Kepergian Revan

1.3K 19 4
                                        

Setelah 4 tahun menjalani masa kuliah, akhirnya Shila, Revan dan Nada lulus. Shila lulus dengan nilai cumlaude dan mendapat predikat sebagai lulusan terbaik di Universitasnya. Sungguh sebuah hal yang sangat membanggakan untuk dirinya dan keluarganya, tak terkecuali Revan kekasihnya. Shila memang anak yang cerdas dan rajin belajar. Tekadnya sangat kuat untuk menggapai impiannya. Hobinya membaca sejak kecil semakin menambah kepintarannya. Sangat pantas predikat itu dia dapatkan. Setelah lulus kuliah, dia langsung mendapat panggilan kerja disebuah perusahaan yang bergerak di bidang property, tempatnya magang dulu. Perusahaan itu menganggap Shila sangat berkompeten di bidang design interior. Kemampuannya sudah tak diragukan lagi. Nada, sahabatnya memilih melanjutkan kuliahnya di Malaysia. Dan revan? Revan mendapatkan beasiswa kuliah S2 di Jerman. Hal ini tentunya membuat Shila merasa sedih. Dia akan sangat merindukan Revan. 

Sebelum berangkat, Revan menghabiskan waktunya bersama Shila. Seharian mereka berjalan-jalan mengelilingi Jakarta. Hati kecil Revan merasa sangat berat untuk meninggalkan Shila. Tapi ini dia lakukan untuk masa depannya bersama Shila nanti. Malam itu mereka duduk berdua di sebuah taman,

“Sayang, sepertinya aku nggak sanggup jauh dari kamu. Nada udah pergi ke Malaisya, sekarang kamu juga mau ninggalin aku.” Shila menatap Revan. Matanya berkaca-kaca.

Tangan Revan menyentuh kedua pipi Shila, “Sayang, aku nggak lama kok disana. Setelah lulus, aku akan langsung balik ke Jakarta. Jangan sedih ya sayang. Lihat mata aku sayang, kamu percaya kan sama aku? Kamu mau kan nunggu aku?” Revan berusaha meyakinkan Shila.

Shila menggangguk pelan. Revan mengusap air mata yang jatuh di pipi Shila.

“Jangan nangis dong, liat tuh, idungnya jadi merah kan kayak badut?” Revan berusaha menghibur Shila.

Shila langsung menutup hidungnya dengan tangan.

Revan cekikikan. Dia selalu saja bisa membuat hati Shila tenang. Shila menempelkan kepalanya ke bahu Revan.

“Kamu juga jangan nakal ya disini. Jaga hati kamu yah. Aku nggak liat, tapi Allah yang liat.” Pesan Revan.

“Kamu juga yah, disana kan banyak cewek-cewek bule yang lebih cantik dari aku. Kamu jangan lupain aku yah.” pinta Shila.

Revan tersenyum sambil mengusap rambut Shila, “Yang cantik sih banyak, tapi yang kayak kamu, langka sayang.”

Shila menegakkan kepalanya dan langsung menatap Revan,”Langka? Emangnya aku barang antik?”

“Iya, kamu itu barang antik yang selalu menghias hati aku.” Revan menggombal.

“Tapi nggak disamain sama barang juga kali yang, aku kan manusia.” Shila mengerutkan wajahnya dan melayangkan cubitan ke perut Revan.

Revan tertawa terbahak-bahak. Ya… malam ini begitu indah sekaligus menyedihkan untuk mereka.

***

Pagi ini adalah jadwal keberangkatan Revan ke Jerman. Shila ikut mengantar Revan ke bandara. Saat Revan akan memasuki pintu keberangkatan. Tangisnya pecah. Dia memeluk erat Revan serasa tak ingin melepasnya.

“Jangan suruh aku melepas pelukan ini Revan.” Shila kembali menangis di pelukan Revan.

Revan membiarkan Shila meluapkan kesedihannya,”Iya sayang.”

Di hati kecilnya, Revan tidak tega melihat Shila sedih, tapi dia harus harus melanjutkan kuliahnya.

Setelah cukup lama Shila dalam dekapannya, Revan berkata “Ini aku punya sesuatu untuk kamu, coba liat dulu!”

Revan memberikan sebuah boneka beruang berwarna pink yang besarnya menyaingi tubuh Shila.

“Kalo kamu kangen aku, kamu peluk dia yah, kasih dong senyuman buat aku!” pinta Revan.

Love Attack!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang