8. Your Voice

264 36 2
                                    

Selamat menikmati

-

Waktu telah menunjukkan pukul lima sore hari. Sesuai perkataan Jimin yang akan membeli makanan untuk makan malam berakhir membawa mereka menjelajahi supermarket yang bisa dibilang sangat ramai.

"Apa yang akan kita makan, hyung?" Jimin bertanya sembari mendorong troli mengikuti Hoseok yang berjalan ke area sayuran.

Hoseok terlihat memilih sayuran hijau yang segar dan wortel lalu menaruhnya kedalam troli, "hari ini kita makan bibimbab" balas Hoseok masih terfokus pada sayuran didepannya.

"Membayangkannya saja aku sudah lapar" ucap Jimin semangat, matanya sampai tertutup karna tersenyum.

Selagi Hoseok sibuk memilih sayuran Jimin menyibukkan diri dengan melihat minuman yang tersusun rapi di rak, matanya terfokus pada Banana milk berwarna hijau, 'minuman favoritnya' ucap Jimin dalam hati. Tanpa sadar sejak tadi Hoseok memanggil nama Jimin berulang kali, "Jimin, kalau kau ingin ambil saja. Melihatnya tidak akan membuatmu kenyang" kalimat itu berhasil membuyarkan lamunan Jimin.

"Tidak, hyung. Aku hanya teringat seseorang" jawab Jimin tersenyum lesu, Hoseok dapat menyadari jika adik nya ini sangat merindukan lelaki itu, "Ahh.. aku melupakan sesuatu"

Hoseok menatap Jimin bingung, "Melupakan apa? Ada barang mu yang tertinggal di pemakaman?"

"Tidak. Aku harus ke toko buku Hyung, tempatnya tidak jauh dari sini"

Awalnya Hoseok menatap Jimin dengan wajah penuh rasa penasaran namun akhirnya Hoseok membiarkan Jimin pergi, "Pergilah, jangan terlalu lama. Aku akan menunggu mu ditempat ice cream yang biasanya"

"Baik, hyung. Maaf aku tidak bisa membantu banyak" sesal Jimin.

"Bicara apa kau ini, cepat pergi sana sebelum aku berubah pikiran" mendengar itu Jimin tertawa dan bergegas pergi meninggalkan Hoseok yang kembali sibuk dengan sayuran dan bahan-bahan lainnya.

Jimin berlari hanya butuh waktu 10 menit, ia sampai ke toko buku yang menyediakan berbagai jenis buku, majalah, kertas hingga pernak-pernik untuk alat tulis.

Jimin langsung mendatangi tujuannya yaitu majalah bisnis. Sebenarnya ia buka orang yang menyukai majalah ataupun novel, ia bahkan tidak suka membaca namun kali ini tema yang diangkat menarik perhatian Jimin, 'Tujuh Pewaris Berusahaan Besar' edisi minggu ini.

Jimin mencari majalah itu namun tidak ada tanda-tanda keberadaannya, "dimana majalah itu? Jangan bilang sudah habis" renung-nya masih terus mencari.

"Aku menemukan nya!" Ucap Jimin bersemangat, ia mengambil majalah itu dengan hati yang gembira, "Kau sembunyi disana rupanya. Aku hampir menyerah mencarimu" ucap Jimin seperti berbicara dengan orang lain.

"Permisi, adik kecil"

Jimin menoleh kearah suara, "k-kau berbicara padaku?" Tanya Jimin menunjuk dirinya sendiri, bingung.

"Yeah. Aku sejak tadi mencari majalah itu, tapi aku tidak dapat menemukannya karena ini kali pertama ku ketempat seperti ini" wanita yang tadi memanggilnya dengan sebutan adik kecil itu menunjuk ke arah majalah yang berada ditangan Jimin.

'kali pertama?' guman Jimin dalam hati. Ia menganalisis wanita itu dari atas sampai bawah, bisa dikatakan wanita ini sempurna, badan tinggi dibantu high heels, pakaian mahal, barang branded dan tidak ketinggalan badan ramping nya.

"...Halo kau mendengar ku?" Jimin tersadar dari lamunan dan menggeleng cepat.

"M-maafkan aku" ucap Jimin gugup karna mengabaikan ucapan wanita itu sejak tadi.

Wanita yang memiliki tinggi setara dengan Jimin itu melepas kacamata mahalnya lalu menatap Jimin dengan senyuman manis, "semakin aku melihatmu, kau semakin terlihat menggemaskan" ucapnya mendekati Jimin yang masih terdiam ditempat, bingung menghadapi situasi seperti ini. Jimin menelan saliva, gugup. Wanita itu benar-benar cantik layaknya boneka barbie yang diberi nyawa.

"Namaku Lisa, siapa namamu?" Wanita yang bernama lisa itu mendekatkan wajahnya dan menatap Jimin dengan mata bulat sempurna, cantik.

"Hey, kau melamun lagi adik kecil" ucapnya sembari mengacak rambut Jimin.

"Nama ku, Park Jimin"

"Jimin? Kenapa aku tidak asing dengan nama itu" Lisa tampak berpikir sembari menatap Jimin intens, "kau salah satu dancer di 1million studio Inggris, benar 'kan?" Ucapnya semangat.

Jimin mengangguk, "iya, benar. Anda mengenal saya?"

"Tentu saja. Aku salah satu dancer disana tapi karna kesibukanku di Korea, aku berhenti. Kenalanku mengirimkan video kalian saat dance dan mereka bilang kau sangat menarik perhatian."

"Benarkah, anda hanya terlalu memuji. Saya tidak sebagus itu."

"Aku bukan orang yang suka memuji. Lain kali kita harus dance bersama agar aku bisa menarik kata-kata ku." Wanita itu tertawa, sangat cantik. Membuat Jimin tidak dapat mengalihkan pandangan darinya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tawa Lisa terhenti saat suara yang sangat familiar bagi Jimin menyapa, seketika badannya terpaku ditempat, enggan berbalik sedikit pun untuk melihat siapa pemilik suara alto tersebut, hanya melalui aroma tubuhnya saja Jimin sudah tau siapa lelaki itu, tak ada yang berubah, semua tetap sama baginya.

"Hay darling, akhirnya kau memutuskan untuk datang menjemput ku" balas wanita bernama Lisa itu tersenyum penuh kebahagiaan.

Lelaki itu tidak menanggapi, ia melangkah semakin dekat dengan Jimin, membuat Jimin tidak tenang ditempatnya, "a-aku permisi dulu. Maaf tentang majalahnya, aku akan membawa ini bersama ku" Jimin menunduk singkat pada Lisa dan segera pergi meninggalkan mereka yang terlihat kebingungan.

"Kenapa dia pergi begitu saja?" Tanya Lisa ntah pada siapa, "sayang sekali aku belum meminta nomor handphone nya" rengek Lisa membuat lelaki yang sejak tadi menatap kearah perginya Jimin terkekeh.

"Kau masih sibuk mencari femme disaat ada lelaki tampan disini" ucapnya menertawakan Lisa.

"Apa maksudmu? Aku sudah memiliki Rose, kenapa kau berpikir aku sedang mendekati wanita?" Tanya Lisa pada sahabat sekaligus calon suaminya itu. Tunggu, calon suami hanya alibi saja untuk menutupi orientasi yang mereka miliki.

Mereka dipertemukan melalui perjodohan yang direncanakan oleh orang tua mereka, biasalah dunia bisnis memang merepotkan. Mereka tidak menolak tidak juga menerima perjodohan tersebut. Walaupun pada awalnya mereka menolak secara keras perjodohan itu sampai Lisa tidak sengaja memergoki Jungkook yang sedang menatap foto seorang lelaki. Yah.. secara terbuka Lisa mengatakan tentang dirinya yamg sedang menjalin hubungan dengan seorang yang sama sepertinya. Sejak itu mereka memanfaatkan perjodohan ini sebagai ikatan kerja sama dan persahabatan.

°°°

HawoOo kalian
Maaf telat yya
Maaf juga ceritanya makin aneh
Wuff yu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Agreement Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang