13. GUNDAH GULANA

405 34 3
                                    

Setelah sampai di halaman rumah Ily. Iqbal dan keluargapun langsung di sambut oleh keluarga Ily. Ily sempat kaget melihat Nathan. Ia sempat berpikir kalau Nathan adalah pria yang akan di kenalkan kepadanya.

" Kata Bunda laki laki itu umur 23... apa yang di sebelah Nathan ya. ?" Batin Ily.

Setelah sedikit basa basi Ayah Ily, Faris meminta mereka untuk masuk kedalam rumahnya.

Setelah makan malam merekapun kembali keruang tamu untuk mengobrol ngbrol ringan.

" Bagaimana Lya... apakah kamu menyukai Iqbal ?". Tanya Andryas frontal.

Ily yang di tanyapun salah tingkah. Ia hanya menunduk.

Sedangkan Iqbal dari tadi hanya fokus ke arah Ily. Sepertinya ia tertarik dengan wanita berhijab di depan nya ini. Iqbal pun tersenyum tipis. Hal itu tak luput dari perhatian Andryas. Andryas merasa lega karna sepertinya putranya itu menyukai putri sahabatnya.

Semua itu berbanding terbalik dengan perasaan Nathan. Ia merasa tidak rela jika gadis yang baru kemarin ia kenal itu akan menjadi kakak iparnya. Ia merasa lebih pantas untuk mendampingi Ily dari pada Iqbal.

" Sepertinya putri ku malu Yas. Pelan pelan saja biarkan mereka saling mengenal terlebih dahulu." Ucap Fariz yang membuat perasaan Ily agak lega.

" Hahaha... Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk menjadikan putri mu itu menantu ku Riz."

Malam pun semakin larut keluarga Iqbal pun pamit untuk kembali kerumahnya.

Setelah sampai di kediaman mereka Nathan pun langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hal itu mampu membuat Iqbal dan kedua orang tuanya keheranan.

" Kenapa Nathan Ma... sepertinya dia sedang kesal....?" Tanya Andryas.

" Nggak tahu Pa... pas di rumah Fariz juga diem trus. Apa mungkin lagi berantem sama gebetannya." Tebak Sintya istri dari Andryas.

" Emang dia punya gebetan... ?"

" Hehe nggak tahu Pa ". Jawab Sintya.

Andryaspun mengalihkan pandangannya ke arah Iqbal yang sedang sibuk dengan Hand Phone nya.

" Bagaimana Iqbal dengan Lya... Kamu mau melanjutkannya atau tidak. Papa tidak akan memaksa...?"

Iqbal pun terdiam cukup lama.

" Sepertinya dia gadis yang baik.... tidak ada salahnya saling mengenal dulu."

Jawaban Iqbal mampu membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia.

.......................

Sementara itu Ali nampak gusar karena dari tadi berusaha menghubungi seseorang tapi tak kunjung berhasil.

" Kok nggak bisa sih... apa nomor ku di blok...?" Ucap Ali.

" Apa keputusan ku sudah benar... kenapa rasanya berat."

" Aku pengen denger suara kamu sekali lagi sebelum besok kembali ke AL--IKHLAS."

" Kenapa aku kepikiran kamu terus... kamu baik baik aja kan...?"

" Aku mohon jangan berpaling dariku... aku akan berusaha supaya kita tetap bersama."

Bunda Ais yang dari tadi menyaksikan anak semata wayangnya berbicara sendiri hanya tersenyum sambil geleng geleng.

Perhatiannya pun teralihkan saat ada suara pintu di ketuk. Dan setelah membukanya ternyata Zardhan yang bertamu.

" Ali ada Bun...?"

" Ada ayo masuk."

Dan di sinilah Zardhan berada... duduk berhadapan dengan Ali di ruang tamu.

" Aku minta maaf li... aku kekanak kanakan. Nggak seharusnya aku memintamu melepaskan Ily. Aku sadar sekarang... aku terlalu egois hanya karna cemburu. Aku tidak akan ikut campur sama hubungan kalian lagi. Semoga kalian berjodoh." Ucap Zardhan panjang lebar yang mampu membuat Ali terharu karna Sahabatnya mampu berpikir dewasa.

" Iya... aku memaafkan mu. Terimakasih kamu telah mengikhlaskan Ily. Dan aku tidak akan pernah melepaskan nya."
Jawabnya sambil tersenyum.

Akan tetapi senyuman itu luntur saat ia mengingat telah gegabah dalam mengambil keputusan. Seandainya ia tahu Zardhan akan secepat ini berubah fikiran, bisa di pastikan ia tidak akan melepas Ily.

" Kata Bunda besok kamu kembali ke Pesantren...?" Tanya Zardhan. Membuyarkan lamunan Ali.

" Iya... mau sekalian bareng...?"

" Nggak... Anna masih pengen di rumah. Paling balik pas Ramadhan. Masih 2 Minggu lagi. Ya udah ya Li... aku balik dulu kasian Anna sendirian di rumah." Pamit Zardhan

" Iya... makasih ya." Jawab Ali di angguki oleh Zardhan.

Setelah kepergian Zardhan Ali pun langsung mengambil Hand Phone nya. Ia akan mencoba menghubungi Ily lagi dan akan meminta maaf kepadanya serta menjelaskan alasan ia melepas Ily dan berharap Ily masih mau menerimanya.

Akan tetapi ia harus menelan kecewaan karna nomor Ily kembali tidak bisa di hubungi.

" Apa harus nunggu 2 Minggu lagi bisa meminta maaf sama kamu."

Tiba tiba Ali memegang dadanya. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat saat memikirkan Ily memiliki pujaan hati yang lain.

" Baru sehari kan nggak mungkin tiba tiba ada laki laki yang melamar kamu."

" Aku nggak bisa tenang sebelum minta maaf sama kamu."

" Seandainya aku tahu alamat kamu di Jakarta, pasti aku akan nyusul kamu sekarang juga dan meminta maaf."

Bunda Ais merasa jengah saat kembali menyaksikan Ali ngomong sendiri.

...............

Pagi pun tiba terlihat Nathan sedang menghampiri Mamanya yan sedang asyik dengan bunga bunganya.

" Ma...    " Sapa Nathan.

" Apa sayang... "

" Mama jangan paksa Bang Iqbal buat terima gadis itu... Kasihan Bang Iqbal Ma.. Jangan di paksa."

" Kenapa....?"

" Cewek itu kan bukan tipe nya Bang Iqbal Ma... Kasihan. Sebagai gantinya Nathan siap deehh gantiin Bang Iqbal.  Nathan rela berkorban demi Bang Iqbal."

Sintya pun tertawa mendengar ucapan anak bungsunya itu. Ia paham sekarang.

" Hahaha sayang... kamu masih kecil belum saatnya. Abang mu dulu ya."

" Sama aja kan Ma... Nathan sama Bang Iqbal kan sama sama anak Mama. "

" Iya... tapi kan Lya belum tentu mau sama brondong... hahaha."

" Paling beda setahun doang nggak bakal jadi masalah lah."

" Kata siapa beda setahun.... Lya udah 20. Sedangkan kamu 17 aja masih nunggu berapa bulan."

" Bukannya Lya masih Sekolah ya Ma."

" Sok tahu kamu... Lya udah lulus dia sekarang di Pesantren."

" Ya udah sih Ma... nggak papa 3 tahun doang."

" Apanya yang 3 tahun...?" Tanya Iqbal tiba tiba.

" Itu adek kamu mau ......    "

" Kuliah Abang udah 3 tahun ya." Potong Nathan.

" Sok tahu.... " Jawab Iqbal.

" Ma... Papa mana...?" Sambung Iqbal.

" Di ruang kerja..."

Tanpa menjawab Iqbal langsung melenggang pergi. Nathan pun langsung menghembuskan napas lega.

" Ini rahasia kita berdua lho Ma. " Ucap Nathan kemudian pergi meninggalkan Mamanya sendiri.

" Dasar... "   Ucap Mamanya sambil tertawa.

.................

Jangan Bosan Ya......

ADA CINTA DI PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang