“Shilaaaaa..! udah siap belum? Ini Revan udah datang,” teriak mama.
“Iya, ma. Sebentar lagi shila keluar,” Shila membalas teriakan mama.
“Maaf ya, Revan jadi nunggu lama. Padahal dandannya udah dari tadi, tapi kok belum juga siap”, ucap mama dengan perasaan bersalah.
“Nggak apa-apa kok tante”, jawab Revan sambil mengembangkan senyum.
Revan memang sosok laki-laki yang lembut. Dia selalu sabar menghadapi tingkah laku Shila karena dia sangat menyayangi Shila, wanita yang dikenalnya 2 tahun silam.
Shila terlihat berlari kecil menuruni anak tangga. Dengan kemeja jeans biru berlengan panjang dan celana jeans berwarna senada, ditambah sepatu sneakers dan sebuah tas selempang yang menggantung di bahunya. Dia langsung berlari menuju meja makan dan merebut sebuah roti bakar yang telah disiapkan mama untuk sarapannya hari ini.
“Ma, shila sama revan ke kampus dulu ya!” shila berpamitan sambil mencium tangan mamanya.
“Iya sayang, hati-hati ya!” ucap mama sambil mencium kening Shila.
“Revan juga pamit ya, tante”, Revan juga ikut mencium tangan mama Shila.
“Iya, Revan, hati-hati ya bawa mobilnya!” mama berpesan pada Revan.
“Iya, tante. Insya allah”, jawab Revan sambil tersenyum.
Mama memandangi putri bungsunya sambil menggelengkan kepala.
Untung punya cowok yang sabar seperti Revan.
***
“Kamu kelamaan yah nunggu aku, van?”, Shila memandang Revan sambil memakan roti bakarnya.
“Nggak kok, sayang. Belum ada sejam. Kalo udah sejam nunggunya, tarifnya beda lagi.” Revan menggoda Shila.
“Ih, kamu tuh, udah kayak angkot aja pake tarif.” Shila memukul manja lengan Revan yang berotot.
“Aduh, emangnya aku sasak tinju main pukul aja. Enak banget yah, makan rotinya sendiri aja, nggak bagi-bagi sama aku.” Ucap Revan.
Shila menjulurkan lidahnya pada Revan.
“Kamu mau juga yah? Nih aku kasih buat kamu.” Shila menyobek sedikit sudut rotinya.
Revan menoleh, “Ya ampun sayang, pelit banget sih, ngasih tuh banyakan dikit dong.” Protes Revan.
Shila mendengus,”Udah minta, maunya banyak lagi tuh.”
Dengan wajah cemberut, dia membagi 2 rotinya untuk Revan.
“Suapin dong, kan aku lagi nyetir, gimana makannya?” tambah Revan.
“Ya ampun, manja banget sih kamu.” gerutu Shila. lagi-lagi Revan membuatnya kesal.
Revan tersenyum licik, “Kamu kalo lagi marah gitu, manis banget deh!”
Shila tak bergeming. Pandangannya lurus ke depan. Dia tak memperdulikan pujian dari Revan.
Shila anak terakhir dari 3 bersaudara. Kedua kakaknya telah menikah dan tinggal di rumah mereka masing-masing. Ayahnya sering bekerja diluar kota sehingga Shila hanya tinggal berdua dengan mamanya dan membuat Shila tumbuh menjadi anak yang manja. Wajar saja, Tingkahnya sedikit kekanak-kanakan.
“Tapi aku serius, kamu cantik banget sih hari ini”, Revan memuji Shila.
“Kamu ngejek lagi ya?” Tanya Shila lagi.
“Serius, aku suka banget penampilan kamu hari ini.” Revan menjawab jujur.
Shila tersenyum lebar, “Aku kan cantik supaya kamu nggak ngelirik cewek lain lagi,”

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack!!!
RomanceBismillah... Ini cerita pertamaku yang akhirnya bisa selesai juga... Semoga banyak yang suka dan lebih Alhamdulillah lagi kalo banyak yang vote... Mohon dimaklumi ya kalo masih banyak kekurangannya... Harap masukan dan commentnya ya.... Happy readin...