"Mau mengecek filling station?"
Yeosang yang tadinya sibuk dengan pemandangan gelap di luar sana lantas menoleh. "Untuk apa?" Netranya beralih ke arah indikator. "Ah, bensinnya tersisa sedikit. Kau yakin masih ada tempat pengisian bahan bakar yang utuh? Bagaimana dengan listrik?"
"Aku yakin setidaknya ada satu atau dua tempat yang layak digunakan, mengingat di sini cukup jauh dari sumber ledakan. Sedari tadi aku juga tidak melihat adanya kobaran api. Dan pasti di sana tersedia genset."
Yeosang sedikit tidak setuju mendengar ide San. Tapi dia memilih untuk percaya. "Baiklah. Aku ikut apa katamu."
BRUK!
Bertepatan dengan Yeosang yang kembali mengalihkan tatapannya ke arah jendela, pada saat itu juga sebuah tubuh menubruk kaca. San menginjak pedal rem dengan segera. Debaran jantung bersautan kencang. Apa itu tadi? San juga Yeosang mencoba menajamkan mata, melihat-lihat apa ada zombie di sekitar sana. Namun hanya ada kegelapan sepanjang mata memandang.
"Kau tidak apa, Yeo?"
Yang ditanya berusaha mengatur napasnya. "Aku hanya terkejut," jawabnya setelah berhasil menetralisir rasa kaget.
"Baiklah, kita lanjutkan perjalanan." San dengan perlahan mulai menginjak pedal gas. Namun belum sempat mobil bergerak lebih jauh, sebuah tubrukan kembali terjadi, kali ini dari arah belakang. Terlihat satu zombie yang terus menabrakkan tubuhnya pada bagian belakang mobil. Mencoba masuk, tetapi tidak tahu bagaimana caranya.
"Kukira di sini tidak ada zombie." San berdecak pelan. Sepertinya zombie itu terpancing karena suara mobil. Merasa tidak begitu penting, kembali San menginjak pedal gas, kali ini mobil langsung melaju cukup cepat.
"San ...."
Yeosang yang ternyata masih tetap memperhatikan zombie di belakang sana memanggil San. Getaran ketakutan tertangkap jelas dari nada suaranya. "Kenapa?" San tidak bisa menangkap raut wajah Yeosang dari balik spion karena pemuda itu masih berbalik condong ke belakang.
"Pelankan mobilnya dan lihat ke arah belakang."
Tanpa banyak bertanya San langsung menuruti perintah Yeosang. Ia memelankan laju kendaraan, kemudian tangannya mengatur spion tengah agar dapat melihat ke belakang dengan jelas. Sedetik kemudian matanya membola melihat pemadangan di sana. "Mereka berlari?" San terkejut bukan main. "Ada apa ini? Kenapa mereka berevolusi semakin cepat?"
Tidak ingin membuang waktu, San segera mempercepat laju mobilnya. Menjauh dari para mayat hidup yang kini kembali berevolusi dan bisa berlari. Begitu dirasa cukup jauh, San kembali menjalankan mobil dikecepatan rata-rata. Di kursi penumpang, Yeosang tampak masih duduk terdiam karena dilanda kaget.
"Semakin berbahaya berkeliaran di luar tanpa senjata." Seakan tersadar akan ucapannya sendiri, San menepuk dahi. "Senjatanya tertinggal di gedung tadi! Ah, bodohnya aku!" Sebelah tangan yang tidak memegang kemudi mengacak rambutnya asal.
"Tetap berada di dalam mobil adalah pilihan paling bagus. Tetapi kita kekurangan bahan bakar. Kemungkinan besar tidak akan cukup sampai ke perbatasan."
Yeosang sama bingungnya dengan San. Ancaman semakin hari malah semakin gawat.
"Kalau tidak salah, setelah tikungan ada stasiun bahan bakar. Semoga tidak rusak dan tersedia genset."
Yeosang menyerngit mendengar ucapan San. "Lalu bagaimana kalau di sana banyak makhluk sinting yang juga telah berevolusi? Dan apa kau sadar suara genset akan lebih banyak mengundang mereka?"
Jawaban tidak sempat San berikan karena stasiun pengisian bahan bakar sudah terlihat. Ia langsung memarkirkan mobil di mesin pompa terdekat. San tidak segera keluar, ia sengaja berdiam diri untuk mengamati keadaan. Siapa tahu ada zombie yang mendekat karena mendengar deru mesin mobil. Sekitar sepuluh menit mereka habiskan untuk mengecek keadaan sekitar. Ada beberapa zombie yang berlalu-lalang, mereka kehilangan arah karena sumber suara yang tadi mereka ikuti telah lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exile : Sansang ✔
Fanfiction𝐄-𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋.𝐍𝐄𝐖𝐒 ㅡ Telah terjadi sebuah ledakan besar di kota Neutron, 𝐒𝐞𝐧𝐢𝐧 (𝟐𝟗/𝟒). Ledakan yang diduga berasal dari sebuah gudang penelitian itu mengakibatkan ribuan korban meninggal dan membuat hewan serta tumbuhan di sekitanya ma...