Special Chapter

493 56 8
                                    

31 Desember 2017
Sebuah Vila di Puncak, Bogor
20.12 WIB

"Oh jadi ini yang namanya Jumpol? Gantengan aku ah, beb."

Ucapan Singto langsung ditanggapi dengan pukulan bertubi-tubi dari Krist yang salah tingkah. Sementara Jumpol, yang baru saja memperkenalkan diri dihadapan Singto, Arm, dan kekasihnya, Alice, dibuat bingung dengan tawa nyaring atas ucapan Singto barusan.

Tawan yang sejak tadi duduk di salah satu kursi teras, langsung bangkit dan merangkul sahabatnya. Masih dengan tawa yang tak henti-hentinya ia tunjukkan.

"Lo tau nggak sih, Peng. Dulu Kit tuh naksir lo banget."

Mata Jumpol langsung membelalak, menatap Krist yang memasang tampang kesal sambil terus mencubit lengan suaminya yang tak berhenti tertawa. Kemudian menatap Atthaphan yang juga tertawa terbahak sambil memeluk lengan Thiti.

"Bohong banget. Perasaan kerjaan lo dulu ngata-ngatain gue mulu, Kit."

"Ya emang, soalnya lo goblok."

Sekelompok teman dekat tersebut kembali tertawa nyaring, yang membuat Jumpol hanya bisa menggelengkan kepala tanpa bisa berkomentar apa pun. Atthaphan kemudian mendekat, menggenggam tangan Jumpol agar pria tersebut tak merasa canggung.

"Tapi ada yang lebih lucu lagi, tahu."

Thiti pun kini menjadi pusat atensi. Ia melirik Atthaphan dan Krist bergantian, sebelum tertawa kecil sambil melanjutkan ceritanya.

"Dulu Kit sampe bikin janji-janji gitu. Katanya kalau dia nggak jadian sama Jumpol, gue sama Att juga nggak boleh."

"THITI BERISIK BANGET!!"

Krist pun langsung bersembunyi di balik lengan Singto yang masih sibuk menggodanya. Sementara yang lain tertawa terpingkal-pingkal mendengar kisah persahabatan mereka.

"Beneran, Att?" tanya Jumpol di tengah riuh tawa tersebut.

Atthaphan hanya bisa mengangguk karena tawanya semakin kencang setelah melihat wajah bingung Jumpol. "Cerita lama. Nggak usah kamu pikirin," kata Att setelahnya.

Thiti, Tawan, Krist, Singto, Arm, Alice, Jumpol, dan Att saat ini tengah berkumpul di teras depan vila milik keluarga Arm. Sejak dua pekan lalu mereka berjanji akan berkumpul dan merayakan pergantian tahun bersama sekaligus mempertemukan Jumpol dengan teman-teman Atthaphan.

"Dah ah, gue cari bahan-bahan yang kurang dulu deh. Thi, temenin dong."

"Yuk."

"Oke kalau gitu gue sama Singto ngurus api unggun deh. Kit sama Alice biar ngurus makanannya," ujar Arm yang langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Aku sama Jumpol ngapain dong?"

"Santai-santai aja dulu, Att. Lo berdua kan baru nyampe. Kita udah dari tadi pagi jalan-jalan sendiri," jawab Singto.

"Iya bener. Di belakang ada danau kecil gitu, siapa tahu lo berdua mau mancing malem-malem," timpal Arm sambil terkekeh.

"Sembarangan."

***

Di dalam mobil, perjalanan menuju supermarket
20.38 WIB

"Apa aja tadi titipan Alice, Thi?"

"Nggak banyak kok, cuma roti tawar dan antek-anteknya buat sarapan, kecap manis, sama obat nyamuk."

"Oke, berarti di supermarket kecil-kecil aja ya."

"Iya bisa."

Thiti pun langsung menyalakan radio di mobil Tawan. Keduanya sibuk memperhatikan jalanan sambil berkutat pada pikirannya masing-masing.

Sebuah Nama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang