"mungkin bagi kalian tidak tapi bagi orang lain iya"
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Tari yang sedari tadi hanya melamun di dalam kamarnya tak mengira kalau kedua kakaknya Sekarang ada di dalam kamarnya.
"Tari gimana lukanya"perkataan Aflan membuat Tari tersentak dari lamunannya.
"Udah Tari obatin"jawan tari acuh tak berniat menoleh kepada kedua kakaknya.
"Mau ketemu ayah?"tanya Erik
"Udah ketemu"jawab tari dan beranjak berdiri dari balkon kamarnya.
"Tari udah ketemu ayah kok, ayah tadi ke kamar tari terus marah.."menjedanya sebelum melanjutkan perkataannya"ayah marah karna kalian babakbelur"lanjutnya sambil tersenyum kepada kedua kakaknya.
"Kenapa marah ke kamu?"Aflan yang heran kenapa feno memarahi tari yang jelas jelas bukan salahnya.
"Karna aku penyebab kalian babakbelur"tari yang sudah duduk di atas kasur langsung kembali melamun.
"Kamu gak salah tari"Erik yang tak setuju jika tari di salahkan.
"Di mata kalian aku emang gak salah tapi di mata bunda dan ayah aku salah"ucap tari sangat pelan namun masih bisa di dengar oleh mereka.
"Aku mau tidur kak mending kalian keluar"Aflan, Erik yang mendengar tari yang ingin tidur mereka langsung saja kelaur.
Tari yang melihat pintu kamarnya sudah di tutup oleh kakaknya membuat dia bernafas lega.
"Ingin sekali aku berteriak di depan kalian kalau tanpa kalian sadari setiap saat aku selalu tersakiti"air mata yang sudah mengalir membuat tari langsung terduduk di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM
General FictionDiam adalah jalan satu satunya yang terbaik untukku merenungkan semua tanda tanya yang tiba" muncul di benakku. Diam adalah suatu ungkapan yang tak bisa di lontarkan di depan semua orang. Diam adalah cara untuk ku merendam amarah ini. Diam adalah ca...