Semua duka dan luka yang Catra terima sampai hari bak musim dingin yang berlangsung lebih dari satu dekade. Catra sendiri tak pernah tahu kapan musim dingin itu bermula dan dengan egoisnya mencoba untuk menjadi kekal. Untuk berharap bahwa musim panas akan datang, rasanya Catra sudah tak bisa. Ia pun mulai malas untuk mengharapkan musim dingin ini dapat tergantikan. Perlahan-lahan Catra bisa menerima semuanya dengan lapang dada. Walaupun tak dipungkiri, kalau Tuhan mau memberi musim panas yang lebih panjang dari musim dingin ini, Catra akan menerima dengan senang hati. Lalu apakah musim panas itu akan datang sungguhan? Atau sekadar angan-angan yang tak kesampaian?