Part 14. Say Sorry

1 1 0
                                    

Hai semua..
Sorry ya gue hiatusnya kelamaan, sorry bikin kalian nunggu.

By the way, happy new year untuk semua readers setia kesayangan author. Anjir udah 46 hari sejak 2021 baru ucapin😂

Gak bnyak yg mau aku sampein, intinya maaf dan makasih yg sebanyak'nya ya😭💜 Terkhusus untuk pembaca setia Efemeral, very thankful because kalian udah selalu temanin author dan karna kalian juga yg slalu bikin aku semangat buat lanjutin cerita ini yeeyy😄😭😙❤❤

Ohya, dengerin satu lagi pidato dari saya.

Gue mau bilang dong, plis lah ya kalo ada typo dlm penulisan di kasihtau dong. Biar gue juga bisa lebih hati-hati lagi kalau lagi nulis. Gapapa kasihtau aja, gausah sungkan sama gue.

Karna dengan begitu, kalian tuh ngebantu banget didalam cerita ini. Jadi author mohon, lebih dikoreksi lagi ya?

Makasih buat yg bersedia❤

Sekian dari saya,, terima gaji🎉

Lets go readingg..!!

Pagi ini, sinar matahari tidak menampakkan dirinya untuk menyambut hari yang baru. Malahan disambut dengan hujan deras disertai suara gemuruh petir yang sangat dasyat. Seolah memberi kesempatan orang malas untuk tidur dan bersantai-santai. Namun, tidak dengan Lysa yg sudah sedari tadi mondar-mandir menunggu hujan lebat berhenti.

Ia masih tidak ingin berangkat bersama Papanya bahkan untuk dekat pun ia malas, sebelum Papanya itu meminta maaf kepada Mamanya.

Sudah setengah jam Lysa berdiri di teras rumahnya, ia sangat gelisah. Pasalnya, setengah jam lagi bel sekolah akan berbunyi sementara perjalanan dari rumah menuju sekolah menempuh jarak 40 menit.

"Ya tuhan, aku tidak mungkin berangkat sekolah dalam keadaan hujan seperti ini. Mau naik bus pun harus keluar dari perumahan sementara aku tidak boleh terkena air hujan sedikitpun. Tolong kirimkanku penyelamat saat ini," monolog Lysa.

"Non, belum berangkat sekolah?" ucap bi Rumi mengagetkan gadis tersebut.

"Gausah panggil non bi. Panggil nama aja ya? Kan udah Lysa kasihtau dari awal tapi bi Rum ngeyel." kata Lysa memasang muka sebal.

"Ehe iya bi Rumi lupa non, eh kak maksudnya."

"Nah yaudah panggil kak juga boleh."

"Kak, belum berangkat sekolah?" tnya bi Rumi lagi.

"Belum bi, lagi hujan Lysa takut kedinginan terus sesak nanti."

"Yaudah ayo kak bi Rumi anter pake mobil Nyonya."

"Eh tadi Mama berangkat kerja naik apa?"

"Naik mobil temannya Nyonya tapi sepertinya bukan ingin kerja karna tidak berpakaian formal kak."

"Oh yaudah mungkin lagi mau jalan. Aku ambil kuncinya dulu ya bi."

"Iya kak."

°°°

"Bi Rum, ayo dong ngebut ntar Lysa terlambat nih" rengeknya.

"Ngapain harus ngebut, ingat kata orang tua zaman dulu biar lambat asal selamat kak."

"Ish bibi mah ngeyel terus. Itu mah jaman dulu, jaman sekarang yang lambat akan selalu belakangan pasti ketinggalan dan yang cepat akan selalu menang. Udah lakuin aja sih susah amat" gerutu Lysa sepanjang perjalanan.

"Iya oke kak, amankan sabuknya dulu"

"Sabuk?"

"Iya sabuk. Yng ini loh kak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EFEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang