"Na, nikah, yuk?" tanyaku di sore hari yang absurd. Setelah kami berdua bermain bulu tangkis dan sedang beristirahat. Aku pikir ia akan menyemburkan minumannya saat pertanyaan gila itu keluar dari bibirku. Sebaliknya, ia tersenyum dan menatapku lembut. "Oke." Aku tidak pernah menemukan orang segila ini, kecuali aku dan suamiku sendiri. *** Jika mencintai tidak membutuhkan alasan, apakah pernikahan juga? Seharusnya begitu. Namun, mengapa Aisy memikirkan alasan orang seperti Nasa menikahinya? la tidak pernah berkeinginan menemukan kelebihannya sendiri. la lupa. Padahal sejak dulu ia yang menginginkan seseorang seperti Nasa menjadi suaminya. Padahal ia yang selalu berdoa pada Tuhan agar Nasa melihatnya. Padahal ia yang terus mencari perhatian Nasa. Padahal ia yang mengajak Nasa untuk menikah. Dan, begitulah Tuhan memberinya alur cerita yang indah. Namun, mengapa ia masih mempertanyakan kesempurnaan? . . . Tasyayouth-Okt 2022 All Rights Reserved
8 parts