Agha, are you okay?

1.1K 20 0
                                    

Shila merebahkan dirinya di kasur. Dia masih memikirkan ucapan yang terlontar dari mulut Agha bahwa Agha masih mencintainya. Agha memang sangat perhatian padanya. Terlebih lagi saat Revan sedang jauh seperti saat ini, dia selalu ada untuk Shila. Sebenarnya nggak ada alasan untuk Shila bisa menolak Agha, dia sangat baik dan perhatian, tampangnya oke, sudah bekerja pula, cukup ideal untuk dijadikan calon suami. Tapi, Shila juga sangat menyayangi Revan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi dan langsung membuyarkan lamunannya.

“Ini pasti Revan.” Shila buru-buru melihat handphonenya.

From    : Agha

Selamat tidur, nyonya bawel.

Have a nice dream.

Semoga aku hadir di mimpimu malam ini.

: P

Ternyata tebakannya salah. “Yah, ternyata dari Agha.” gerutu  Shila.

Agha akhir-akhir ini memang tak pernah absen mengirim ucapan selamat tidur untuknya.

Pacar aku sebenernya Agha atau Revan yah? Kok sepertinya lebih perhatian Agha daripada Revan. Kalo kayak gini, lama-lama aku bisa jadian beneran sama Agha. Upps, apa-apaan ini. Setan dari mana yang menggoda aku. Ya allah, ampuni aku.

Shila buru-buru memejamkan matanya, takut pikirannya semakin tak menentu.

***

Hari itu, Shila meminta tolong Agha mengantarnya bekerja, karena tiba-tiba mobilnya tidak bisa dinyalakan. Beruntung saat itu Agha belum berangkat kerja. Dengan senang hati, Agha menjemput Shila dengan motor ninjanya. Agha memang mengedarai motor untuk pergi kerja karena jalanan yang sering macet. Sudah setengah jam Shila menunggu, namun Agha tak kunjung tiba. Dia coba menghubungi Agha, namun tak ada jawaban. Dia juga  mencoba mengirim pesan namun tak juga ada balasan. Shila merasa kesal dan berpikir Agha membohonginya. Akhirnya, dia memutuskan pergi naik taksi karena sudah telat pergi ke kantor. Jalanan hari itu lebih macet dari biasanya. Dari jauh, Shila melihat banyak kerumunan orang di sisi jalan yang berbeda arah dengannya.

“Pak, itu ada apa ya?” Tanya Shila.

“Sepertinya ada kecelakaan.” Jawab Pak Supir.

“Kecelakaan?” pikiran Shila langsung tertuju pada Agha. jantung Shila berdegup kencang.

Taksi yang dinaiki Shila semakin mendekat ke lokasi kerumunan itu. Shila melihat motor ninja warna hijau yang bagian depannya telah hancur.

Air mata Shila langsung mengalir di pipinya. “Itu pasti motor Agha. Pak saya turun disini aja pak, ambil aja kembaliannya.” Shila langsung berlari dan menerobos kerumunan itu.

Shila melihat Agha tergeletak. Agha tak sadarkan diri. Darah segar mengalir dikepalanya. “Aghaaaaa….!!!” Shila berteriak dan memeluk Agha.

“Kenapa kalian semua pada ngeliatin, ini bukan tontonan, bubar semua!” Shila memaki orang-orang yang mengelilingi Agha. Shila menanyakan penyebab kecelakaan Agha pada seorang pria yang menolong Agha.

“Agha kenapa, pak?” Tanya Shila sambil terisak.

“Dia tadi berusaha menghindari mobil yang nyalip di depannya, akhirnya dia terjatuh,” jawab bapak itu. Shila jadi merasa bersalah.

“Kalau saja tadi aku nggak minta dia jemput aku, dia nggak akan kayak gini.” Shila tak henti menangis. Tak lama, mobil ambulan pun datang, dan langsung membawa Agha ke rumah Sakit terdekat.

Agha langsung dibawa ke UGD dan mendapatkan penanganan dari dokter. Shila segera menghubungi Mama Agha dan juga mamanya.

Beberapa saat kemudian, dokter membawa hasil scan dan rontgen milik Agha. Dokter mengatakan bahwa Agha mengalami pendarahan di otaknya, dan kaki kirinya patah. Dokter memperbolehkan Shila melihat Agha.

Shila tak kuasa melihat Agha yang terbaring lemah. Dia menggemgam tangan Agha.

“Agha bangun, Gha. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku sayang sama kamu, Agha.” Shila kembali menguraikan air mata.

Terlihat mama Agha memasuki ruangan tempat Agha dirawat.  Agha adalah anak satu-satunya. Ayahnya meninggal 10 tahun yang lalu. Dia hanya tinggal berdua dengan mamanya.

“Anakku, kamu kenapa nak? Kamu satu-satunya harta mama yang paling berharga” Mama Agha langsung memeluknya.

Disusul Mama Shila yang juga datang melihat Agha. Mama Shila mengelus punggung mama Agha sambil berkata,”Sabar ya, mbak.”

“Tadi pagi dia sehat-sehat aja, tapi sekarang kondisinya udah kayak gini.” Ucap mama Agha.

“Iya, mbak. Dia udah seperti anakku sendiri. Aku mengerti gimana rasanya. Kita sama-sama berdoa ya untuk kesembuhan Agha.” Jawab mama Shila sambil memeluk mama Agha.

Mama Agha hanya bisa menangis.

Keluarga Shila dan keluarga Agha memang telah saling mengenal. Mama Agha juga telah menganggap Shila seperti anaknya sendiri.

***

Sudah 3 hari Agha koma. Selama itu pula Shila menemani mama Agha di rumah sakit.

“Shila, kamu nggak istirahat dulu di rumah? Nanti kamu pula yang sakit.” Mama Agha membelai kepala Shila.

Shila tersenyum, “Nggak apa-apa kok tante, Shila mau tungguin Agha disini sekalian temanin tante. Kasian tante sendirian.” Mama Agha membalas senyuman Shila.

Shila mengambil cuti supaya bisa terus berada di samping Agha. Jika bekerja, dia juga tak mampu berkonsentrasi karena memikirkan keadaan Agha. saat itu, Mama Agha sedang tertidur sambil menggemgam tangan Agha. Tiba-tiba jari Agha bergerak.Mamanya terbangun karena merasakan gerakan tangan Agha.

“Shila”, Agha memanggil Shila dengan suara lirih.

“Alhamdulillah, kamu udah sadar. Ini mama, sayang.” Jawab mama.

“Shila mana, ma? Aww, kepalaku sakit.” Agha meringis.

“Kamu jangan banyak gerak dulu yah sayang. Shila sedang keluar sebentar.” Ucap Mama.

Mama memanggil dokter untuk memberitahukan kondisi Agha. Dokter pun datang dan memeriksa Agha dan mengatakan bahwa kondisi Agha telah membaik.

Shila yang baru datang, terkejut melihat Agha yang telah sadar.

“Kamu udah sadar, Agha?” Shila tersenyum bahagia.

“Tadi waktu dia baru sadar, dia langsung sebut nama kamu lho, sayang.” Ucap Mama Agha. Shila merasa tersipu.

Shila merasa sangat lega melihat Agha sudah melewati masa kritisnya.

***

Love Attack!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang