(03). What's up, trouble maker ; Jeffrey's mine

2.6K 516 152
                                    

↠ 𝐖𝐡𝐚𝐭'𝐬 𝐮𝐩, 𝐭𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐦𝐚𝐤𝐞𝐫 ↞

"Maksud lo apaan, anjir kak!" Seru Jennie, masih terkejut karena pernyataan Jeffrey tentang ehm calon istri.

Jennie yakin, itu hanya sebatas perkataan yang keluar karena emosi. Itu keterlaluan, bagaimana bisa Jeffrey mengeluarkan pernyataan seperti itu.

Jennie sudah berdiri sambil mendorong tiang infusnya, menghampiri Jeffrey yang duduk disofa dengan tenang.

"Maksud apa?" Tanya Jeffrey, intonasi suaranya tenang. Seperti tidak ingat melakukan sesuatu kesalahan besar.

"Tadi! Ca—calon istri.."

"Oh. Kenapa emang?"

Jennie mencengkram bajunya kuat, "What?! Kenapa emang? Wah, gila nih senior satu."

Jeffrey mengalihkan atensi awal yang memainkan ponsel menjadi menatap Jennie, yang ditatap tentu saja salah tingkah.

"Tadi pagi lo ngatain gua homo, sekarang gila. Besok apa lagi?"

"Y—ya lagian.. Apa sih, lo pasti tadi cuma mau balikin situasi aja. Kenapa juga gua kesel, iya kan?"

Jeffrey mengangguk, "Enggak. Gua gak cuma mau balikin situasi, persoalan tadi, gua serius."

Jennie menganga, "Bercanda aja deh kak. Lo sakit ya? Sini gua periksa, sia—"

"Gua gak bercanda." Tekan Jeffrey.

Jennie menelan salivanya, "Gu—gue gak mau.."

"Baru kali ini ada yang nolak gua. Kenapa gak mau?"

"Gua gak mau nikah muda.."

Jeffrey terkekeh kecil, "Siapa yang suruh lo nikah muda emang?"

"Y—ya tadi lo bilang.."

"Gua cuma bilang lo calon istri gua. Gua gak jelasin lengkapnya kapan kita harus nikah,"

Jennie diam, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Kak, i—ini beneran?"

Jeffrey mengangguk, "Iya."

Jennie terkekeh renyah, "Haha, lo kalo mau nikah sama gua karena kasian gua kena abuse gak us—"

Belum selesai Jennie berbicara, bibir Jeffrey menempel pada bibirnya.

Jennie membulatkan matanya, seluruh tubuhnya mendadak kaku bagaikan tersiram air es.

Bertahan beberapa detik, Jennie segera mendorong tubuh Jeffrey. Hingga tubuh Jeffrey terpentuk dinding.

"Cepat atau lambat lo bakalan tau kenapa gua mau nikahin lo."

Jeffrey menoleh, tubuh Jennie masih membeku. Jeffrey mengusak rambut hitam Jennie, "Kenapa, hm?"

Jennie tersadar, "H—hah?"

"Kenapa diem aja, hm?"

"Ujungnya gak usah pake hm, bisa gak kak?" Tanya Jennie pelan.

"Kenapa emang?"

"Damage nya nusuk ke ulu hati."

Jeffrey terkekeh, "Gemes amat calon istri gua."

Lagi-lagi dan lagi, Jennie membulatkan matanya dan membeku.

↠ 𝐖𝐡𝐚𝐭'𝐬 𝐮𝐩, 𝐭𝐫𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐦𝐚𝐤𝐞𝐫 ↞

Sudah pukul 12 siang, jam makan siang segera datang. Ponsel Jennie bergetar, menampilkan nama Bunda. Jennie tersenyum ketir,

What's Up, Trouble Maker - jjh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang