jaslyn dengan kejutan nya

9 2 0
                                    

"Sayap apaan je?"
Teriak seseorang dari arah belakang gue. Yang gue yakini itu pasti suara si eko.

"Lo ngasih tau dia?." Tanya jaslyn dengan tatapan tajam ke arah gue.

Gue tersenyum canggung ke jaslyn.

"Lo berdua kenapa gajadi cabut anjir ah parah lo." Gue mengibah arah pembicaraan.

"Sorry je, tuh salahin si vivi." Ucap eko.

"Eh lo berdua udah untung gue kasih tau ada ulangan biologi." Omel vivi.

"Enakan susulan lah anjir, bisa nanya kunci jawaban." Balas gue.

"Tapi itu masalahnya je, yang ulangan susulan beda soal sama yang tadi." Jawab ari dengan santai nya.

"Yah ko tega si lo pada sama gue, terus gue susulan sendiri dong? Lo pada kan tau kalo gue bego."

"Iyasih bener lo emang bego je, tapi tenang tadi gue tanya si rio anak ipa 7 dia susulan terus tadaaa." Eko mengeluarkan kertas dari tasnya.

"Ini dia kunci jawaban untuk tuan jean." Ucap eko seraya memberikan kertas tersebut.

"Temen gua banget emang lo, thank you sayang." Gue mengambil kertas itu dari eko.

"Eh jaslyn, lo ada disini? Oh lo udah kenalan sama jean?." Tanya vivi ke jaslyn yang tepat duduk di samping gue.

"Lo siapa? So akrab banget sama gue."

"Ko lo nyolot si, biasa aja dong gue nanya juga baik-baik." Ucap vivi yang langsung berdiri.

"1,2,3 perang dimulai, silahkan." Ucap ari dengan nada datar.

"Duh anjir perempuan, jas ini vivi temen gue, dia bukan so akrab tapi kemarin-kemarin gue sering cerita tentang lo ke vivi." Jelas gue, ini gue kaya wasit ya jatohnya

"Oh gue gatau, oke berarti sekarang lo temen gue juga." Jaslyn tersenyum ke arah vivi.

Sedangkan vivi melihat jaslyn aneh dan bingung. Sama vi gue juga bingung ko ada manusia kaya dia.

"Udah deh ah gue mau makan laper." Vivi mengambil tasnya dan beranjak pergi.

"Lo juga lis, ayo ikut gue tunggu di mobil." Teriak vivi.

"Eh teh?."

"Ikuttt, ayo lis buruan." Teriak eko sambil mengikuti vivi dengan menggandeng ari. Lebih tepatnya menyeret ari.

"Gue juga." Gue mengambil tas.

"Sama gue, nih bawa motor gue lo udah bisa kan?."

Astagfirullah gue salah apasih diikutin sama manusia kaya dia terus.

Apa gue harus minta ruqyah ya sama papah. Siapa tau jaslyn tu setan makanya gue ketempelan hahaha.

Dan akhirnya gue memboncengi jaslyn dengan tangannya yang melingkar di leher gue, karena tadi dia mau meluk perut gue. Ya ga gue bolehin lah, gue orangnya gelian.

"Gue juga dulu punya kaya gini, tapi pas masih kecil." Ucap gue dengan bangganya. Yang gue maksud adalah motor jaslyn.

"Ohya?."

"Tapi sepedanya."

Plak!

Jaslyn menampar helm gue. Dih kesel, emosian banget anaknya.

"Bi ulang tahun lo tanggal berapa?." Tanya jaslyn. Tiba-tiba nanya tanggal lahir gue. Curiga gue.

"Satu januari, kenapa?."

"Keren dong dirayain satu dunia. Beda banget sama gue, ada atau ngga tanggal lahir gue orang-orang juga ngga peduli." Ucap jaslyn nadanya sedikit merendah.

Je & JasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang