya dan bertanya

KAMU SEDANG MEMBACA
galaksi duniaku
Teen Fictionhanya sebuah rentetan kisah dan serangkaian kata yang muncul di kepala, mengingatkan untuk kembali melihat kisah yang telah di lepaskan dan kini ingin untuk di abadikan.