1.

1.2K 149 74
                                    

Jangan lupa vote dan komen:)

+×+

"Kau menghambat jalanku. Dasar sampah!"

Kemudian pria itu memasukkan tubuh mayat yang sudah di bungkus plastik itu ke tempat sampah. Mengerikan sekali. Tetapi itulah dirinya.

Pria itu melewati lorong gelap tersebut dengan santai. Seperti tidak ada yang terjadi saat ini.

Bahkan bajunya yang terkena cipratan air merah anyir tersebut hanya tersenyum cerah. Dirinya bangga dengan diri sendiri.

Dia hanya sendiri. Tak ada yang menemaninya. Teman? Tak ada kata itu di hidupnya. Tak pernah ada dan tak akan ada.

Pria berhati dingin itu berjalan dengan santainya menuju apartemen nya. Mewah? Tentu saja. Uang tersebut hasil dari penjualannya di pasar gelap.

"Kenapa pulang terlambat, tuan?" Salah satu orang dari sekian banyak pembantu rumah mewah Beomgyu membuka pembicaraan.

Tentu saja yang memulainya itu ketua pembantu. Yang lain tak berani memulai pembicaraan dengan tuan mereka.

Apalagi dengan Beomgyu yang sekarang sedang berlumuran dengan darah dan entah siapa yang punya.

"Hm..seperti yang kau tau," Ucapnya enteng, kemudian berlalu begitu saja menuju kamar.

Semua pelayan disana hanya menghela napas lega. Tak ada kegiatan bentak membentak hari ini. Itu tandanya mood tuan mereka sedang sangat baik.

Mereka tentu saja tau perbuatan tuannya. Tak mungkin tidak tau. Dari bajunya saja tadi sudah jelas jelas mereka tau.

Jadi mereka tidak syok lagi dengan penampilan Beomgyu yang selalu pulang telat. Eh tidak juga sih.

Dan tidak ada yang mau mengungkapkan rahasia tuan mereka itu. Beomgyu itu tidak bodoh. Dia bahkan lebih pintar dari yang mereka kira.

Lagipula mereka tidak ada yang ingin keluar dari sana. Pun tidak bisa juga. Jika sudah masuk sekali, maka mereka tidak akan bisa kembali keluar.

Why? Yagitu.

Udah dijelasin tadi masih nanya kalen.

+×+

"Hei..Siapa namamu nak? Haha..astaga..kenapa manis sekali sih!" Beomgyu mencubit pipi bocah yang sepertinya hampir seumuran dengan dirinya.

Bocah itu bersama ibunya saat ini. Ibunya itu sedang pingsan akibat ulah beomgyu tentu saja.

Sedangkan bocah tersebut cuma diikat. Bersyukurlah karna beomgyu masih punya hati nurani untuk iba kepada bocah cupu di depannya ini.

Mengapa mereka diikat? Mengapa mereka di tangkap?

Jika beomgyu menanyakan hal yang sama apakah kalian percaya?

Memang. Dirinya pun tak tau mengapa tiba-tiba tertarik saja untuk mencari tumbal lagi. Dan kebetulan saja ibu dan anak ini lewat di jalan yang beomgyu lewati.

"Kau?! Mau apa kau dengan kami?! Apa yang kau inginkan sialan?!!"

Pekik bocah tersebut sambil menatap tajam beomgyu yang asik menguyel uyel pipinya. Sedangkan tangan beomgyu yang lain sedang memegang cutter.

Kemudian dirinya tersenyum menyeringai. Astaga mengerikan sekali.

"Untuk menjadikan kalian tumbal, tentu saja" Jawabnya singkat.

Beomgyu menjauhkan dirinya dengan bocah itu, lalu berjalan mendekati sang ibu yang kebetulan sudah sadar dari pingsannya.

"Eungh.."

𝐒𝐦𝐢𝐥𝐞 - Beomtae[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang