Two years later ....
.
.
.
.
.
.
.
.
Musim semi tiba. Yang ditemukan hanyalah bunga-bunga bermekaran dengan berbagai warna indah memanjakan mata sepanjang perjalanan. Yeosang tidak bisa menahan senyumnya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Bulan Maret dan April memang hujannya festival bunga. Yeosang tidak punya alasan untuk tidak menyukainya. Mengingat musim semi dua tahun lalu ia lalui dengan keadaan mengerikan.
Dua tahun sudah sejak peristiwa ledakan yang terjadi di Neutron. Jika kalian penasaran, sekarang Yeosang tengah menikmati hidupnya di kota kecil bernama Luster. Iya, Luster yang dahulu menjadi pelarian Choi San.
Omong-omong, Yeosang sudah tidak tahu-menahu mengenai Neutron begitu ia terbebas dari sana. Informasi yang ia ketahui hanya kota itu akan tetap diisolasi sampai waktu yang belum ditentukan. Setelah diselamatkan, pemuda Juni itu langsung dibawa ke ibu kota. Ia dimintai keterangan sebelum akhirnya diberi perjanjian tertulis. Yeosang tidak bisa membeberkan dengan jelas isi perjanjian tersebut, tetapi pada intinya, ia diminta untuk tutup mulut mengenai kejadian juga kondisi Neutron selama masa isolasi. Skenario sudah disusun sebaik mungkin oleh pemerintah agar tidak terjadi kebocoran informasi mengenai latar belakang terjadinya ledakan di kota tersebut.
Yeosang tidak bisa menolaknya. Ia dijanjikan hidup enak. Bagi anak yang hidup sebatang kara sepertinya, perjanjian ini merupakan sebuah titik awal yang menguntungkan. Terdengar lebih baik daripada harus memberontak dan berakhir menjadi tahanan, mungkin.
Setelah melakukan perjanjian, Yeosang pergi menuju Luster dan memulai hidup baru di sana. Ketika ada yang menanyai dari mana asalnya, Yeosang akan menjawab dengan bangga bahwa ia berasal dari Neutron. Ia tidak ada di kota saat ledakan terjadi, begitu kilahnya. Salah satu skenario yang tertulis dalam perjanjian.
Namun, hari ini ia mendapat satu informasi tentang Neutron melalui siaran televisi. Katanya, pada tanggal 29 April, dihari yang sama saat terjadi ledakan, terowongan menuju Neutron akan dibuka dan secara resmi kota itu menjadi wisata kota mati. Lama juga waktu yang mereka butuhkan untuk memastikan kota itu sudah bersih dari virus zombie.
Awalnya Yeosang tidak berniat pergi ke sana, akan tetapi ajakan temannya tidak bisa ia hiraukan. Ditambah, Yeosang dipaksa untuk menceritakan bagaimana kehidupan kota Neutron sebelum ledakan terjadi oleh temannya tersebut.
Dan berakhirlah Yeosang di sini. Dengan pasrah diapit oleh Yunho dan Mingi. Menjadi satu-satunya makhluk kecil di antara dua teman tingginya itu. Kini mereka sedang mengantri tiket menuju kota. Ada dua jalur untuk masuk ke kota ini. Pertama, jalan masuk timur atau terowongan besar untuk akses dengan kendaraan. Kedua, jalan masuk barat atau terowongan kecil untuk akses pejalan kaki.
"Aku mau berjalan kaki," seru Yeosang saat melihat map perjalanan yang mereka dapatkan bersama dengan tiket masuk.
"Telat. Kita sudah masuk dalam kota dengan menggunakan mobil," balas Mingi, temannya yang bertugas menjadi sopir kemudi.
"Kita bisa memarkirkan mobil, omong-omong. Tersedia banyak tempat di sini." Yeosang kembali berseru. Pemuda itu menempati kursi penumpang belakang. Sedang kursi di samping kemudi adalah milik Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exile : Sansang ✔
Fanfiction𝐄-𝐏𝐎𝐑𝐓𝐀𝐋.𝐍𝐄𝐖𝐒 ㅡ Telah terjadi sebuah ledakan besar di kota Neutron, 𝐒𝐞𝐧𝐢𝐧 (𝟐𝟗/𝟒). Ledakan yang diduga berasal dari sebuah gudang penelitian itu mengakibatkan ribuan korban meninggal dan membuat hewan serta tumbuhan di sekitanya ma...