Kehidupan kampus yang penuh dengan lika-liku ini menceritakan perjalanan Nayla dan Kevan dalam mencari jati diri masing-masing. Awalnya, hubungan mereka dipenuhi oleh rasa benci dan ketidaksukaan. Setiap kali bertemu, tidak ada sapaan yang terucap, bahkan sebuah senyuman pun terasa mustahil. Mereka tidak hanya mengabaikan satu sama lain, tetapi juga seolah-olah tidak mengakui keberadaan masing-masing. Namun, seiring berjalannya waktu dan berbagai peristiwa yang mereka alami bersama, perlahan-lahan jarak di antara mereka mulai mencair, dan hubungan mereka berkembang menjadi lebih dekat dan penuh pengertian.