Sesaat kemudian, terdengar pintu kamar tempat Shila dirawat terbuka. Pandangannya langsung mengarah ke Agha yang sedang memasuki ruangannya. Langkah Agha terhenti di depan pintu saat melihat Shila yang sedang bersama Nada. Dia merasa ragu untuk memasuki ruangan tersebut. Kejadian beberapa hari yang lalu masih menyisakan ketegangan di antara mereka.
Shila yang melihat Agha tak beranjak dari pintu langsung mempersilahkannya masuk, “Masuk, Gha. Kok diam aja?”
“Eh, iya. Aku boleh masuk ya?” Agha merasa lega. Dia terlihat salah tingkah sambil menggaruk kepala.
“Makasih ya, Gha. Kamu udah mau jenguk aku”. Ucap Shila.
“Pake acara bilang makasih segala.” Jawab Agha.
Nada tersenyum kecil.
“Kamu udah lama, datangnya?”, Agha menyapa Nada.
“Udah.” Jawab Nada singkat.
Nada terlihat sibuk memainkan gadgetnya. Berusaha mengalihkan perhatiannya dari Agha. Bekas luka di hatinya belum hilang sejak kejadian kemarin. Dia hanya bergumam dalam hati.
Shila memang pantas mendapatkan cinta Agha. Dia wanita berhati mulia. Tidak seperti aku yang terlalu egois memikirkan kebahagiaanku sendiri.
Agha menyadari Nada masih marah padanya.
Tak berapa lama, Revan datang sambil membawa makanan untuk Shila. Revan bingung melihat Shila, Nada dan Revan yang saling terdiam.
“Ehem, kok pada tegang gini sih, kayak lagi nonton film horror?” Revan berusaha memecah suasana siang itu.
“Maksud kamu, aku kayak hantu?”, Shila merasa tersinggung.
“Bukan gitu maksud aku sayang. Masa cewek kesayangan aku kayak hantu. Abisnya pada diam aja, kok nasinya belum dimakan sayang?” Ucap Revan pada Shila.
Shila tersenyum,”Tadi lagi seru ngobrol sama Nada, jadi lupa sayang.”
“Yaudah, sini aku suapin!” Agha dan revan mengucapkan kalimat yang sama dengan serentak.
Shila cekikikan, “Kalian lucu banget sih, sampai kompak gitu. Aku kan udah gede bisa makan sendiri”
Revan merasa cemburu melihat Agha, tapi dia berusaha menahan amarahnya mengingat kekasihnya yang sedang sakit. Tanpa banyak bicara, dia langsung mengambil makanan Shila dan menyuapinya. Shila tak berani menatap mata Revan, dia tau Revan sedang tidak enak hati.
Agha jadi malu. Dia lupa bahwa ada Revan yang menjadi kekasih Shila.
Shila menuruti Revan. Dia tak ingin Revan marah padanya. Dia pun jadi bingung harus bersikap bagaimana. Dia merasa menjadi penyebab dari semua permasalahan yang terjadi.
“Shila, aku pamit dulu ya. Mama ngajak aku pergi. Nanti malam aku kesini lagi ya, sayang.” Ucap Nada.
“Iya, Nada. Makasih ya udah mau datang kesini. Salam buat mama yah”. Jawab Nada.
Nada pun berlalu. Adzan ashar berkumandang.
“Agha, titip Shila sebentar ya, aku mau ke mushola dulu.” Pesan Revan pada Agha.
“Siap bos.” Jawab Agha senang.
Kini, tinggallah mereka berdua.
“Agha, apa yang udah kamu lakukan pada Nada?” Shila membuka pembicaraan.
Agha langsung menjawab dengan jujur,”Aku nggak bisa bohongin hati aku Shila, kalo aku masih sayang banget sama kamu. Aku emang hanya menanggap Nada sebagai sahabatku.”
“Tapi, aku kan udah punya Revan. Kamu nggak bisa coba buka hati kamu untuk Nada. Kamu tega ngeliat dia sedih?” tutur Shila mendikte Revan.
“Aku tau Shila. Tapi cinta nggak bisa dipaksakan. Nggak semudah itu. Aku hanya mencoba untuk jujur.”jawab Agha lagi.
Shila hanya bisa diam.
Sepertinya memang tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Nada cinta Agha, Agha cinta Shila, dan Shila cinta Revan. Sebuah kisah cinta yang rumit.“
Yaudah, pokoknya kamu harus tetap minta maaf sama Nada. Kamu mau kan?” pinta Shila pada Agha sambil memegang tangan Agha.
Dengan tulus Agha berkata, “Aku akan melakukannya untuk kamu Shila”.
Agha membelai rambut Shila. Pada saat yang bersamaan, Revan telah kembali dan melihat adegan tersebut. Semakin hari, Agha semakin membuat Revan cemburu. Revan merasa Agha tak pernah menghargai statusnya sebagai kekasih Shila. Agha langsung melepaskan tangannya dari Shila.
“Revan udah selesai sholat kan, aku pulang dulu yah Shila.” Agha berpamitan.
“Ya, Gha. Makasih banget yah.” Jawab Shila.
“Makasih juga ya Gha, udah jagain Shila”, Revan tersenyum.
“Nggak usah bilang makasih kali, Van. Aku pamit yah.” Jawab Agha.
Kalo kamu suruh aku jaga Shila selamanya, juga dengan senang hati akan aku lakukan.
Setelah 3 hari Shila dirawat di rumah sakit, akhirnya dia diperbolehkan pulang. Revan yang mengantarnya pulang ke rumah, karena mama Shila masih bertugas diluar kota.
Di perjalanan, Revan menceramahi Shila,”Nggak enak kan masuk rumah sakit, makanya jaga kesehatan kamu ya sayang.”
“Kalo dokternya kamu aku betah kok di rumah sakit”, Shila menggoda Revan.
Revan mencubit pipi Shila,“Udah sakit kayak gitu, masih aja bisa becanda”.
“Sakit tau!” Shila balas memukul Revan.
Revan cekikikan melihat sikap Shila yang manja.
“Udah sampai nih tuan putri, tunggu aku bukain pintu!” pinta Revan.
Revan membukakan pintu mobilnya dan membimbing Shila berjalan memasuki rumahnya.
***
Agha mengajak Nada dinner di sebuah restoran seafood. Nada menerima ajakan Agha tersebut.
Di sana, mereka membahas tentang peristiwa kemarin.
“Nada, aku mau minta maaf atas kejadian kemarin.” Ucap Agha.
Nada tertunduk, “Nggak apa-apa kok Gha. Aku yang salah.”
Agha memegang tangan Nada,”Kamu nggak salah kok. Cinta nggak ada yang salah. Makasih udah mencintaiku. Mungkin aku bukan lelaki yang baik untukmu.”
“Pilihan kamu memang tepat untuk mencintai Shila, dia wanita yang baik. Saat itu dia tidak menerima cinta kamu, karena dia tau aku menyimpan rasa padamu.” Nada menjawab jujur.
Pikiran Agha menerawang,”Tapi sekarang juga sudah terlambat Nada, dia sudah bersama Revan.”
Nada merasa bersalah, ”Maafkan aku Agha. Kamu masih mau kan jadi sahabat aku?”
Agha tersenyum,”Buat aku, kamu cewek yang hebat yang pernah aku kenal. Mungkin aku bukan cowok yang pantas untuk cewek seperti kamu. Semoga kamu mendapatkan cowok yang lebih baik dari aku.” Tangan Agha mengelus wajah Nada.
Nada Menangis haru, “Sebuah persahabatan bagiku lebih penting untuk dipertahankan daripada rasa cinta ini”. Jawab Nada terbata. Agha menghapus air mata yang mengalir di wajah Nada. Baru kali ini Agha merasa sangat sedih, matanya berkaca-kaca. Dia merasa dirinya begitu kejam telah menyakiti hati seorang wanita yang begitu tulus mencintainya.
“Sekarang perasaan aku udah lega banget,Gha. Udah ah, kok jadi sedih-sedihan gini sih. Ayo dong kita becanda lagi.” Nada menggoda Agha.
Ya ampun, dia masih bisa melukiskan senyum di wajahnya meskipun aku tau hatinya pasti sangat terluka. Lelaki macam apa aku ini, menyia-nyiakan cinta seorang wanita yang tulus dan masih saja mengharapkan cinta yang tak pasti… Agha bergumam dalam hati.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack!!!
RomanceBismillah... Ini cerita pertamaku yang akhirnya bisa selesai juga... Semoga banyak yang suka dan lebih Alhamdulillah lagi kalo banyak yang vote... Mohon dimaklumi ya kalo masih banyak kekurangannya... Harap masukan dan commentnya ya.... Happy readin...