Setelah kematian ibu, ketiga bersaudara itu harus menghadapi dunia tanpa sosok yang selama ini menjadi cahaya dalam hidup mereka. Yudhistira, sang sulung, kini harus mengemban beban berat sebagai kepala keluarga, menggantikan posisi sang ibu yang telah tiada. Ia berusaha keras untuk menjaga rumah dan masa depan kedua adiknya, meski di dalam hatinya ada keraguan yang mendalam. Nakula, yang cerdas dan keras kepala, merasa terasing dan terbelenggu akan kesedihan. Sementara Sadewa, si bungsu, yang penuh dengan impian dan harapan, merasa kesepian karena tidak ingin menjadi beban. Ini adalah kisah tentang pengorbanan, penerimaan, dan kekuatan ikatan keluarga. Sebuah perjalanan yang mengajarkan bahwa meskipun kegelapan datang menghampiri, selalu ada cahaya yang bisa ditemukan, bahkan di tempat yang paling tak terduga. ❝Sadewa, kematian adalah satu hal yang tidak bisa ditebak kapan terjadinya. Bisa hari ini, besok, ataupun hari berikutnya. Kematian hanya bisa dinanti dan ditunggu. Kamu harus siap kapanpun itu terjadi. Di samping itu, kematian akan selalu meninggalkan kesan menyakitkan, yaitu rasa kehilangan. Kamu boleh sedih, tapi jangan sampai kesedihan itu merenggut semua kebahagiaan mu. Kemudian ingat! kamu tidak benar benar kehilangan. Sosoknya memang sudah tidak lagi bisa di genggam, namun kenangannya akan selalu tersimpan di sini. Di dalam perasaanmu.❞ ©aethernai, 2024