“Udah dulu ya telponnya, aku udah ngantuk nih. Besok harus bangun pagi, Assalamualaikum”. Ucap Shila mengakhiri pembicaraan malam ini.
“Wa’alaikumsalam cantik, mimpi yang indah ya!”, terdengar sebuah jawaban bernada genit dari Agha.
Shila tersenyum geli mendengar jawabannya. Mata Shila terasa berat. Shila melirik jam di kamarnya yang sudah berada di angka 11. Tiba-tiba dia teringat akan peristiwa malam itu. Dia merasa ada rasa yang berbeda saat berpelukan dengan Agha. Mungkin karena rasa rindu yang sudah terlalu lama tertahan atau memang dia jatuh cinta pada Agha.
“Nggak mungkin aku cinta sama Agha, aku kan udah punya Revan.” Shila berusaha menepis pikirannya. Dia tak ingin mengecewakan Revan yang sudah setia menjadi kekasihnya.
Shila menarik selimutnya dan mulai memejamkan mata.
Setelah kepulangannya ke Jakarta, Agha kembali dekat dengan Shila. Agha sadar bahwa dirinya terlalu egois menginginkan kekasih orang lain. Tapi dia juga enggan merelakan Shila bersama Revan begitu saja.
Kabar kepulangan Agha juga diketahui oleh Nada. Karena sudah terlalu lama memendam perasaannya pada Agha, dia ingin Agha segera tau perasaannya. Nada sudah menyiapkan dirinya untuk menyatakan cintanya kepada Agha.
Suatu hari, Nada mengajak Agha bertemu di sebuah cafe. Nada datang lebih dulu dan memilih tempat duduk di sebelah kaca agar bisa menikmati pemandangan di sekitarnya. Setelah menunggu sekitar 15 menit, terlihat seorang lelaki bertubuh tinggi memakai kemeja kotak-kotak lengan panjang dan celana panjang berwarna coklat menghampiri Nada.
“Halo, Nada!” Sapa Agha seraya menebarkan senyum manisnya.
Nada tersentak dari lamunannya. Dia terpesona melihat perubahan pada diri Agha.
“Kamu Agha,kan?”, Tanya Nada seolah tak percaya.
Agha tersenyum kembali sambil berkata,”Iya, aku Agha. Kenapa, aku ganteng yah?”
Agha mulai menggoda Nada.
“Ah, nggak kok biasa aja,” Nada membohongi perasaannya.
Mereka mulai berbincang-bincang. Banyak hal yang mereka ceritakan mulai dari mengingat masa sekolah hingga perkuliahan mereka.
“Gha, sepertinya kamu harus tau sesuatu.” Ucap Nada
Agha penasaran, “Tau tentang apa Nada?”
“Aku.. aku sayang padamu Gha.” Jawab Nada terbata. Nada langsung tertunduk, dia tak berani menatap mata Agha.
Agha tersentak. Dia tak menyangka Nada jatuh hati padanya. Agha bingung bagaimana cara menjelaskan pada Nada bahwa dia sama sekali tak memiliki rasa cinta pada Nada. Dia hanya menganggap Nada tak lebih dari sekedar sahabat.
Agha menggengam tangan Nada sambil berkata,”Nada, lihatlah mataku. Aku juga sayang padamu, tapi itu hanya sebatas sayang untuk sahabat nggak lebih.”
“Kamu pasti bohong kan, Gha?” Nada berusaha meyakinkan dirinya.
Dengan tegas Agha menjawab, “Aku nggak bohong, Nada. Aku mencintai Shila, bukan kamu.” Tegas Agha lagi.
“Shila? maksud kamu apa, Gha?” Nada terkejut dan melepaskan tangannya dari genggaman Agha.
“Selama ini aku bersahabat dengan kalian hanya untuk mendekati Shila.” Agha menjawab jujur. Nada menangis. Dia merasa telah dibohongi oleh kedua sahabatnya.
“Kalian jahat!”, Nada mengambil tasnya dan langsung berlari keluar meninggalkan Agha.
Agha tak berusaha mengejarnya. Sekujur tubuhnya terasa kaku. Dia tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Tak ada yang bisa disalahkan. Hancur sudah persahabatan mereka. Ternyata kedekatannya dengan Nada selama ini disalah artikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Attack!!!
RomansaBismillah... Ini cerita pertamaku yang akhirnya bisa selesai juga... Semoga banyak yang suka dan lebih Alhamdulillah lagi kalo banyak yang vote... Mohon dimaklumi ya kalo masih banyak kekurangannya... Harap masukan dan commentnya ya.... Happy readin...