III

709 124 14
                                    

Mata yang sempat terpejam itu kini perlahan terbuka, mengerjapkan mata indahnya untuk menyesuaikan cahaya ruangan. Tangannya memegang kepala yang tiba-tiba pusing disertai ringisan kecil.

"Udah sadar"

Pelangi menolehkan kepalanya kaget.

"Lo....?"

"Minum dulu" ujarnya memberikan segelas air putih. Dengan ragu Pelangi menerimannya.

Setelah minum, gelas itu ia taruh di samping nakas.

"Kenalin saya Langit, tadi kita belum sempat kenalan" ujarnya mengulurkan tangan.

Kenapa basa gue jadi kaku gini anjir-batinnya.

Pelangi tak bergeming dia menatap uluran tangan itu ada rasa takut dan tidak yakin, lagipula Pelangi tak pernah dekat dengan laki-laki selain Chandra dan papanya.

"Tenang saja Saya bukan orang jahat kok" ujarnya mengganti kata 'gue' diganti 'Saya', cowok itu mengulurkan tangannya.

"Pelangi" ujarnya membalas. Langit tersenyum kala uluran tangannya dibalas oleh gadis itu.

"Tadi gue kenapa, kok bisa ada di sini?".

"Kamu diserempet motor, tapi yang nabrak kamu kabur. Tadi saya gak sengaja ngeliat kerumunan nah saya ngeliat korbannya itu kamu, terus saya bawa kesini" jelas Langit.

Pelangi mangut-mangut paham, tapi ada yang janggal difikirkannya.

Cklek.

Seorang Dokter masuk kedalam ruangan mengecek keadaan Pelangi yang kini terduduk.

"Gimana keadaan temen saya dok?" tanya Langit.

"Pasien hanya mengalami luka ringan di siku dan di betisnya hanya perlu dikasih salep aja, untuk kepala... saya rasa tidak ada yang serius hanya saja nanti pasien sering pusing karena kebentur pas jatuh tapi gak papa tidak usah kuatir nanti saya kasih resep untuk obatnya" jelas Dokter.

"Pasien sudah dibolehkan pulang" ujarnya.

"Makasih Dok".

"Sama-sama saya permisi dulu".

***

Langit dan Pelangi kini tengah berjalan dikoridor rumah sakit, keduanya habis beli salep sama obat, keduannya kini menuju parkiran rumah sakit. Keheningan menyelimuti keduannya tidak ada yang ingin memulai percakapan, hanya suara-suara orang yang sedang berlalu lalang.

"Aduh" ringisan kecil keluar dari bibir Pelangi.

Sikunya tak sengaja tersenggol lengannya Langit karena cowok itu tadi sempat menyingkir memberika jalan perawat-perawat yang tengah tergesa-gesa membawa korban kecelakaan.

"Eh kamu gak papa?" tanya Langit refleks.

Pelangi mendongak lalu menggeleng. "Gak papa kok santey aja".

Langit menghembuskan nafas lega. "Oh ya rumah kamu mana?. Biar saya antar sampai rumah" ujar Langit.

Pelangi menatap kosong kedepan cewek itu sedang resah memikirkan sesuatu, dia merasa ada yang janggal dan kurang, apa mungkin ini efek dari benturan tadi makannya otaknya tersumbat.

Kenapa otak gue jadi lemot gini sih-batinnya.

"Hey! Kamu baik-baik aja kan" ujar Langit melambaikan tangannya didepan wajah Pelangi.

Pelangi tersentak. "Eh hah? Oh em gue baik-baik aja kok".

"Berarti daritadi saya nanya kamu, kamu gak dengar?" tanya Langit.

Still With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang