Jatuh cinta dan menjadi pengagum rahasia gurunya bukanlah keinginan seorang Binara Dineschara. Tetapi, tatapan dan senyuman milik sang guru sungguh mengalihkan dunianya seketika. Tidak pernah Nara melihat tatapan mata seteduh telaga dan lengkungan senyum semenawan bulan sabit di malam hari seperti milik seorang Laksamana Airlangga. Bagi Nara, Pak Langga adalah khayalannya sebelum tidur. Mimpinya saat tertidur. Dan tujuannya saat terbangun. Tetapi cinta dan kekagumannya terpaksa ia pendam jauh di lubuk hatinya demi kenyamanan sang guru. Karena menjadi pengagum rahasia tanpa Pak Langga ketahui saja sudah lebih dari cukup. Mencintai sendirian tanpa memaksa untuk dicintai balik. Sesederhana itu saja. Namun, akankah Pak Langga tetap menjadi khayalan dan mimpi Nara semata. Ataukah akan menjadi tujuannya yang nyata ia raih? . . . "𝕶𝖎𝖙𝖆 𝖕𝖚𝖓𝖞𝖆 𝖈𝖎𝖓𝖙𝖆. 𝕿𝖆𝖕𝖎 𝖉𝖚𝖓𝖎𝖆 𝖕𝖚𝖓𝖞𝖆 𝖙𝖆𝖐𝖉𝖎𝖗."
1 part