Ryu menangis disudut ruangan. Mulut itu terus saja sesegukan,air mata itu selalu keluar dengan mata yang membengkak. Rambutnya acak-acakan seperti raja hutan,mengembang dan awut-awutan tak tentu arah. Beberapa helai rambut itu rontok di bahu telanjang yang bergetar hebat dihiasi lebam biru bekas gigitan serta cakaran. Mata itu menatap takut kearah ranjang yang diisi oleh pria kejam yang menjadikannya seperti wanita tak berharga.
Hiks,,,hikss,,,huuuu
Tangisan pilu itu memenuhi ruangan luas didominasi warna hitam.
Ryu menangis histeris sambil menjambak rambutnya sendiri. Dan itu berhasil membangunkan Miller yang sedang tidur.Miller berjalan mendekati Ryu. Bertelanjang dada dan memakai celana panjang.
"Untuk apa kau menangis,,,hem?". Miller berucap santai dengan nada rendah,rambutnya berantakan dan mata tajam khas bangun tidur itu menatap penuh kepuasan kepada gadis yang tetap cantik walaupun ber mata bengkak disertai hidung yang memerah.
"Kau bajingan,tidak tau diri. Kau seharusnya lebih pantas jadi binatang,cuuiiih". Ryu meludahi wajah tampan Miller. Ryu marah besar.
Dibalas kekehan jenaka Miller. Menghapus ludah itu menggunakan tangan kirinya,lalu mencekik leher Ryu dengan amarah membara. Menekan kuat tangan berludah itu dileher ber tato merah bekas kissmark. Hasil karya pria kejam tak berhati nurani itu.
"Apa kau bilang?". Dia berjongkok dan menarik untuk Ryu berdiri dengan tangan yang belum terlepas.
Rintihan Ryu terdengar,mendesis kesakitan mata merah itu melotot dengan kedua tangan memegangi tangan Miller,memukul kuat agar melepaskannya.
Miller kembali berucap.
"Mulutmu itu seharusnya lebih cocok mengatakan terimakasih. Kau yang seharusnya tau diri jalang!. Aku memberimu kesempatan dan memperbolehkan kau naik ke ranjangku. Budak sepertimu lebih cocok ditelapak kakiku. Seharusnya kau bangga. Dasar sampah".
Ryu tertawa sinis. Lalu menjawab.
"Saya tidak sudi. Lebih baik saya mati.Kau pria kejam,pria jahat. Seharusnya kau tidak lahir kedunia ini. Kau lebih pantas berada di neraka". Kata itu terucap begitu saja dari mulut Ryu.
Kalimat itu sangat menyakitkan. Sehingga mulut Ryu mampu mengucapkan uneg-uneg dihatinya. Di telinga wanita sesensitif Ryu yang notabene nya gadis yang memang baik,bahkan sangat baik-baik. Sebelum kata gadis baik-baik itu hilang oleh pria yang memakinya ini. Ya, dia bukan gadis itu lagi. Sekarang dia sudah menjadi gadis nakal yang tidak pandai menjaga diri . Gadis baik-baik itu lenyap malam ini dan membuat kekacauan dihati Ryu. Dia gadis kotor sekarang,gadis menjijikan dan tidak berharga.
Ryu tak bisa menjawab lagi karena cekikan semakin kuat dilehernya. Dia masih ingin Orasi pada pria durjana ini. Pukulan itu melemah disertai nafas putus-putus lalu berucap parau.
"Bu-bu-nuh sa-ja saaya tu tu-an." Ryu berucap dengan nafas tersenggal.
Senyum sinis diberikan.
"Kau memang harus mati jalang , tapi setelah menderita". Lalu kembali berucap
"Kau harus tahu batasanmu. Kau hanya sebatas sampah yang tidak berarti bahkan kau lebih rendah dari sampah. Ah,ya kau lebih cocok dikatakan kotoran yang sangat menjijikan. Camkan itu Budak". Setelah mengucapkan kalimat itu Miller melemparkan Ryu ke tembok dengan keras. Kepala Ryu terbentur dan hilang keseimbangan lalu terjatuh dalam ketidaksadaran.
Benturan itu sangat kuat. Rasa sakit luar biasa menjalar disekujur tubuh Ryu. Dan terjatuh tak berdaya dengan tangan meremas perutnya. Dunia nya gelap seketika.
Miller melihat sekilas lalu berjalan ke kamar mandi.
"Itu hukuman setimpal bagi jalang tak tahu diri sepertimu". Ucap Miller
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIAKU BEGITU KEJAM
RandomSIAMATIR BERKARYA. VOTE DARI KALIAN ITU DIPERLUKAN. 👣 OKE SELESAI