[Special december] Chapter 7

113 16 15
                                    

25 Desember...

Tak ada orang yang tidak tau apa yang spesial di hari itu.

Benda putih lembut menyelimuti kota.

Suhu rendah selalu siap menerkam di tiap detiknya.

Aku bisa merasakannya dengan jelas dari jendela rumah kecil Tuan Balsa.

Menatap betapa indahnya jalanan kota yang dihias dengan salju putih juga lampu warna-warni.

"Edgar."

Seseorang memanggil namaku.

Senyum yang dia kenakan selalu berhasil mengalahkan hawa dingin yang menyergap.

Lensa biruku menatapnya, merespon pada panggilannya.

"Bisa temani aku?"

Ucapnya sebelum menarikku keluar dari ruang kecil. 

Seperti seorang peterpan, menarik temannya menuju dunia penuh sihir miliknya.

==============

"Apa kau ingin membeli sesuatu, Tuan Balsa?"

Aku bertanya selagi menyusuri jalan kota yang padat akan pejalan kaki.

Dia mengangguk padaku.

"Tidak mungkin kita keluar tanpa membeli sesuatu, kan?" [Luca]

"...tapi aku tidak membawa uang." [Edgar]

"Oh, itu tidak perlu, Edgar. Justru karena kau tidak membawanya, jadi alasanku membeli sesuatu." [Luca]

"Jadi Tuan Balsa yang akan membayar?" [Edgar]

"Uh-huh, begitulah." [Luca]

"Maksud Tuan Balsa... kita sedang berkencan?" [Edgar]

Tuan Balsa terkejut mendengarku.

"Edgar... tidak seru kalau kau menebaknya terlalu cepat. Bukan kejutan, kan jadinya."

Tuan Balsa mencubit hidungku dengan lembut.

Gemas sendiri denganku yang cepat menebak sesuatu.

"Nah, kita sudah sampai."

Tuan Balsa berhenti tepat di depan suatu toko fashion.

Dimana dia berniat membeli baju hangat untukku.

Kami berjalan bersama ke dalam toko, melihat kesana kemari, mencari sesuatu yang menarik.

Sempat aku iseng melihat harga tiap barang yang di pampang.

Cukup mahal sampai membuat lensaku terbuka lebar.

"Tuan Balsa." [Edgar]

"Oh, Edgar, apa kau sudah menemukan yang kau sukai?" [Luca]

"Bukan--aku tidak ingin memberatkan Tuan Balsa hanya karena ini." [Edgar]

Lantas dia hanya tersenyum.

Tangan kanannya jatuh di pipiku.

"Aku tidak keberatan membayar semahal apapun untukmu, Edgar."

"Ini bentuk rasa sayangku padamu."

"Aku juga sudah memikirkan hal ini jauh-jauh hari. Maka dari itu, kau tak perlu khawatir."

Ucapannya barusan seketika memanaskan wajahku.

Dia orang yang begitu baik, bahkan aku sampai berpikir terlalu baik untuk kumiliki.

Lost Memories (LucaxEdgar) || Identity V FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang